Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas

2.1.2 Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas

Berita merupakan nyawa dari media massa. Keberadaannya media massa. Baik pada awal kelahirannya, masa perkembangannya, maupun sampai pada di era kejayaannya sekarang ini sehingga memasuki era informasi, bukan saja penting tetapi juga sangat menentukan arah peradaban umat manusia. Pareno, 2005 :2. Berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti suatu berita setidaknya mengundang dua hal, yaitu peristiwa dan jalan cerita. Jalan cerita tanpa ada peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita. Tebba, 2005:55 Berita juga produk dari konstruksi dan pemaknaan atas realitas. Pemaknaan seseorang atas suatu realitas bisa jadi berbeda dengan orang lain, yang tentunya menghasilkan “realitas” yang berbeda. Apabila ada perbedaan antara berita dan realitas yang sebenarnya maka tidak di anggap sebagai kesalahan, tetapi memang seperti itulah pemaknaan mereka tas suatu yang relitas Eriyanto, 2002 : 27. Berita-berita yang disajikan media kepada khalayak pembaca merupakan hasil konstruksi dari suatu realitas tertentu. Peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa tentunya melalui proses penyelesaian terlebih dahulu. Hanya peristiwa yang memenuhi khalayak informasi yang akan menjadi berita. Peristiwa yang layak untuk dijadikan berita akan diangkat oleh media massa kemudian ditampilkan pada khalayak. Berita adalah rekonstruksi fakta sosial yang diceritakan sebagai wacana fakta media. Perspektif konstruksi melihat realitas tak terbuka diteliti langsung, lebih merupakan cermin suatu kenyataan yang hanya dapat dikonstruksi pikiran. Konstruksi ini berisi kesepakatan pemahaman, komunikasi inter subyektif, andil sejumlah pihak, serta pengalaman dan inter prestasi bersama terhadap makna. Karena konstruksi fakta bersifat simbolik, maka bentuknya lebih discursive, yakni dinyatakan melalui teks atau wawancara. Siahaan, 74 : 2001 Berita pada dasarnya dibentuk lewat proses aktif dari pembuat berita. Peristiwa yang kompleks dan tidak beraturan disederhanakan dan dibuat bermakna oleh pembuat berita. Semua proses tersebut melibatkan proses lewat skema inter prestasi dari pembuat berita. Eriyanto, 2002:91. Penelitian dalam level produksi berita, seringkali di pusatkan pada proses pembentukan berita Newsroom. Newsroom disini dipandang bukan sebagai ruang yang hampa, netral dan seakan-akan hanya menyalurkan informasi yang didapat, tak lebih tak kurang. Proses pembentukan berita sebaliknya adalah proses yang rumit dan banyak yang berpotensi untuk mempengaruhi. Sudibyo, 2001: 7 Proses produksi berita adalah proses seleksi. Seleksi ini adalah dari wartawan di lapangan, yang akan memilih mana peristiwa yang penting atau tidak, mana peristiwa yang akan diberikan dan mana yang tidak, setelah berita itu ke Redaktur, akan diseleksi lagi dengan menekan bagian mana yang perlu di kurangi dan bagian mana yang di tambah. Pandangan ini mengandaikan seolah- olah ada realitas yang benar-benar riil yang ada di luar diri wartawan. Realitas yang riil itulah yang akan diseleksi oleh wartawan untuk kemudian di bentuk dalam sebuah berita. Berita dihasilkan dari pengetahuan dan pikiran, bukan karena ada realitas obyek yang berada di luar, melainkan karena orang akan mengorganisasikan dunia yang abstrak ini menjadi dunia yang koheren dan beraturan serta mempunyai makna. Eriyanto, 2002 : 100 Panggilan berita yang mendalam adalah untuk memenuhi tanggung jawab pers dalam menyajikan berita secara jujur, adil dan berimbang juga pada akhirnya berguna pula untuk memberikan perspektif terhadap peristiwa yang disiarkan konsep berita sekarang tidak hanya menyajikan fakta-fakta, tetapi lebih dari itu ialah memberikan perspektif untuk memenuhi tuntutan jurnalistik baru yang berkembang dewasa ini. Tebba, 2005 : 143

2.1.3 Ideologi Institusi Media

Dokumen yang terkait

INTERFERENSI BAHASA ASING PADA IKLAN LOWONGAN PEKERJAAN DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI BULAN MEI 2010 INTERFERENSI BAHASA ASING PADA IKLAN LOWONGAN PEKERJAAN DI SURAT KABAR KOMPAS EDISI BULAN MEI 2010.

0 0 12

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS.

0 3 47

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 ).

0 0 119

PEMBINGKAIAN BERITA BAILOUT CENTURY (Studi Analisis Framing Tentang Bailout Century Pada Sidang Paripurna SPR di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

1 2 100

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas).

0 0 102

PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos).

1 3 115

PILKADA SERENTAK DALAM BERITA (Analisis Isi Berita Pilkada Serentak pada Surat Kabar Jawa Pos dan Surat Kabar Kompas Periode Oktober - Desember 2015).

0 0 10

KATA PENGANTAR - PEMBINGKAIAN BERITA RUU NIKAH SIRI DI SURAT KABAR KOMPAS DAN JAWA POS (Studi Analisis Framing RUU Nikah Siri di Surat Kabar Kompas dan Jawa Pos)

0 0 17

Pembingkaian Berita Isu Reshuffle Kabinet (Studi Analisis Framing Berita Isu Reshuffle Kabinet di Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas)

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG SKANDAL M. NAZARUDDIN ( Analisis Framing Berita tentang M. Nazaruddin pada Surat Kabar Jawa Pos dan Kompas Edisi 25-31 Juli 2011 )

0 0 20