60
di Surabaya sejak lama dan bahkan mendominasi pasar Surabaya Pos. banyak strategi yang dilakukan Jawa Pos untuk mencapai kondisi seperti ini diantaranya
dengan ingin menjadi surat kabar yang melakukan hal-hal baru pertama kalinya di Indonesia seperti terbit 24 halaman per hari menjadi surat kabar pertama yang
terbit di hari libur nasional serta muncul dengan ukuran kecil tanpa mengurangi isi ketika krisis moneter terjadi di Indonesia.
Salah satu hal yang benar-benar membuat kelompok Jawa Pos menjadi sebuah kelompok medis yang sangat besar adalah dengan adanya JPNN Jawa Pos News
Networking. JPNN ini dibentuk sebagai salah satu sarana untuk menampung berita dari seluruh daerah di Indonesia dan untuk keperluan sumber berita
berbagai media cetak yang berada dalam satu naungan dengan kelompok Jawa Pos. Hal ini menyebabkan berita di satu daerah di luar Surabaya tidak perlu
dikerjakan layoutnya di Surabaya dan berita tersebut dapat dikerjakan di kota bersangkutan lalu hasilnya dikirimkan ke JPNN untuk diambil oleh redaksi yang
ada di Surabaya. Saat ini dikirimkan ke JPNN untuk diambil oleh redaksi yang ada di Surabaya. Saat ini dimana masanya media On-line sedang berkembang
Jawa Pos juga tidak mau ketinggalan untuk ikut berpartisipasi dengan memberikan fasilitas Jawa Pos yang bisa diakses melalui internet dengan alamat
situs : www.jawapos.co.id
.
4.2 Hasil dan Pembahasan
4.2.1 Analisis Data Berita Kompas
4.2.1.1 Judul : 33 Mobil Hangus dan Dirusak, Sabtu 22 Mei 2010
Struktur sintaksis, yang menunjukkan gambaran berita ini adalah
61
headline, Dari headline di atas sudah menunjukkan bahwa ada kerusuhan yang
terjadi di Mojokerto, namun dari judul tersebut belum jelas kerusuhan tersebut ditimbulkan oleh apa atau siapa. Kompas mencoba menerangkan bahwa situasi
sedang tidak aman karena kekacauan dan rusuh. Headline digunakan untuk menunjukkan bagaimana wartawan mengkonstruksi suatu isu, seringkali dengan
menekankan makna tertentu lewat pemakaian tanda tanya untuk menunjukkan suatu perubahan. Namun Kompas tidak menggunakan lead dalam berita ini,
Kompas langsung mendeskripsikan inti permasalahannya pada isi berita. Sedangkan dalam latar informasi Kompas memberikan keterangan tentang
sebab dari kerusuhan tersebut adalah sebagai reaksi massa yang tidak setuju atas keputusan Komisi Pemilihan Umum KPU Kabupaten Mojokerto menolak
pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Dymyati Rosyid – M. Karel karena tidak lolos tes kesehatan. Serta menjelaskan tentang akibat dan berbagai kerusakan
yang ditimbulkan dari kerusuhan tersebut. Hal ini terlihat jelas dalam teks yang menunjukkan situasi yang ditimbulkan dalam kerusuhan tersebut.
“Sekitar 150 massa yang mengoptimalkan Lembaga Pemberdayaan Rakyat LPR Mojokerto mendatangi gedung DPRD Mojokerto,
terjadi insiden, massa dari LPR Mojokerto saling dorong dan kemudian saling pukul dengan 230 polisi. Massa melemparkan bom
Molotov ke arah tempat parkir dan mobil serta polisi. Sebanyak 33 mobil rusak, salah satu diantara mobil yang dirusak adalah Honda
Accord berwarna hitam, mobil dinas Walikota Mojokerto. Sejumlah kaca gedung DPRD pecah kena lemparan.”
Dalam teks berita tersebut tidak digunakan pengutipan dari sumber berita tak ada pernyataan dari sumber berita maupun dari tokoh tertentu, dalam isi berita
Kompas mencoba mendeskripsikan suasana kerusuhan tersebut dengan
62
menjelaskan kronologis sebab akibat yang ditimbulkan. Kompas menjelaskan isi berita yang sederhana namun dapat dimengerti oleh pembaca.
Dalam struktur Skrip, yang ada pada berita ini memuat elemen wacana
who yaitu massa yang menolak Keputusan Pemilihan Umum KPU kabupaten Mojokerto yang menolak pasangan calon bupati dan wakil bupati Dimyati Rosyid
– M. Karel menyebabkan kerusuhan. Unsur what yaitu kerusuhan yang terjadi di Mojokerto serta akibat-akibat yang ditimbulkan. Unsur why karena reaksi massa
yang tidak setuju dengan keputusan Komisi Pemilihan Umum KPU kabupaten Mojokerto, mereka marah dan menimbulkan kerusuhan di Mojokerto. Unsur
when menampilkan tanggal awal kerusuhan tersebut terjadi yaitu hari Jum’at, tanggal 21 Mei 2010 pukul 09.00 WITA. Unsur where yaitu di Mojokerto. Dan
unsur how disebutkan massa merusak dan membakar mobil dinas dan pribadi serta menyebabkan aparat keamanan juga mengalami korban luka di Mojokerto.
Jadi berita tersebut cukup lengkap dan telah memenuhi unsur 5W + 1H.
“ Tahapan pemilihan kepala daerah kabupaten Mojokerto,Jawa Timur, diwarnai amuk massa, jumat 215 dengan membakar dan merusak 33
mobil melukai puluhan orang, termasuk polisi.hingga Jumat malam Polisi menangkap 103 unjuk rasa.
Dari struktur tematik, terdapat 2 tema yang diangkat dari berita ini.
Kedua tema tersebut semuanya mengarah pada situasi kerusuhan yang ditimbulkan akibat reaksi massa yang menolak Keputusan Komisi Pemilihan
Umum KPU. Tema pertama adalah mengenai kerusakan mobil-mobil dinas dan pribadi serta merusak sejumlah kaca gedung DPRD. Hal ini diterangkan dalam
elemen wacana detail. Detail di atas berusaha memberikan penjelasan, bahwa teks berita tersebut
63
menerangkan dengan jelas semua urutan kejadian yang ditimbulkan akibat kerusuhan yang dilakukan oleh massa yang menolak Keputusan Pemilihan Umum
KPU. Hal ini didukung pada paragraf pertama, paragraf ketiga, keempat dan kelima.
Tema kedua terdapat pada pemberitaan tentang penyebab kerusuhan tersebut. Hal ini terlihat pada koherensi penjelas yang dibangun oleh Kompas
dengan menampilkan rentang reaksi massa yang tidak puas dengan keputusan Komisi Pemilihan Umum KPU tersebut yang menimbulkan kerusuhan dari
kelompok-kelompok tertentu.
Pada struktur retoris, dari wacana berita tersebut menggambarkan pada
unsur leksikon yang digunakan oleh Kompas dan cenderung di ulang-ulang. Hal ini terlihat pada paragraf pertama yang memberitakan akibat yang ditimbulkan
dalam peristiwa kerusuhan tersebut, yaitu pada kata massa merusak. Kalimat tersebut juga ada di paragraf 3 dan 4, dengan menggunakan pilihan gaya bahasa
yang sama dengan paragraf pertama. Pada unsur grafis terdapat bagian tulisan yang dibuat lain dengan
pemakaian huruf tebal yang diletakkan dalam tabel. Bagian ini menekankan pada kronologis kisruh Pilkada mulai dari amukan massa yang mendatangi gedung
DPRD Mojokerto. Tabel tersebut mendukung dari berita utama, agar khalayak pembaca juga mengetahui bagaimana proses terjadinya kerusuhan.
Sedangkan unsur metafora yang digunakan oleh Kompas terdapat dalam kata “amuk”, ini mengartikan bahwa dalam keputusan Komisi Pemilihan Umum
KPU dengan reaksi masyarakat yang tidak puas dengan keputusan hukum
64
tersebut, maka masyarakat tersebut menunjukkan kekecewaan mereka dengan merusak kantor DPRD kabupaten Mojokerto. Serta kata “penyerbuan” yang
mengartikan bahwa massa sudah siap dan terfokus pada titik yang sudah ditentukan untuk segera melakukan kerusuhan.
Dari Frame berita ini, Kompas dalam pemberitaan nya lebih
menekankan pada pemicu dan kronologis kerusuhan pemilihan kepala daerah. Kompas tidak mengangap kerusuhan pilkada Mojokerto sebagai salah satu insiden
pilkada terbesar yng terjadi belakangan ini.
Tabel 1. Judul Kompas : 33 Mobil Hangus dan Rusak Elemen Strategis
Penulisan Sintaksis Kompas
memaparkan 33
mobil hangus dan rusak dalam head linenya.Sedangkan sub headlinenya kompas
menuliskan pilkada Mojokerto tetap sesuai jadwal, 103 pengujuk rasa ditangkap.
Skrip Massa yang tergabung dalam Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat saling dorong mendorong dengan polisi dan kemudian saling pukul dengan 230 polisi.Massa
melemparkan bom molotov ke arah tempat parkir dan mobil serta polisi.Sebanyak 33 mobil rusak,dan sejumlah
kaca gedung DRRD pecah kena lemparan batu. Tematik
Situasu kerusuhan yang ditimbulkan akibat reaksi massa yang menolak keputusan komisi Pemilihan UmumKPU
: Kerusakan mobil-mobil dinas dan pribadi serta pengerusakan kaca gedung DPRD dan penyebab
kerusuhan.
Retoris Kompas menjelaskan
bahwa pemicu kekerasan pada pemilihan kepala daerah antara lain :
Kandidat gagal verifikasi
65
Manipulasi daftar pemilu
Pertemuan dua kubu pendukung kandidat
Politik uang
Kecurangan dalam perhitungan suara
kekalahan kandidat
Kekalahan gugatan terhadap pelaksanaan pilkada
4.2.1.2 Judul Kompas : Pilkada Mojokerto Jalan Terus