mengorganisasikan dunia yang abstrak ini menjadi dunia yang koheren dan beraturan serta mempunyai makna. Eriyanto, 2002 : 100
Panggilan berita yang mendalam adalah untuk memenuhi tanggung jawab pers dalam menyajikan berita secara jujur, adil dan berimbang juga pada akhirnya
berguna pula untuk memberikan perspektif terhadap peristiwa yang disiarkan konsep berita sekarang tidak hanya menyajikan fakta-fakta, tetapi lebih dari itu
ialah memberikan perspektif untuk memenuhi tuntutan jurnalistik baru yang berkembang dewasa ini. Tebba, 2005 : 143
2.1.3 Ideologi Institusi Media
Media berperan mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya dipahami, bagaimana realitas itu dijelaskan dengan cara tertentu kepada khalayak.
Pendefinisian tersebut bukan hanya pada peristiwa, melainkan juga aktor-aktor sosial. Diantara berbagai fungsi dari media dalam mendefinisikan realitas, fungsi
pertama dalam ideologi adalah sebagai mekanisme integrasi sosial. Media disini berfungsi menjaga nilai-nilai kelompok dan mengontrol bagaimana nilai-nilai
kelompok itu dijalankan Eriyanto, 2002 : 122 Pertimbangan ideologis suatu media massa biasanya ditentukan oleh latar
belakang pendiri atau pemiliknya, baik itu latar belakang agama maupun nilai- nilai yang dihayati. Tetapi pertimbangan ideologis itu bukan hanya agama,
melainkan juga nilai-nilai yang dihayati, seperti kemanusiaan, kebangsaan dan sebagainya. Setiap kali terjadi peristiwa yang terkait dengan nilai-nilai tersebut
maka hal itu menjadi dasar pertimbangan untuk menyiarkannya. Tebba, 2005 : 152
Media membantu kelompok domain menyebarkan gagasannya, mengontrol kelompok lain dan membentuk konsensus antara anggota komunitas.
Lewat media lah, ideologi domain, apa yang baik apa yang buruk di mapankan. Media sekedar saluran yang bebas, ia juga subyek yang mengkontruksi realitas,
lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakan nya. Seperti di katakan Tony Bennett dalam Eriyanto, 2001 media di pandang sebagai agen konstruksi sosial
yang mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya. Dalam pandangan kritis , media juga di pandang sebagai wujud dari pertarungan ideologi antara
kelompok-kelompok yang ada dalam masyarakat. Disini media bukan sarana yang netral yang menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa
adanya tetapi kelompok dan ideologi yang domain itulah yang akan tampil dalam pemberitahuan. Eriyanto, 2001 : 36
Media disini dipandang sebagai instrumen ideologi, melalui mana satu kelompok menyebarkan pengaruh dan dominasinya kepada kepentingan dan
pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama dan seimbang. Media justru menjadi subyek yang mengkontruksi realitas berdasarkan
penafsiran dan definisinya sendiri untuk disebarkan kepada masyarakat. Media berperan dalam mendefinisikan realitas. Kelompok dan ideologi dominan lah
yang biasanya berperan dalam hal ini. Sudibyo, 2001 : 55 Media masa sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan, agama, seni dan
kebudayaan merupakan bagian dari alat kekuasaan negara yang bekerja secara
ideologis guna membangun kepatuhan khalayak terhadap kelompok yang berkuasa. Media bisa menjadi sarana penyebaran ideologi penguasa, alat
legitimasi dan kontrol atau wacana publik. Namun media juga bisa menjadi alat resistensi terhadap kekuasaan. Media bisa menjadi alat untuk membangun kultur
dan ideologi dominan bagi kepentingan kelas dominan sekaligus juga menjadi instrumen perjuangan bagi kaum tertindas untuk membangun kultur dan ideologi
tendingan. Sobur, 2001 : 30
2.1.4 Teori Penjaga Gerbang Gatekeeper Theory