TQM Pendidikan Total Quality Management TQM

24 e. Harapan yang selalu berlebihan dan tidak realitis. Perlu waktu lama dalam pengiriman karyawan untuk mengikuti pelatihan, untuk mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru, bahkan sering kali perubahan tersebut memakan waktu lama untuk sampai terasa pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas dan daya saing perusahaan. f. Empowerment yang bersifat prematur. Perusahaan mengira dan memberikan pelatihan dan wewenang baru, karyawan tersebut akan menjadi self-dirrected dan memberikan hasil- hasilnya yang positif, sebenarnya perlu diberitahukan sasaran dan tujuan yang jelas agar tidak salah dalam melakukan sesuatu. Beberapa penyebab kegagalan penerapan TQM tersebut dapat dijadikan pertimbangan sebelum memulai menerapkan TQM dalam organisasi agar memperoleh hasil yang diharapkan dalam konteks budaya learning organization dalam suatu perencanaan strategi jangka panjang.

2.4.5. TQM Pendidikan

Menurut M. Jusuf Hanafiah, dkk 1994: 4, mendefinisikan Total Quality Management adalah suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. Sedang yang dimaksud dengan Pengeloaan Mutu Total 25 PMT Pendidikan tinggi adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu berkesinambungan sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan baik masa kini maupun yang akan datang. Menurut Vincent Gaspersz 2003: 376, proses Pendidikan Tinggi adalah suatu peningkatan secara terus menerus yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, sampai kepada ikut bertanggungjawab untuk memuaskan pengguna lulusan perguruan tinggi. Menurut Husaini Usman 2002 ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu : a. Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input-input analisis yang tidak konsisten. b. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. c. Peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim. Adapun sistem Total Quality Management dalam bidang pendidikan yang terdapat pelanggan internal dosen, karyawan, mahasiswa dan 26 pelanggan external orangtua mahasiswa, alumni, masyarakat, dunia kerja diaplikasikan pada gambar berikut : UMPAN BALIK Penelusuran siswa KSA Input Output Outcomes Umpan balik Ext. Cust Inter. Cust Ext. Cust Sumber : Vincent Gaspersz, 2003 hal 377 Gambar 2.2. Sistem TQM Dalam Bidang Pendidikan Hubungan-hubungan dalam gambar 2.2. dijelaskan sebagai berikut: 1. Pelanggan khususnya mahasiswa baru mendapatkan pengujian proses belajar mengajar dari dosen yang diaplikasikan pada pengetahuan Knowledge, ketrampilan Skill, sikap Attitude dan disamping itu biaya, peralatan, dan metode. 2. Mahasiswa melakukan proses pembelajaran hingga pada akhirnya dapat lulus dan menjadi lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing di bursa kerja. MABA Dosen Proses belajar mengajar Tenaga kerja Lulusan yg berkualitas 27 3. Pengguna exsternal akan memberikan umpan balik apabila mereka merasa puas dengan kinerja lulusan tersebut. 4. Sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna lulusan itu dapat dikembangkan ide-ide kreatif untuk mendesain ulang kurikulum atau memperbaiki proses pendidikan tinggi yang ada pada saat ini.

2.5. Akreditasi