STUDI ANALISIS PERBAIKAN MUTU SECARA BERKESINAMBUNGAN PADA MAGISTER AKUNTANSI PASCASARJANA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.
“VETERAN” JAWA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
0613010215/FE/EA
OSCAR TULUS PERDANA SIHOTANG
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
(2)
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR Disusun oleh:
0613010215 / FE / EA Oscar Tulus Perdana Sihotang
Telah dipertahankan dihadapan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 22 Oktober 2010
Pembimbing: Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Dwi Suhartini, Maks
Drs. Ec. H. Munari, MM Sekretaris
Drs. Ec. Eko Riyadi, Maks Anggota
Dra. Ec. Dwi Suhartini, Maks
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
NIP. 030 202 389
(3)
i
karunia serta bimbingannya, sehingga penulisan skripsi yang saya buat sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi, jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul: “Studi Analisis Perbaikan Mutu Secara Berkesinambungan Pada Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”
Tentunya dalam proses penulisan ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam hal ini secara khusus peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, M.P selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sekaligus Dosen Pembimbing Utama yang telah sabar memberikan waktu, tenaga dan pikiran
(4)
ii
5. Ibu Dra. Ec. Dwi Suhartini, M. Aks, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan kerelaanya telah membimbing dan memberikan petunjuk-petunjuk yang sangat berguna sehingga dapat terselesainya skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya segenap Dosen Jurusan Akuntansi yang telah membekali peneliti pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga untuk kelancaran penelitian ini.
7. Terima kasih kepada Kaprogdi Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim beserta seluruh staf yang telah membantu kami selama penelitian berlangsung.
8. Secara khusus dengan rasa hormat menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak, Mama, Benny, Jose, dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan penelitian ini.
(5)
iii
Surabaya, Agustus 2010
(6)
iv
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2.Fokus Penelitian 7 1.3.Perumusan Masalah 7
1.4.Tujuan Penelitian 8 1.5.Manfaat Penelitian 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu 9
2.2 Landasan Teori 11
2.2.1.Pengertian Akuntansi Manajemen 11
2.2.2.Persamaan dan Perbedaan 12
(7)
v
2.4.2.Prinsip TQM 19
2.4.3.Manfaat TQM 20
2.4.4.Faktor Penyebab Kegagalan TQM 22
2.4.5.TQM Pendidikan 24
2.5.Akreditasi 27
2.5.1.Pengertian Akreditasi 27
2.5.2.Standar Elemen dan Penilaian Akreditasi Perguruan Tinggi 29 BAB III : METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 35
3.2. Lokasi Penelitian 36
3.3. Penentuan Informan 36
3.4. Sumber dan Jenis Data 37
3.5. Teknik Pengumpulan Data 38
3.6. Analisis Data 41
3.7. Keabsahan Data 42
BAB IV : GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
4.1. Gambaran Ojek Penelitian 46
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Visi, Misi, dan Sasaran, serta Strategi Pencapaian 50
5.2. Kemahasiswaan dan Lulusan 57
(8)
vi
6.2. Saran 75
(9)
vii Tabel 1: Desain Studi
(10)
viii
Gambar 2.1 Manfaat Total Quality Manajemen.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Program Studi Pascasarjana.
Gambar 2.2 Sistem Total Quality Manajemen dalam Bidang Pendidikan.
Gambar 1 Gedung Pasca Sarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
Gambar 2 Tata Letak Gedung Pasca Sarjana.
Gambar 3 Ruang Direktur Pasca Sarjana. Gambar 4 Tempat Penyimpanan Dokumen.
Gambar 5 Ruang Ketua Program Studi Magister Akuntansi.
Gambar 6 Ruang Tunggu Dosen dan Ruang Administrasi Pasca Sarjana. Gambar 7 Ruang Pantry Pasca Sarjana.
Gambar 8 Ruang Sidang 1 Pasca Sarjana. Gambar 9 Ruang Balkon Pasaca Sarjana. Gambar 10 Kotak Saran BPM Pasca Sarjana.
Gambar 11 Alat Absensi Tenaga Kependidikan UPN Gambar 12 Ruang Musholla Pasca Sarjana.
Gambar 13 Ruang Sekretariat Alumni UPN Gambar 14 Suasana Ruang Kerja TU. Gambar 15 Sistem Alur BPM Pasca Sarjana. Gambar 16 Suasana Ruang Seminar Pasca Sarjana.
(11)
ix Lampiran 1 : Reduksi data dan Analisis. Lampiran 2 : Visi dan Misi Progdi Maksi.
Lampiran 3 : Rekapitulasi Mahasiswa Progdi Magister Akuntansi. Lampiran 4 : Daftar Lulusan Progdi Magister Akuntansi.
Lampiran 5 : Daftar Nama Dosen Tetap Progdi Magister Akuntansi. Lampiran 6 : Daftar Nama Dosen Tidak Tetap Progdi Magister Akuntansi. Lampiran 7 : Struktur Organisasi Program Studi Pascasarjana.
(12)
x
STUDI ANALISIS PERBAIKAN MUTU SECARA BERKESINAMBUNGAN PADA MAGISTER AKUNTANSI PASCASARJANA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
OLEH :
Oscar Tulus Perdana Sihotang
ABSTRAK
Perkembangan dalam mutu pendidikan saat ini sangat ditentukan dari usaha-usaha apa saja yang telah dilakukan Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh usaha yang telah dilakukan Pascasarjana Magister Akuntansi dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan. Metode Penelitian dalam skripsi ini adalah kualitatif, yang didapat dari langkah observasi langsung ke Program Studi Magister Akuntansi mendapatkan dokumen-dokumen dan interview kepada informan kunci dan semua pemegang kepentingan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Studi Magister Akuntansi UPN “Veteran” telah melakukan pembenahan pada kurikulum, proses pembelajaran, mengembangankan IT, menjalin kerjasama dengan organisasi lain, membenahi sumber daya manusia, termasuk mengadakan studi banding ke universitas lain, dan telah melakukan sosialisasi (visi, misi, dan tujuan) guna untuk memperbaiki mutu program studi, serta telah mewajibkan mahasiswa mengikuti praktek kerja lapangan (PKL), sering diadakan seminar, dan sering diadakan diskusi atau presentasi dikelas agar untuk memperbaiki mutu program studi, dan memberikan akomodasi transport bagi dosen yang lulus test beasiswa S3, sering diadakan lokakarya dosen, seminar dosen, dan memberikan pelatihan bagi tenaga kependidikan, dan sedikit memaksa tenaga kependidikan untuk melakukan pembukuan dengan excel dan tidak menggunakan manual lagi guna untuk memperbaiki mutu program studi.
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kualitas merupakan faktor fundamental yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya, karena hanya perusahaan yang menghasilkan produk bermutu prima yang memiliki kesesuaian dengan konsumen yang dapat memenangkan persaingan. Untuk menjamin dihasilkannya produk yang berkualitas maka manajemen mutu harus mewarnai proses kerja mulai dari perencanaan hingga produksi, bahkan sampai pelayanan purna jual.
Menurut Wollner (1992) seperti yang dikutip oleh Kurnianingsih dan Indriantoro (2001: 29), didalam pemanufakturan yang maju, Total Quality Management atau manajemen mutu total merupakan salah satu cara yang sering kali digunakan oleh perusahaan manufaktur dalam rangka meningkatkan kepusaan konsumen, kepuasan karyawan, dan produktivitas.
Menurut Tjiptono dan Diana (2001: 4), Total Quality Management dalam dunia pendidikan adalah merupakan cara mengelola lembaga pendidkan berdasarkan filosofi bahwa peningkatan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.
(14)
Dari ilustrasi tersebut diatas, dapat dikemukakan bahwa dengan pendekatan Total Quality Management diharapkan pendidikan akan dapat dihasilkan lulusan yang bermutu, menjaga mutu serta selalu meningkatkan mutu pendidikan.
Mutu institusi perguruan tinggi merupakan totalitas keadaan dan karakteristik masukan, proses dan produk atau layanan institusi perguruan tinggi yang diukur dari sejumlah standar sebagai tolok ukur penilaian untuk menentukan dan mencerminkan mutu institusi perguruan tinggi. (www.ban-pt.depdiknas.go.id)
Menurut Vincent Gaspersz (2003: 376), proses Pendidikan Tinggi adalah suatu peningkatan secara terus menerus yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, sampai kepada ikut bertanggungjawab untuk memuaskan pengguna lulusan perguruan tinggi.
Penilaian mutu dalam rangka akreditasi institusi perguruan tinggi harus dilandasi oleh standar yang lengkap dan jelas sebagai tolok ukur penilaian tersebut, dan juga memerlukan penjelasan operasional mengenai prosedur dan langkah-langkah yang ditempuh, sehingga penilaian itu dapat dilakukan secara sistemik dan sistematis. (www.ban-pt.depdiknas.go.id
Akreditasi merupakan salah satu bentuk penilaian (evaluasi) mutu dan kelayakan institusi perguruan tinggi atau program studi yang dilakukan oleh organisasi atau badan mandiri di luar perguruan tinggi. Bentuk penilaian mutu eksternal yang lain adalah penilaian yang berkaitan
(15)
dengan akuntabilitas, pemberian izin, pemberian lisensi oleh badan tertentu. Ada juga pengumpulan data oleh badan pemerintah bagi tujuan tertentu, dan survei untuk menentukan peringkat (ranking) perguruan tinggi. (www.ban-pt.depdiknas.go.id)
Akreditasi juga merupakan suatu proses dan hasil. Sebagai proses, akreditasi merupakan suatu upaya Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi untuk menilai dan menentukan status kualitas institusi perguruan tinggi berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Sebagai hasil, akreditasi merupakan status mutu perguruan tinggi yang diumumkan kepada masyarakat. (www.ban-pt.depdiknas.go.id
Akreditasi dalam dunia pendidikan perguruan tinggi menurut Badan Areditasi Nasional Perguruan Tinggi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan berdasarkan kriteria yang bersifat terbuka.
)
Lulusan perguruan tinggi dengan akreditasi baik kini sangatlah dibutuhkan oleh mayoritas perusahaan. Beberapa perusahaan mempunyai penilaian tersendiri terhadap calon pegawai yang memiliki ijasah dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang berakreditasi baik. Kategori akreditasi baik yaitu bernilai A. Hal itu berdampak pada penerimaan pegawai suatu perusahaan, sekalipun calon pegawai tersebut mempunyai nilai IPK cum laude.
(16)
Konsekuensi lembaga pendidikan baik Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta bila tidak terakreditasi adalah tidak diijinkan mengeluarkan ijazah bagi setiap lulusannya
Adapun pencapaian standart dan penilaian akreditasi guna meningkatkan mutu pendidikan menurut kebijakan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) 2008 diantaranya:
a. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran.
b. Tata pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu.
c. Kemahasiswaan dan Kelulusan. d. Sumberdaya Manusia.
e. Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik. f. Pembiayaan, Prasarana, Sarana, dan Sistem Informasi.
g. Penelitian, Pelayanan / Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerjasama.
Berdasarkan uraian dari standar dan penilaian akreditasi diatas, maka ada hubungan antara Total Quality Manajemen dengan akreditasi adalah terletak pada salah satu unsur dari Total Quality Manajemen yang sangat berpengaruh pada peningkatan akreditasi. Unsur tersebut adalah perbaikan mutu secara berkesinambungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas penjaminan mutu. Sehingga mampu memperbaiki
(17)
posisi persaingan, serta mampu meningkatkan lulusan yang berkompeten. (www.ban-pt.depdiknas.go.id)
Sebagai objek penelitian yang dipilih oleh peneliti dalam penerapan standar dan penilaian akreditasi yang terurai diatas adalah Program Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Lulusan yang diharapkan dari Program Magister Akuntansi yang dapat ditempuh selama 18 bulan setelah menyelesaikan 13 mata kuliah dengan beban 42 SKS ini yaitu memiliki keahlian yag berkualitas secara teoritis dan konseptual serta implementasinya dalam bentuk ketrampilan praktis sesuai dengan praktek akuntansi yang terus berkembang, kematangan kompetensi personal yang adaptif, komunikatif, tahan uji dan memiliki morality integrity, dan berkemampuan menggunakan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan.
Konsentrasi yang ditawarkan oleh Program Magister Akuntansi ini adalah: Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Manajemen, dan Akuntansi Keuangan. Semua jurusan dalam Program Magister Akuntansi ini bertujuan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi profesional dalam menjalankan pekerjaannya yang baik.
Berdasarkan permasalahan diatas maka, peneliti memilih jenis penelitian kualitatif. Artinya data yang digunakan merupakan data kualitatif yaitu tidak menggunakan data atas angka-angka, melainkan berupa pesan verbal (tulisan) yang diperoleh dengan langkah penelitian.
(18)
Langkah penelitian yang dilakukan peneliti yaitu observasi dan interview kepada beberapa pihak yang terkait didalam peningkatan akreditasi Program Magister Akuntansi tersebut, diantaranya: Kepala Program Magister, Tenaga Pengajar (Dosen), Mahasiswa, Pegawai Tata Usaha. Sedangkan observasi atau pengamatan langsung di lapangan yakni dengan menggunakan langkah mengikuti perkuliahan Program Magister Akuntansi dimana sekaligus memantau sejauh mana keefektifitan sumber daya manusia (tenaga pengajar), pembelajaran mahasiswa Program Magister Akuntansi, serta penggunaan sarana dan prasarana yang semua itu mengarah pada peningkatan kualitas penjaminan mutu Perguruan Tinggi secara umum, dan Program Magister Akuntansi secara khususnya. (http://pasca.upnjatim.ac.id/?l=nemN3C5N3C5)
Semua hal tersebut nantinya akan mengarah pada perolehan sertifikasi penghargaan ISO, dimana ISO memberikan jaminan mutu kepada pelanggan dan dapat mendukung terciptanya manajemen mutu yang baik, mulai dari perencanaan mutu sampai pada terciptanya produk atau jasa yang berkualitas.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini diberi judul “Studi Analisis Perbaikan Mutu Secara
Berkesinambungan Pada Magister Akuntansi Pascasarjana
(19)
1.2. Fokus Penelitian
Observasi secara umum telah dilakukan pada Program Studi (Progdi) Magister Akuntansi (Maksi) Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dan yang menjadi kajian dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada pemahaman bagaimana usaha yang telah dilakukan dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan.
Khususnya terkait dengan hal: 1. Visi dan Misi
2. Kemahasiswaan dan Kelulusan. 3. Sumberdaya Manusia.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dikemukakan, perumusan masalahnya: “Bagaimana usaha yang telah dilakukan Progdi Maksi Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan?
Khususnya terkait dalam hal: 1. Visi dan Misi.
2. Kemahasiswaaan dan Kelulusan. 3. Sumberdaya Manusia.
(20)
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh usaha yang telah dilakukan Progdi Maksi Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan.
Khususnya terkait dalam hal: 1. Visi dan Misi.
2. Kemahasiswaan dan Kelulusan. 3. Sumberdaya Manusia.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian akan memiliki manfaat praktis dan teoritis, adapun uraiannya sebagai berikut:
a. Secara praktis penelitian ini akan memberikan informasi, ide atau gagasan mengenai usaha yang telah dilakukan dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan pada Progdi Maksi Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
b. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah dan memperluas wawasan keilmuan khususnya tentang standar dan penilaian akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) terhadap peningkatan kualitas mutu dan akreditas Progdi Maksi Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(21)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Dalam menunjang penelitian ini, maka didukung oleh penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini:
1. Chandandeep Singh dan Kuldeep Sareen
a) Judul: “Efektivitas Standar ISO 9000 di India Lembaga Pendidikan: Sebuah Survey”.
b) Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah sistem manajemen mutu benar-benar mendorong perbaikan terus-menerus dalam lembaga pendidikan? 2) Apa motif di balik lembaga-lembaga pendidikan sertifikasi? c) Kesimpulan.
1) Sebagian besar lembaga jasa sewa konsultan eksternal
membutuhkan waktu kurang dari satu tahun untuk sertifikasi. 2) Motif utama pelaksanaan dokumentasi lembaga pendidikan standar
ISO 9000 di India meningkat dan catatan pemeliharaan lebih baik. 3) Membuktikan bahwa ISO 9000 ini sangat bermanfaat bagi sistem,
(22)
2. S. Karapetrovic, D. Rajamani, W. Willborn
a) Judul: “Sistem Mutu ISO 9001: Sebuah Interprestasi untuk Universitas”.
b) Permasalahan dari penelitian ini adalah:
Apakah sistem mutu ISO 9001 sangat terinterprestasi untuk Universitas?
c) Kesimpulan.
Sistem kualitas dan konsep ISO 9001 sangat terinterprestasi untuk Universitas.
3. Supardi dan M. Natsir
a) Judul: “Analisis Kebutuhan Pengembangan Madrasah di Kota Mataram dalam Menghadapi Akreditasi Madrasah”.
b) Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Apa sajakah kelemahan Madrasah dalam meningkatkan status akreditasi?
2) Bagaimanakah pengembangan madrasah di Mataram dalam menghadapi akreditasi?
3) Apa langkah yang ditempuh untuk meningkatkan kualitas mutu madrasah?
(23)
c. Kesimpulan.
1) Akreditasi diharapkan mampu mendorong madrasah untuk menyediakan layanan pendidikan yang bermutu,setidaknya sesuai dengan SPM yang ditetapkan Pemerintah.
2) Apabila tidak terakreditasi maka lembaga pendidikan tidak diijinkan mengeluarkan ijasah bagi setia lulusannya.
3) Madrasah dapat mengenal secara objektif jati dirinya, atau mengenal potensi-potensi yang dimilikinya dan kelemahan-kelemahannya dalam penyelenggaraan pendidikan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Akuntansi Manajemen
Menurut Hansen dan Mowen (2004: 4), sistem informasi manajemen (management accounting information system) adalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dengan prosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.
Menurut Supriyono (1987: 44), seperti yang dikutip oleh Kamarudin (2005: 4), akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka
(24)
melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian, dan pengarahan serta pengendalalian.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi merupakan suatu mekanisme kontrol organsisasi dan alat yang efektif dalam menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi dari berbagai aktivitas yang dapat dilakukan.
2.2.2. Persamaan dan Perbedaan
Menurut Ray. H Garisson (1997: 20), persamaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan adalah :
1. Keduanya mengandalkan pada sistem informasi akuntansi.
Dalam akuntansi manajemen banyak menggunakan data akuntansi keuangan yang dihasilkan atau disediakan secara rutin, meskipun akuntansi manajemen meluas dan menambah data ini.
2. Baik akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen sangat mengandalkan atas pertanggungjawaban, atau pengurusan.
Akuntansi keuangan berkepentingan dengan pengurusan atas perusahaan sebagai suatu keseluruhan, akuntansi manajemen berkepentingan dengan pengurusan atas pangsa dalam perusahaan itu. Dan kepentingan atau
(25)
perhatian ini menjangkau orang terakhir dalam organisasi yang memiliki tanggung jawab atas biaya.
Perbedaan akuntansi manajemen dengan akuntansi keuangan oleh Hansen dan Mowen (2004: 9), dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengguna (Targeted User).
Akuntansi manajemen difokuskan pada penyediaan informasi kepada pengguna internal sedangkan akuntansi keuangan memiliki fokus pada penyediaan informasi kepada pengguna eksternal.
2. Pembatasan pada masukan dan proses.
Akuntansi manajemen bukan merupakan subyek bagi prinsip akuntansi. SEC dan FASB menetapakan prosedur akuntansi keuangan yang harus jelas dan terbatas. Hanya peristiwa-peristiwa ekonomi tertentu yang dijadikan masukan dan prosesnya harus mengikuti metode yang diterima umum. Sedangkan pada akuntansi manajemen tidak mempunyai lembaga khusus yang mengatur format, isi, dan aturan dalam memilih masukan serta proses dalam menyusun laporan keuangan.
3. Jenis informasi.
Pembatasan dalam akuntansi keuangan cenderung menghasilkan laporan yang objektif dan informasi keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Bagi akuntansi manajemen informasinya dapat berupa informasi keuangan dan non keuangan serta dapat bersifat subyektif.
(26)
4. Orientasi waktu.
Akuntansi memiliki orientasi historis. Fungsinya dalam mencatat dan melaporkan kegiatan-kegiatan yang terjadi meskipun akuntansi manajemen mencatat dan melaporkan kejadian yang telah terjadi tetapi juga orientasi pada masa yang akan datang karena akan digunakan untuk mendukung fungsi manajerial dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
5. Tingkat agregrasi.
Akuntansi manajemen menyediakan ukuran dan laporan internal yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, lini produk, departemen dan manajerial. Intinya, informasi yang sangat terinci dibutuhkan dan disediakan. Dilain pihak akuntansi keuangan memfokuskan pada kinerja pada perusahaan secara keseluruhan, yang memberikan sudut pandang yang lebih luas.
6. Keluasan.
Akuntansi manajemen jauh lebih luas daripada akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen meliputi aspek-aspek manajerial, rekayasa industri, manajemen ilmiah dan juga bidang-bidang yang lain.
2.3. Tujuan Utama Informasi Akuntansi Manajemen
Menurut Hansen dan Mowen (2004: 9), tujuan utama dari sistem akuntansi manajemen adalah :
(27)
1 Menyediakan informasi yang digunakan dalam penghitungan biaya jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2 Menyediakan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian dan pengevaluasian, dan perbaikan secara berkelanjutan.
3 Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
2.4. Total Quality Management (TQM) 2.4.1. Pengertian TQM
Menurut Tjiptono dan Diana (2001: 4), untuk memudahkan pemahamannya, pengertian TQM dibedakan dalam dua aspek. Aspek pertama menguraikan apa TQM itu, dan aspek kedua membahas bagaimana tercapainya. Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan hubungan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya.
Menurut Goetsh dan Davis (1994: 14-18), seperti yang dikutip Tjiptono dan Diana (2001: 15-18), yang membedakan TQM dengan pendekatan-pendekatan lainnya dalam menjalankan usaha adalah komponen bagaimana komponen ini memiliki sepuluh unsur utama TQM, yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut :
(28)
1 Fokus pada pelanggan.
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
2 Obsesi terhadap kualitas.
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, penentu akhir kualitas pelanggan internal dan eksternal. Dengan kualitas yang ditetapkan tersebut, organisasi harus terobsesi untuk memenuhi atau melebihi apa yang telah ditentukan. Hal ini berarti bahwa semua karyawan pada setiap level berusaha melaksanakan setiap aspek pekerjaannya berdasarkan perspektif “bagaimana kita dapat melakukan dengan lebih baik?”.
3 Pendekatan ilmiah.
Pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan TQM, terutama untuk mendesain pekerjaan dan dalam proses pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan demikian data diperlukan dan dipergunakan dalam menyusun patok duga (benchmark), memantau prestasi, dan melaksanakan perbaikan.
(29)
4 Komitmen jangka panjang.
TQM merupakan suatu paradigma baru dalam melaksanakan bisnis. Untuk itu dibutuhkan budaya perusahaan yang baru pula. Oleh karena itu komitmen jangka panjang sangat penting guna mengadakan perubahan budaya agar penerapan TQM dapat berjalan dengan sukses.
5 Kerjasama tim (team work).
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, kerjasama tim, kemitraan dan hubungan dijalin dan dibina baik antar karyawan perusahaan maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga pemerintah, dan masyarakat sekitarnya.
6 Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
Setiap produk atau jasa dihasilkan dengan menafaatkan proses-proses tertentu didalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada perlu diperbaiaki secara terus menerus agar kualitas yang dihasilkan dapat meningkat.
7 Pendidikan dan pelatihan.
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan merupakn faktor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan didorong untuk terus belajar. Dalam hal ini berlaku prinsip bahwa belajar merupakan proses yang tidak ada akhirnya dan tidak mengenal batas usia. Dengan
(30)
belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian profesionalnya.
8 Kebebasan yang terkendali.
Dalam TQM keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah merupakan unsur yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur tersebut dapat meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan tanggung jawab karyawan terhadap keputusan yang telah dibuat. Selain itu unsur ini juga dapat memperkaya wawasan dan pandangan dalam suatu keputusan yang diambil, karena pihak yang terlibat lebiih banyak.
9 Kesatuan tujuan.
Supaya TQM dapat diterapkan dengan baik maka perusahaan harus memiliki kesatuan tujuan. Dengan demikian setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi kesatuan tujuan ini tidak berarti bahwa harus selalu ada persetujuan atau kesepakatan antara pihak manajemen dan karywan mengenai upah dan kondisi kerja.
10Adanya keterlibatan dan pemberdayaaan karyawan.
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam penerapan TQM. Pemberdayaan bukan sekedar melibatkan karyawan tetapi juga melibatkan mereka dengan memberikan pengaruh yang sangat berarti. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun pekerjaan yang memungkinkan para karyawan untuk mengambil
(31)
keputusan mengenai perbaikan proses pekerjaannya dalam parameteer yang ditetapkan dengan jelas.
2.4.2. Prinsip TQM
Total Quality Management merupakan suatu konsep yang berupaya melaksanakan kualitas kelas dunia. Untuk itu diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Menurut Hensler dan Brunell dalam Scheuing dan Christoper (1993: 165-166), seperti yang dikutip Tjiptono dan Diana (2001: 14-15), ada empat prinsip utama dalam TQM. Keempat prinsip tersebut antara lain :
a. Kepuasan pelanggan.
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketetapan waktu. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasi untuk memuaskan pelanggan.
b. Respek Terhadap Setiap Orang.
Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas tersendiri
(32)
yang unik. Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
c. Manajemen Berdasarkan Fakta.
Perusahaan kelas dunia beriorentasi pada fakta. Maksudnya bahwa setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan (feeling).
d. Perbaikan berkesinambungan.
Agar dapat sukses, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara sistematis dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act), yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
2.4.3. Manfaat TQM
Keuntungan yang didapat perusahaan kerena menyediakan barang dan jasa berkualitas, baik berasal dari pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah, adalah meningkatkan profitabilitas dan
(33)
pertumbuhan perusahaan. Manfaat Total Quality Manajemen dapat digambarkan sebagai berikut :
Sumber: Nasution, 2001 hal 42 Gambar 2.1. Manfaat Total Quality Management
Hubungan-hubungan dalam gambar 2.1. dijelaskan sebagai berikut:
1. Pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelayanan-pelayanan dengan kebutuhan barang dan jasa.
2. Penelitian pemasaran menidentifikasikan kebutuhan tersebut dan mendefinisikan dalam hal kualitas.
3. Pelanggan menganggap produk perusahaan lebih berkualitas dari pada pesaing. P E R B A I K A N M U T U Memperbaiki Posisi Persaingan Meningkatkan keluaran yang bebas dari kerusakan
Meningkatkan pangsa pasar Harga yang lebih tinggi (tetapi masih dalam tarif
yang wajar) Mengurangi biaya operasi Menghasilkan penghasilan Meningkatkan laba
(34)
4. Karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang relatif tinggi daipada harga pesaing.
5. Karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut dianggap memiliki nilai yang relatif lebih tinggi.
6. Nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar. 7. Berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi
pelanggan lebih baik daripada para pesaing.
8. Efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya, yaitu dengan memproduksi produk yang dibutuhkan secara benar sejak pertama kali.
9. Penurunan biaya digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas akan menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada pesaing.
10. Gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar, dan biaya digabungkan untuk menciptakan profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
2.4.4. Faktor Penyebab Kegagalan TQM
Menurut Tjiptono dan Diana (2001: 19), dijelaskan beberapa kesalahan yang sering dilakukan oleh organisasi pada saat memulai inisiatif perbaikan kualitas, antara lain :
(35)
a. Delegasi dan kepentingan yang tidak baik dari manajemen senior.
Inisiatif dalam perbaikan kualitas secara berkesinambungan seharusnya dinilai dari pihak manajemen dimana mereka harus terlibat secara langsung dalam pelaksanaanya, bila didelegasikan kepada pihak lain, maka peluang terjadinya kegagalan sangat besar.
b. Team mania.
Organisasi perlu membentuk tim yang melibatkan karyawan untuk menunjang dan membutuhkan kerja sama tim. Dengan adanya tim perlu ada pemahaman yang baik terhadap perannya masing-masing baik manajemen maupun karyawan.
c. Proses penyebarluasan.
Pengembangan inisiatif kualitas tanpa secara berbarengan mengembangkan rencana untuk menyatukan kedalam seluruh elemen organisasi (misal:operasi, pemasaran, dan lain-lain).
d. Menggunakan pendekatan yang terbatas dan dogmatis.
Banyak perusahaan-perusahaan yang hanya menggunakan prinsip-prinsip dari pakar-pakar, padahal pendekatan tersebut merupakan satu pendekatan yang cocok unruk segala situasi. Bahkan para pakar mendorong organisasi untuk menyesuaikan program mereka dengan kebutuhan organisasi.
(36)
e. Harapan yang selalu berlebihan dan tidak realitis.
Perlu waktu lama dalam pengiriman karyawan untuk mengikuti pelatihan, untuk mengimplementasikan perubahan-perubahan proses baru, bahkan sering kali perubahan tersebut memakan waktu lama untuk sampai terasa pengaruhnya terhadap peningkatan kualitas dan daya saing perusahaan. f. Empowerment yang bersifat prematur.
Perusahaan mengira dan memberikan pelatihan dan wewenang baru, karyawan tersebut akan menjadi self-dirrected dan memberikan hasil-hasilnya yang positif, sebenarnya perlu diberitahukan sasaran dan tujuan yang jelas agar tidak salah dalam melakukan sesuatu.
Beberapa penyebab kegagalan penerapan TQM tersebut dapat dijadikan pertimbangan sebelum memulai menerapkan TQM dalam organisasi agar memperoleh hasil yang diharapkan dalam konteks budaya learning organization dalam suatu perencanaan strategi jangka panjang.
2.4.5. TQM Pendidikan
Menurut M. Jusuf Hanafiah, dkk (1994: 4), mendefinisikan Total Quality Management adalah suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi, yang mengutamakan kepentingan pelanggan. pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu. Sedang yang dimaksud dengan Pengeloaan Mutu Total
(37)
(PMT) Pendidikan tinggi adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu berkesinambungan sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan baik masa kini maupun yang akan datang.
Menurut Vincent Gaspersz (2003: 376), proses Pendidikan Tinggi adalah suatu peningkatan secara terus menerus yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, sampai kepada ikut bertanggungjawab untuk memuaskan pengguna lulusan perguruan tinggi.
Menurut Husaini Usman (2002) ada tiga faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yaitu :
a. Kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan educational production function atau input-input analisis yang tidak konsisten.
b. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik.
c. Peran serta masyarakat khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat minim.
Adapun sistem Total Quality Management dalam bidang pendidikan yang terdapat pelanggan internal (dosen, karyawan, mahasiswa) dan
(38)
pelanggan external (orangtua mahasiswa, alumni, masyarakat, dunia kerja) diaplikasikan pada gambar berikut :
UMPAN BALIK
Penelusuran siswa KSA
Input Output Outcomes
Umpan balik Ext. Cust Inter. Cust Ext. Cust
Sumber : Vincent Gaspersz, 2003 hal 377
Gambar 2.2. Sistem TQM Dalam Bidang Pendidikan
Hubungan-hubungan dalam gambar 2.2. dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelanggan khususnya mahasiswa baru mendapatkan pengujian proses belajar mengajar dari dosen yang diaplikasikan pada pengetahuan (Knowledge), ketrampilan (Skill), sikap (Attitude) dan disamping itu biaya, peralatan, dan metode.
2. Mahasiswa melakukan proses pembelajaran hingga pada akhirnya dapat lulus dan menjadi lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing di bursa kerja.
MABA
Dosen
Proses belajar mengajar
Tenaga kerja Lulusan yg
(39)
3. Pengguna exsternal akan memberikan umpan balik apabila mereka merasa puas dengan kinerja lulusan tersebut.
4. Sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna lulusan itu dapat dikembangkan ide-ide kreatif untuk mendesain ulang kurikulum atau memperbaiki proses pendidikan tinggi yang ada pada saat ini.
2.5. Akreditasi
2.5.1. Pengertian Akreditasi
Akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini pendidikan tinggi) oleh pihak di luar lembaga pendidikan itu sendiri. Mengingat adanya berbagai pengertian tentang hakikat perguruan tinggi (Barnet, 1992), maka kriteria akreditasi pun dapat berbeda-beda. Barnet menunjukkan, bahwa setidak-tidaknya ada empat pengertian atau konsep tentang hakikat perguruan tinggi: 1. Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified
manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya.
(40)
2. Perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/prestasi penelitian anggota staf. Ukuruan masukan dan keluaran dihitung dengan jumlah staf yang mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitiannya (baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional), atau jumlah dana yang diterima oleh staf atau oleh lembaganya untuk kegiatan penelitian, ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah yang diakui oleh pakar sejawat (peer group).
3. Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelola pendidikan yang efisien. Dalam pengertian ini perguruan tinggi dianggap baik jika dengan sumber daya dan dana yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya (throughput) semakin besar.
4. Perguruan tinggi sebagai upaya memperluas dan mempertinggi pengkayaan kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang ditawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan perguruan tinggi.
Perguruan tinggi di Indonesia merupakan campuran yang mengandung unsur-unsur dari keempatnya, oleh karena itu sistem akreditasi BAN-PT memperhatikan konsep dasar tersebut.
(41)
2.5.2. Standar Elemen dan Penilaian Akreditasi Perguruan Tinggi
Setiap standar dideskripsikan dan dirinci menjadi elemen penilaian atau parameter. Adapun elemen dan penilaian sebagai parameter institusi perguruan tinggi diantaranya sebagai berikut:
1. Visi dan Misi
Standar ini merupakan standar yang mencerminkan mutu pengelolahan perguruan tinggi yang memiliki kelayakan arah masa depan yang jelas. Visi merupakan gambaran tentang masa depan yang dicita-citakan perguruan tinggi, yang dirumuskan secara jelas untuk diwujudkan dalam kurun waktu yang tegas, sedangkan misi adalah rumusan tugas pokok dan fungsi perguruan tinggi yang ditata secara sistematis. Untuk mewujudkan visinya, maka misi perguruan tinggi dinyatakan secara spesifik sebagai apa yang hendak dilaksanakan dalam penyelenggaraan program dan kegiatan akademik. Visi dan misi perguruan tinggi menjadi acuan utama dalam menentukan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, dengan rumusan yang jelas, spesifik, dapat diukur ketercapaiannya dalam kurun waktu yang ditentukan. Adapun elemen penilaiannya adalah:
a. Visi dan misi perguruan tinggi ditetapkan oleh lembaga normative perguruan tinggi.
(42)
2. Kemahasiswaan dan Lulusan
Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu mahasiswa dan kelulusan serta bagaimana seharusnya perguruan tinggi memperlakukan dan memberikan layanan pada mahasiswa dan lulusannya. Kemahasiswaan adalah segala urusan yang berkenaan dengan upaya perguruan tinggi untuk memperoleh mahasiswa yang berkualitas melalui sistem dan program rekrutmen, seleksi, pemberian layanan akademik, monitoring dan evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penelaahan kebutuhan dan kepuasan mahasiswa dan pemangku kepentingan sehingga mampu menghasilkan kelulusan yang bermutu dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pemangku kepentingan. Mahasiswa adalah kelompok pemangku kepentingan internal yang harus mendapatkan manfaat, dan sekaligus sebagai pelaku, proses pembentukan nilai tambah dalam penyelenggaraan kegiatan akademik yang berkualitas di perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan pembelajar yang membutuhkan pengembangan diri secara holistic yang mencakup unsure fisik, mental, dan kepribadian sebagai sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Oleh karena itu, selain layanan akademik, mahasiswa perlu mendapatkan layanan pengembangan minat dan bakat dalam bidang spiritual, seni budaya, olahraga, kepekaan sosial, pelestarian lingkungan hidup serta bidang
(43)
kreatifitas lainnya. Mahasiswa perlu memiliki nilai-nilai profesionalisme, kemmpuan adaptatif, kreatif, dan inovatif dalam mempersiapkan diri memasuki dunia profesi dan atau dunia kerja. Lulusan adalah status yang dicapai menyelesaikan proses pendidikan sesuai dengan persyaratan kelulusan yang ditetapkan oleh perguruan tinggi. Sebagai salah satu keluaran langsung dari proses pendidikan yang dilakukan oleh perguruan tinggi, lulusan yang bermutu memiliki cirri penguasaan kompetensi akademik termasuk hard skill dan soft skill. Sebagaimana dinyatakan dalam sasaran mutu serta dibuktikan dengan kinerja lulusan dimasyarakat sesuai dengan profesi dan bidang ilmu. Adapun elemen penilaian anatara lain:
a. Perguruan tinggi memiliki sistem rekrutmen dan seleksi mahasiswa baru yang menjadi mutu, ekuitas, aksesibilitas, dan menggunakannya secara konsisten dan efektif.
b. Perguruan tinggi mampu memberikan akses dan layanan kepada mahasiswa yang secara efektif dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan penalaran, minat dan bakat, bimbingan karier, dan kesejahteraan.
c. Perguruan tinggi memiliki kode etik mahasiswa, melakukan sosialisasi, dan menerapkan secara konsisten.
(44)
e. Perguruan tinggi memiliki sistem evaluasi untuk mencapai angka efisiensi edukasi yang ideal.
f. Perguruan tinggi memiliki mekanisme yang menjamin evaluasi hasil pelacakan lulusan yang digunakan sebagai umpan balik bagi institusi dalam menentukan kebijakan akademik.
g. Perguruan tinggi memiliki layanan untuk pengembangan karier dalam berbagai bentuk program yang memungkinkan terselenggaranya pendidikan sepanjang hayat bagi para lulusan.
3. Sumberdaya Manusia
Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu sumber daya manusia, serta bagaimana seharusnya perguruan tinggi memperlakukan dan memberikan layanan kepada sumber daya manusia. Sumber daya manusia perguruan tinggi adalah dosen dan tenaga pendukung yang mencakup pustakawan, laboran, teknisi, dan tenaga administrasi yang bertanggungjawab atas pencapaian sasaran mutu keseluruhan program tridharma perguruan tinggi. Dosen adalah komponen sumber daya utam yang merupakan pendidikan professional dan ilmuwan dengan tugas poko dan fungsi menstransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan dan menerapakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Dosen menentukan mutu penyelenggaraan akademik perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki
(45)
tenaga pendukung terdiri atas pustakawan, laboran, teknisi, dan staff administrasi dnegan kualifikasi dan kualitas kinerja, serta jumlah yang sesuai dnegan kebutuhan penyelenggaraan program-program studi yang ada di perguruan tinggi yang bersangkutan. Perguruan tinggi merencanakan dan melaksanakan program-program peningkatan mutu dosen dan tenaga kependidikan yang selaras dengan kebutuhan, untuk mewujudkan visi dan penyelenggaraan misinya perguruan tinggi menjalin hubungan kerjasama dengan perguruan tinggi lainnya untuk memperoleh dosen tidak tetap yang sangat dibutuhkan. Adapun elemen penilaiannya, antara lainnya:
a. Perguruan tinggi memiliki sistem pengelolaan sumber daya manusia yang mencakup sub-sub sistem perencanaan, rekrutmen dan seleksi, orientasi dan penempatan pegawai, pengembangan karier, penghargaan dan sanksi, remunerasi, pemberhentian pegawai, yang transparan dan akuntable, berbasis pada meritokrasi, keadilan, dan kesejahteraan.
b. Perguruan tinggi harus memiliki perencanaan yang lengkap tentang kecukupan kualifikasi dan jabatan akademik dosen.
c. Perguruan tinggi melakakukan survey kepuasaan dosen, pustakawan, laboran, teknisi, tenaga administrasi, dan tenaga pendukung terhadap sistem pengelolaan sumber daya manuasia untuk memperoleh umpan balik bagi perencanaan yang berkelanjutan.
(46)
d. Perguruan tinggi memilki tenaga kependidikan yang bersertifikat kompetensi bagi teknisi, laboran, analis, dan pustakawan.
(47)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Artinya data yang digunakan merupakan data kualitatif yaitu tidak menggunakan data atas angka-angka, melainkan berupa pesan verbal (tulisan).
Menurut Mulyana (2001: 155), metode kualitatif pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, dan analisis dokumen atau metode historis bersifat fundamental dan sering digunakan bersama-sama, seperti dalam studi kasus. Kaum positif menganggap pengamatan sebagai metode yang tidak andal (unrealiable). Menurut mereka, pengamatan yang berbeda mungkin melakukan pengamatan berbeda, dan konsekuensinya, menghasilkan kesimpulan penelitian yang berbeda pula. Sedangkan bagi penelitian kualitatif, isunya adalah keotentikan dan reliabilitas.
Menurut Efferin dkk (2004: 9), penelitian deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan sosial, atau hubungan. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan pendekatan yang menekankan pada deskripsi yang terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya.
(48)
Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang dihasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Bodgan dan Taylor dalam Moleong, 1995: 3)
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah kota Surabaya, Jawa Timur. Dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimanakah usaha yang telah dilakukan Pasca Sarjana Magister Akuntansi dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan. Lokasi pertama yang dipilih peneliti yakni Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Lokasi penelitian selanjutnya yakni Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Lokasi penelitian tersebut dipilih karena terkait dengan pencarian data, dan dimana sebagian besar dosen di Program Studi Akuntansi juga menjadi dosen Magister Akuntansi.
3.3. Penentuan Informan
Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan tekhnik
snowball sampling. Menurut Sumarsono (2004: 52), snowball sampling
adalah tekhnik penarikan sampel yang pada awalnya responden dipilih secara random dengan menggunakan metode non-probabilitas yang selanjutnya responden yang telah dipilih tersebut diminta untuk
(49)
memberikan informasi mengenai responden-responden lainnya sehingga diperoleh tambahan responden. Semakin lama kelompok responden tersebut semakin besar, ibarat bola salju yang jika menggelinding semakin lama semakin besar.
Informan merupakan individu yang memberikan informasi tentang sesuatu. Informan yang dipilih sebagai kunci dari penelitian ini adalah Ibu. Indrawati Yuhertiana selaku Ketua Program Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Selanjutnya, kepada informan-informan lain (Mahasiswa Program Magister Akuntansi, Dosen atau Tenaga Pengajar Program Magister Akuntansi, Tenaga Kependidikan, dan Lulusan) yang oleh peneliti dianggap berhubungan langsung dalam penentu atau penunjang usaha yang telah dilakukan oleh Program Studi dalam meningkatkan kualitas mutu secara berkesinambungan.
3.4. Sumber dan Jenis Data
Unit analisis data penelitian ini pertama adalah informan kunci yaitu ketua program magister akuntansi dan yang kedua adalah informan yang meliputi: Mahasiswa Program Magister Akuntansi, Dosen atau Tenaga Pengajar Program Magister Akuntansi, Tenaga Kependidikan, dan Lulusan.
Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau
(50)
narasumber. Menurut Bungin (2005: 122), data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan semua informan yang telah ditentukan.
Menurut Bungin (2005: 122), data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang sudah ada atau disusun oleh pengurus program magister akuntansi, seperti visi dan misi program magister akuntansi, sejarah program magister akuntansi, struktur organisasi dalam program magister akuntansi.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pertama yang digunakan adalah wawancara mendalam terhadap para informan. Dengan teknik ini akan digali bagaimanakah usaha yang telah dilakukan Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan.
Sehingga diharapkan mengungkap baik pengalaman dan pengetahuan eksplisit maupun yang tersembunyi di balik itu, termasuk informasi yang berkaitan dengan masa lampau sekarang maupun harapan dan cita-cita para pelaku program magister akuntansi terhadap kemajuan pendidikan serta peningkatan kualitas mutu akreditasi di kemudian hari.
(51)
Dengan demikian penelitian sebagai instrument dituntut bagaimana membuat informan lebih terbuka dan leluasa dalam memberikan informasi atau data, untuk mengemukakan pengetahuan dan pengalamannya terutama yang berkaitan dengan informasi sebagai jawaban terhadap permasalahan penelitian, sehingga terjadi sebuah diskusi, obrolan santai, spontanitas dengan subjek peneliti sebagai pemecah masalah dan peneliti sebagai pemancing timbulnya permasalahan agar muncul wacana detail. Teknik wawancara dilaksanakan oleh peneliti pada bulan Juni – Juli 2010. Disini wawancara diharapkan berjalan secara terbuka, bicara apa saja, namun tetap dalam garis besar yang terstruktur (arah jawaban terhadap permasalahan penelitian).
Teknik kedua digunakan adalah observasi dengan terjun langsung ke lapangan pada tanggal 8 Mei 2010 dan 20 Mei 2010, yakni dengan menggunakan langkah mengikuti perkuliahan Program Magister Akuntansi dimana sekaligus memantau sejauh mana keefektifitan sumber daya manusia (tenaga pengajar), pembelajaran mahasiswa Program Magister Akuntansi.
Observasi tersebut dapat dimulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actualiting), pengawasan (controlling).
Teknik ketiga yakni dokumentasi dilakukan pada 01 Juni - 02 Juli 2010 bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti penelitian yang dilakukan pada Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Pembangunan
(52)
Nasional “Veteran” Jawa Timur. Selain itu setiap kegiatan peneliti didokumentasikan dan dilaporkan dalam penelitian ini.
Semua yang didengar dan dilihat oleh peneliti sebagai aktivitas observasi ketika para responden atau informan melakukan kegiatan ini, diceritakan kembali atau dicatat sehingga merupakan data atau informan yang berasal dari wawancara.
Ada tiga teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Wawancara mendalam.
Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan dengan struktur ketat, tetapi dengan pernyataan yang semakin memfokus pada permasalahan sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Kelonggaran semacam ini mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya, terutama yang berkenaan dengan usaha-usaha apa saja yang telah dilakukan Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan. Teknik wawancara semacam ini dilakukan dengan semua informan yang ada pada khususnya kepada informan kunci.
b. Observasi.
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan cara observasi partisipan untuk mengamati berbagai kegiatan yang berkenaan dengan
(53)
usaha-usaha apa saja yang telah dilakukan Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan.
c. Dokumentasi.
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan bukti-bukti penelitian yang dilakukan pada Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Dokumentasi yang dilaporkan peneliti dalam bentuk file dokumen publik (sumber Tata Usaha), kumpulan hasil rekaman wawancara dan foto kegiatan keseharian dalam Pasca Sarjana. Semuanya tersaji dalam lampiran.
3.6. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang di wawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Dikutip dari Sugiyono (2005: 91-99), Miles and Humberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus-menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data:
(54)
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.
2. Data Dispay (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam hal ini Miles dan Humberman (1984) menyatakan yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3. Conclusion Drawing / Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Humberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
3.7. Keabsahan Data
Dalam setiap penelitian memerlukan standar untuk melihat derajat kepercayaan atas kebenaran dari hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif standar tersebut dengan keabsahan data:
1. Derajat Kepercayaan (Kredibility)
Uji kredibility atau kepercayaan terhadap data penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, dan triangulasi.
a. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan wawancara lagi dengan sumber data yang
(55)
pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dan nara sumber akan semakin terbentuk repport, semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk repport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian. Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh itu setelah dicek kembali di lapangan benar atau tidak, berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
b. Meningkatkan ketekunan.
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direka secara pasti dan sistematis. Dalam peningkatan ketekunan penelitian dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sitematis tentang apa yang diamati.
(56)
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi teknik pengumpulan data, dokumen dan waktu.
2. Pengujian Transferrability
Seperti yang telah dikemukakan bahwa, transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketetapan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pernyataan, hingga mana hasil penelitian dapat digunakan dalam situasi lain. Bagi peneliti naturalistic, nilai transfer bergantung pada pemakai, hingga manakala hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi lain. Peneliti sendiri tidak menjamin “validitas eksternal” ini. Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapakan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporan harus memberikan uraian yang rinci, jelas dan sistematis dan dapat dipercaya.
Maka pembaca menjadi jelas atas haasil penelitian tersebut, sehingga dapat memutuskan atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa”
(57)
suatu hasil penelitian dapat diberlakukan, maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas.
3. Pengujian Dependability
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu di uji dependabilitynya. Kalau proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka peneliti tersebut tidak realiable atau dependable. Untuk itu pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
4. Pengujian Konfirmability
Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujian dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfimability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfimability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.
(58)
BAB IV
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
4.1. Gambaran Objek Penelitian.
Program Studi (Progdi) Magister Akuntansi (Maksi) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim terakreditasi B oleh BAN Pendidikan Tinggi untuk mendidik para sarjana S-1 untuk menjadi praktisi atau peneliti yang andal dalam bidang akuntansi. Telah banyak alumni yang saat ini bekerja sebagai auditor dan bagian keuangan pemerintah, akuntan intern perusahaan dan perbankan, akuntan publik maupun akuntan pendidik. Mahasiswa dipersiapkan menjadi magister akuntansi yang kapabel dalam pengambilan keputusan di perusahaan, dimana sebagian besar adalah informasi keuangan.
Progdi Magister Akuntansi UPNV Jatim didirikan pada tahun 2001, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. SK Dirjen Dikti Depdiknas No. 2847/D/T/2001.
Adapun visi dan misi dari Prodi Magister Akuntansi, visi Progdi Maksi adalah menghasilkan insan utuh sebagai magister akuntansi profesional berjiwa pioner pembangunan, dan misi Progdi Maksi adalah 1.Menyelenggarakan pendidikan profesional setara strata-2 di bidang akuntansi dengan memperhatikan relevansi pembangunan khususnya dunia pendidikan, dunia usaha, melalui sistem pendidikan terpadu dengan
(59)
kualitas yang meningkat secara berkesinambungan, 2.Menyelenggarakan modern accounting transfer of knowledge dengan menekankan pada kemampuan intelektualitas akuntansi sehingga sebagai magister akuntansi akan mampu memecahkan masalah berdasarkan konsep keilmiahannya, 3.Menyelenggarakan proses pembelajaran yang kondusif untuk membentuk dan membangun kompetensi personal seorang magister akuntansi di era global, 4.Menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan profesional dalam menganalisis masalah-masalah akuntansi dalam organisasi bisnis maupun sektor publik secara terpadu.
Saat ini Progdi Magister Akuntansi terakreditasi B (009/BAN-PT/Ak-V/S2/IX/2006), dengan ijin operasional terbaru 1395/D/T/K-VI/2010. Terdapat tiga konsentrasi yang dimiliki yaitu:
1. Akuntansi Pemerintahan (Sektor Publik). Konsentrasi ini bertujuan untuk mendidik dan melatih akuntan, manajer keuangan dan akuntansi yang bekerja pada organisasi sektor publik (pemerintahan dan non-profit). Diharapkan lulusannya memiliki kompetensi sebagai pemimpin di sektor publik yang handal menggunakan berbagai informasi akuntansi dan keuangan dalam tugasnya untuk memberikan pelayanan publik yang optimal, transparan dan akuntabel.
2. Akuntansi Keuangan dan Perpajakan, bertujuan memberikan kompetensi bagi mereka yang bekerja di KAP, konsultan perpajakan atau mereka yang banyak berkecimpung dalam reporting akuntansi keuangan untuk kepentingan stakeholder eksternal.
(60)
3. Akuntansi Manajemen. Kompetensi yang diberikan memungkinkan para lulusannya untuk menjadi pemegang jabatan tinggi di perusahaan yang mampu memahami dan mendeteksi berbagai peluang sekaligus memberikan solusi dan pengendalian akuntansi dan manajerial.
Pada saat itu perkuliahan dilaksanakan di kampus Tambakbayan bersama dua progdi, MM dan MMA. Namun sejak tahun 2004 perkuliahan dilaksanakan di Gedung baru, menjadi satu lokasi dengan kampus besar UPN yang terletak di daerah Rungkut, tepatnya di jalan raya Rungkut Madya Gununganyar Surabaya.
Adapun struktur organisasi Program Studi Pascasarjana :
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Program Studi Pascasarjana. DIREKTUR PPS
WAKIL DIREKTUR
TIM PM PPS
KABAG TATA USAHA
KASUBBAG DIGJAR, MAWA & ALUMNI KASUBBAG UMUM KAPROG M.AKs SESPROG M.AKs KAPROG MM SESPROG MM KAPROG MMA SESPROG MMA
(61)
Dari hasil observasi langsung dari peneliti bahwa susunan organisasi Program Studi Pascasarjana di atas sebetulnya Ketua Program Studi Magister Akuntasi tidak mempunyai Sekretaris Ketua Program Studi Magister Akuntasi.
(62)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Visi dan Misi.
Pada sub bab ini merupakan jawaban dari teknik wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada kunci informan, apakah Program Studi (Progdi) Magister Akuntansi (Maksi) Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPNV) Jawa Timur sudah mempunyai visi dan misi. Selanjutnya wawancara pertama kali di lakukan pada kunci informan selaku ketua program studi mengenai apakah Progdi Maksi telah memiliki visi dan misi.
Berikut pemaparannya:
“...iya sudah ada, hal tersebut bisa dilihat dari website pasca dan brosur-brosur yang di sebarkan...”
(Informan Bu I)
Dari pemaparan di atas selaku ketua Progdi Maksi memberikan informasi bahwa program studi memang sudah mempunyai visi dan misi. Selanjutnya peneliti melihat website pasca. Disitu tertulis bahwa visi Progdi Maksi adalah menghasilkan insan utuh sebagai magister akuntansi profesional berjiwa pioner pembangunan dan misi Progdi Maksi adalah: 1.Menyelenggarakan pendidikan profesional setara strata-2 di bidang akuntansi dengan memperhatikan relevansi pembangunan khususnya dunia pendidikan, dunia usaha, melalui sistem pendidikan terpadu dengan
(63)
kualitas yang meningkat secara berkesinambungan, 2.Menyelenggarakan modern accounting transfer of knowledge dengan menekankan pada kemampuan intelektualitas akuntansi sehingga sebagai magister akuntansi akan mampu memecahkan masalah berdasarkan konsep keilmiahannya, 3.Menyelenggarakan proses pembelajaran yang kondusif untuk membentuk dan membangun kompetensi personal seorang magister akuntansi di era global, 4.Menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan profesional dalam menganalisis masalah-masalah akuntansi dalam organisasi bisnis maupun sektor publik secara terpadu.
Selanjutnya wawancara berikutnya terkait dengan bagaimana usaha pencapaian visi dan misi Progdi Maksi UPNV Jawa Timur. Wawancara pertama untuk mendapatkan informasi tersebut dilakukan pada kunci informan yaitu ketua Progdi Maksi.
Berikut ini pemaparan dari Ketua Program Studi Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur sebagai informan kunci yang menjelaskan bagaimana usaha untuk mencapai visi dan misi program studi Maksi.
Berikut pemaparannya:
“...selama ini sech usahanya banyak dari membenahi kurikulum, membenahi proses pembelajaran, mengembangankan IT, menjalin kerjasama dengan organisasi lain, membenahi sumber daya manusia, termasuk mengadakan studi banding ke universitas lain...”
(64)
Dari pemaparan diatas dan bukti yang telah ditemukan oleh peneliti berupa brosur dan website yang berkaitan dengan visi dan misi bahwasannya upaya yang telah dilakukan oleh Progdi Maksi Pascasarjana UPNV Jatim sudah dilakukan dengan baik dan maksimal hal tersebut dilakukan dalam upaya mencapai visi dan misi program studi, baik dengan pihak-pihak internal maupun pihak-pihak eksternal atau dalam hal ini kepada stakeholders.
Untuk memastikan apakah visi dan misi Progdi Maksi tersebut sudah dapat dipahami oleh stakeholdersnya, diantaranya dalam hal ini adalah dosen yang mengajar di Progdi Maksi, maka wawancara selanjutnya ditujukan pada salah satu dosen senior yang kebetulan juga pernah menjabat sebagai Ketua Progdi Maksi.
Berikut ini pemaparan yang diungkapkan oleh dosen yang bersangkutan mengenai usaha Progdi Maksi dalam mensosialisasikan visi dan misi serta pemahaman kepada civitas akademika.
Berikut pemaparannya:
“….Jadi gini visi, misi tersebut bukan program studi yang membuat tetapi proses dari direktur lalu di break down ke progdi, lalu kaprogdi mensosialisasikan ke semua pemangku kepentingan…ya ….Saya kira sudah ada semua....”
(Informan Pak S)
Dari hasil pemaparan diatas menyatakan bahwa tentang alur pencapaian visi dan misi yang ada berawal dari direktur mensosialisasikan
(65)
kepada masing-masing ketua Program Studi tak terkecuali Magister Akuntansi kemudian sosialisasi dilanjutkan kepada semua pemangku kepentingan diantaranya tenaga kependidikan, dosen, dan mahasiswa.
Informan yang juga merupakan Ketua Program Studi dan dosen ini adalah informan kunci yang menjelaskan usaha mensosialisasikan visi dan misi progdi serta pemahaman civitas akademika (dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan) dalam penuturannya ketika diwawancarai.
Berikut pemaparannya :
“…Yah dari brosur-brosur dan dari web juga ada, selain itu pas waktu memberikan kuliah juga…dan waktu rapat dengan dosen itu juga…”
(Informan Bu I) Berdasarkan hasil wawancara tersebut, bahwa usaha yang sudah ditempuh oleh Ka.Progdi Maksi untuk mensosialisasikan visi dan misi adalah dengan menyebarkan brosur-brosur, publikasi lewat web, publikasi saat perkuliahan dan rapat dosen. Hal tersebut telah dilakukan sebagai upaya mensosialisasikan visi dan misi.
Wawancara selanjutnya dilakukan kepada dosen Magister Akuntansi yang lain, tentang pertanyaan yang sama seputar upaya sosialisasi visi dan misi.
Berikut pemaparannya:
“….Kalo selama saya masuk disitu (dua tahun terakhir)…belum ada. Iya betul belum paham terhadap adanya sosialisasi…”
(66)
Dari pemaparan diatas menyatakan bahwa selama dua tahun terakhir selama dosen ini mengajar di Progdi Maksi, tidak pernah ada sosialisasi mengenai visi dan misi Progdi Maksi, sehingga dosen kurang paham terhadap hal tersebut.
Teknik wawancara tidak hanya dilakukan kepada satu informan saja melainkan peneliti memilih informan lainnya yang diharapkan dapat memberikan informasi terkait upaya sosialisasi visi dan misi Program Studi Maksi serta pemahaman pada civitas akademika :
Berikut pemaparannya :
“….Dulu sech seingat saya sudah ada cuman pada saat itu saya tidak datang, jadi saya tidak paham mengenai hal itu…”
(Informan Bu D) Berdasarkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam wawancara menyatakan bahwa kurangnya perhatian dan juga follow up antara penyampai sosialisasi dan sasaran target sosialisasi. Hal tersebut terlihat dari jawaban yang diungkapkan oleh informan diatas, beliau kurang menaruh perhatian terhadap pentingnya sosialisasi visi dan misi program studi serta pemahaman civitas akademika serta tidak adanya tindakan follow up dari penyampai sosialisasi yakni Ketua Program Studi itu sendiri, sehingga tidak ada feedback antar keduanya.
Peneliti mencari informan lain dikarenakan jawaban dari kedua dosen tersebut diatas kurang memuaskan dan dianggap tidak cukup sehingga peneliti mengarahkan pencarian informasi kepada dosen pasca sarjana yang juga cukup senior dan juga seorang wirausaha.
(67)
Berikut pemaparannya :
“...mungkin selama ini sosialisasi visi misi sudah dilakukan Ka.Progdi, tetapi saya sendiri kurang memahami karena pada saat di undang rapat ploting dosen saya tidak datang....”
(Informan Pak T) Berdasarkan jawaban diatas tidak beda jauh dengan penuturan informan sebelumnya bahwa kurangnya perhatian dan juga follow up antara penyampai sosialisasi dan sasaran target sosialisasi. Beliau kurang menaruh perhatian terhadap pentingnya sosialisasi visi dan misi Progdi Maksi, serta pemahaman civitas akademika serta tidak adanya tindakan follow up dari penyampai sosialisasi yakni Ketua Program Studi itu sendiri, sehingga tidak ada feedback antar keduanya.
Pemahaman visi misi kepada civitas akademik adalah sesuatu hal yang penting untuk memudahkan pencapaiannya. Hal itu dilakukan adalah menurut BAN-PT, menjadi acuan utama dalam menentukan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, dengan rumusan yang jelas, spesifik, dapat diukur ketercapaiannya dalam kurun waktu yang ditentukan. (Sumber BAN-PT)
Informan selanjutnya dari mahasiswa Magister Akuntansi. Alasan peneliti dalam memilih informan ini dikarenakan jawaban dari empat orang dosen tersebut diatas kurang memuaskan dan dianggap tidak cukup sehingga peneliti mengarahkan pencarian informasi kepada mahasiswa. Topik pertanyaannya masih terkait upaya sosialisasi visi dan misi Progdi Maksi serta pemahaman civitas akademika.
(68)
Berikut pemaparannya :
“….Visi, misi nya sech belum cuman aku sempat baca sekilas di brosurnya waktu awal masuk itu, aku juga ada kenalan diatas aku, angkatan 2005 dan 2007 beberapa orang ya kyknya sech belum jg ….”
(Informan Mbak C)
Informasi yang didapat dari pengakuan mahasiswa Progdi Maksi menyatakan bahwa inforrman tersebut hanya mengetahui dari brosur yang dibagikan ataupun diberikan ketika mendaftarkan diri di Pasca Sarjana. Hal tersebut tidak cukup maksimal dikarenakan tingkat perhatian seorang individu masing-masing berbeda dalam memahami dan mencerna tulisan dalam brosur berisi uraian visi misi tersebut.
Dari hasil semua pemaparan dan pembuktian diatas peneliti menyimpulkan bahwa Program Studi Magister Akuntansi telah berusaha keras dalam melakukan upaya pencapaian visi misi Progdi Maksi pada pembenahan kurikulum, proses pembelajaran, mengembangkan IT, menjalin kerjasama dengan organisasi lain, membenahi sumber daya manusia, termasuk mengadakan studi banding ke universitas lain, dan juga Ketua Progdi telah melakukan sosialisasi visi dan misi kepada dosen dan mahasiswa baik lewat brosur, web, rapat dosen, namun hasilnya belum maksimal.
Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti memberi saran agar Ketua Progdi senantiasa selalu berusaha menyampaikan visi misi program studi Maksi, baik pada saat mengadakan rapat dosen maupun melakukan
(69)
pendekatan secara personal kepada masing-masing dosen dan memerintahkan kepada dosen untuk senantiasa menyampaikan visi misi Progdi Maksi pada awal perkuliahan. Selanjutnya menempatkan tulisan visi misi Progdi Maksi yang dipigora untuk ditempatkan pada dinding ruangan kelas, diruang TU dan di lobby depan, sehingga tulisan tersebut mudah dibaca oleh seluruh civitas akademika dan harapan selanjutnya dipahami serta dilaksanakan dengan baik.
5.2. Kemahasiswaan dan Kelulusan.
Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu mahasiswa dan kelulusan serta bagaimana seharusnya perguruan tinggi memperlakukan dan memberikan layanan pada mahasiswa dan lulusannya. (Sumber BAN-PT)
Kemahasiswaan adalah segala urusan yang berkenaan dengan upaya perguruan tinggi untuk memperoleh mahasiswa yang berkualitas melalui sistem dan program rekrutmen, seleksi, pemberian layanan akademik, monitoring dan evaluasi keberhasilan mahasiswa dalam menempuh pendidikan di perguruan tinggi, penelaahan kebutuhan dan kepuasan mahasiswa dan pemangku kepentingan sehingga mampu menghasilkan kelulusan yang bermutu dan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pemangku kepentingan. (Sumber BAN-PT)
(70)
Berdasarkan lingkup penelitian dalam hal ini adalah kemahasiswaan, maka peneliti mendatangi kunci informan yaitu Ka.Progdi Maksi untuk menanyakan tentang sistem rekrutmen mahasiswa baru yang diterapkan pada program studi ini.
Berikut pemaparanya:
“...mengadakan promosi lewat koran, waktu pelepasan sarjana, waktu wisuda memberikan brosur kepada orang tua wisudawan, mengadakan job fair, lewat radio JJFM, sonora, dan yang paling efektif dari mulut ke mulut....”
(Informan Bu I) Dari hasil pemaparan diatas yang telah dilakukan oleh kunci informan untuk meningkatkan animo calon mahasiswa adalah memaksimalkan promosi dengan menumbuhkan brand awareness melalui publikasi (koran, brosur, spanduk, job fair) dan juga melalui on air di radio, beliau menuturkan bahwasannya yang paling ampuh adalah dengan cara dari mulut ke mulut sehingga dapat memberikan informasi sampai keluar kota.
Informasi yang telah di dapatkan oleh peneliti di atas sangat mendukung sekali ketika pada saat peneliti mendatangi ruang TU Pasca dan mewawancarai kepala TU.
Berikut pemaparannya :
“…..kalau tentang mahasiswa baru kita biasanya membuat brosur2, pasang spanduk, pasang di internet terus di koran2, klo kita ada acara di
(71)
radio2 biasanya di JJ FM, Suara Surabaya, biasanya kita tu dapat undangan dari ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi), yah kadang dosen kita diundang sebagai moderator sekalian kita bisa melakukan promosi lewat situ…”
(Informan Bu L)
Informan diatas memaparkan tentang bagaimana cara yang telah dilakukan untuk meningkatkan animo calon mahasiswa, menumbuhkan brand awareness melalui publikasi (brosur,spanduk,seminar) dan juga melalui on air di radio.
Informasi yang telah di dapatkan oleh peneliti di atas sangat terbukti sekali ketika pada saat peneliti mewawancarai mahasiswa pascasarjana angkatan 2008.
Berikut penuturannya:
“...dulu sebelum saya masuk disini, ya saya mencari informasi dulu mas lewat web dan brosur-brosur ternyata setelah di pikir-pikir memang disini lebih murah dibandingkan dengan yang lain, makanya saya masuk disini mas....”
(Informan Mas B) Dari hasil pemaparan di atas informan memutuskan untuk mendaftar menjadi mahasiswa Pascasarjana Magister Akuntansi setelah membaca brosur-brosur dan website yang telah di buat oleh program studi yang bersangkutan.
(72)
Berdasarkan paparan diatas bisa disimpulkan bahwa Progdi Maksi telah berupaya menjaring mahasiswa baru, baik melalui brosur, website, dan dari mulut ke mulut. Namun berdasarkan dokumen yang ada jumlah mahasiswa menunjukkan angka yang berfluktuasi, artinya pada semester tertentu jumlah mahasiswa hanya 3, 7, 9 orang namun pada semester tertentu jumlah mahasiswa bisa sampai 20 orang sedangkan dari dokumen Pedoman Pendidikan Program Pascasarjana UPNV Jatim telah mensyaratkan dalam penerimaan mahasiswa pada point jumlah peserta bahwa setiap kelas reguler/khusus jumlah peserta setiap angkatan sedikitnya 15-20 mahasiswa (Pedoman Pendidikan). Bisa disimpulkan bahwa usaha Progdi Maksi dalam usaha menjaring mahasiswa baru sudah cukup baik, namun hasilnya belum maksimal.
Pertanyaan selanjutnya yakni usaha yang telah dilakukan Progdi Maksi Pascasarjana dalam meningkatkan kompetensi dan kualifikasi mahasiswa dan lulusannya. Informasi didapatkan peneliti dari kunci informan.
Berikut pemaparannya:
“...mewajibkan mahasiswa mengikuti praktek kerja lapangan (PKL), sering diadakan seminar, dan sering diadakan diskusi atau presentasi dikelas agar mahasiswa dapat lebih memahami konsep...”
(Informan Bu I) Dari pemaparan diatas dan bukti yang telah ditemukan oleh peneliti berupa dokumen yang berkaitan dengan kemahasiswaan dan
(73)
lulusan (alumni) bahwasannya upaya yang telah dilakukan oleh Pasca Sarjana selama ini adalah memberikan sebanyak-banyaknya kegiatan yang dapat mengembangkan soft skill dan hard skill lulusan serta mahasiswa guna dapat bersaing dengan organisasi eksternal dan dengan berjalannya waktu dan berproses maka peningatan mutu dan akreditasi dapat meningkat.
Informasi yang telah di dapatkan oleh peneliti di atas terbukti ketika pada saat peneliti mewawancarai mahasiswa pascasarjana angkatan 2008.
Berikut penuturannya:
“...iya betul, saya dulu juga mengadakan magang atau praktek kerja lapangan dan mengikuti berbagai macam seminar karena memang sudah di wajibkan oleh program studi...”
(Informan Mas B)
Dari hasil pemaparan di atas informan mengikuti magang atau praktek kerja lapangan dan seminar-seminar yang diadakan langsung oleh program studi yang bersangkutan agar dapat mengembangkan soft skill dan hard skill mahasiswa tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa Progdi Maksi sudah berupaya meningkatkan kualitas mahasiswa dan lulusannya agar mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keilmuannya dan sesuai dengan bidang pekerjaannya.
(1)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dengan berakhirnya penelitian ini, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan dan gambaran yang jelas mengenai seberapa jauh usaha yang telah dilakukan Pasca Sarjana Magister Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dalam upaya perbaikan mutu secara berkesinambungan, antara lain:
1. Program Studi Magister Akuntansi telah berusaha keras dalam melakukan upaya pencapaian visi misi Progdi Maksi pada pembenahan kurikulum, proses pembelajaran, mengembangkan IT, menjalin kerjasama dengan organisasi lain, membenahi sumber daya manusia, termasuk mengadakan studi banding ke universitas lain, dan juga Ketua Progdi telah melakukan sosialisasi visi dan misi kepada dosen dan mahasiswa baik lewat brosur, web, rapat dosen, namun hasilnya belum maksimal.
2. Program Studi Magister Akuntansi telah berusaha keras untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dan lulusan dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti praktek kerja lapangan (PKL), diadakan seminar, dan sering diadakan diskusi atau presentasi dikelas agar untuk memperbaiki kualitas mahasiswa dan lulusannya. Demikian juga Progdi Maksi telah membentuk kepanitiaan studi pelacakan
(2)
75
(tracing sudy) yang sebelumnya belum pernah ada. Kepanitiaan ini bertujuan untuk melacak alumninya guna mengetahui profile alumni yang salah satu informasinya adalah untuk mengetahui alumni tersebut bekerja dimana dan menempati bagian apa. Hal ini membuktikan bahwa Progdi Maksi sudah berusaha keras untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan lulusannya agar mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keilmuannya dan sesuai dengan bidang pekerjaannya, dan berdasarkan dokumen dari tracing study menunjukkan lulusan Progdi Maksi sudah bekerja sesuai dengan kompetensi keilmuannya. Namun berdasarkan dokumen yang ada jumlah penerimaan mahasiswa baru belum maksimal.
3. Program Studi Magister Akuntansi telah berusaha keras untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar dan tenaga kependidikan dengan mengadakan lokakarya dosen, seminar dosen, dan memberikan pelatihan bagi tenaga kependidikan, dan sedikit memaksa tenaga kependidikan untuk melakukan pembukuan dengan excel dan tidak menggunakan manual lagi guna untuk memperbaiki mutu program studi.
6.2. Saran
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan :
(3)
1. Agar Progdi Maksi senantiasa selalu berusaha menyampaikan visi misi Progdi Maksi, baik pada saat mengadakan rapat dosen maupun melakukan pendekatan secara personal kepada masing-masing dosen dan memerintahkan kepada dosen untuk senantiasa menyampaikan visi misi Progdi Maksi pada awal perkuliahan. Selanjutnya menempatkan tulisan visi misi Progdi Maksi yang dipigora untuk ditempatkan pada dinding ruangan kelas, diruang TU dan di lobby depan, sehingga tulisan tersebut mudah dibaca oleh seluruh civitas akademika dan harapan selanjutnya dipahami serta dilaksanakan dengan baik.
2. Agar penerimaan mahasiswa baru meningkat dan sesuai dengan jumlah mahasiswa yang disyaratkan sesuai dengan buku pedoman pendidikan, maka Progdi Maksi senantiasa meningkatkan kualitas dosen, kualitas tenaga kependidikannya, sarana prasarana, meningkatkan kualitas proses pembelajarannya, sehingga hal ini bisa meningkatkan animo mahasiswa baru.
3. Agar merekrut Sekretaris Progdi Maksi untuk membantu semua kegiatan Ketua Progdi Maksi, merealisasikan rencana memberikan pelatihan microsoft office kepada tenaga kependidikan khususnya di program excel, dan mengupayakan dosen-dosennya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar, work shop, lokakarya, penelitian-penelitian, dan
(4)
77
mengusahakan program beasiswa S3 khususnya pada dosen yang masih S2.
(5)
Buku/ Teks:
Achmad, Kamarudin, 2005, Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, Penerbit Rajagrafindo Persada
Anonim, 2009, Pedoman penyusunan usulan penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Bungin, Burhan, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Pranada Media Group, Jakarta.
Efferin, Sujoko, 2004, Metode Penelitian Untuk Akuntansi, Bayumedia Publishing, Malang.
Gaspersz, Vincent. 2003, Total Quality Management. Penerbit PT Gramedia Utama Pustaka, Jakarta.
Hanafiah, M. Jusuf, dkk, 1994. Pengelolaan Mutu Total Pendidikan Tinggi, Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
Mulyana, Deddy, 2001, Metode Penelitian Kualitatif. PT. Rosdakarya, Bandung
Ray, H, Garisson, 1997, Akuntansi Manajemen I, Penerbit ITB Bandung. Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, Penerbit CV. Alfabeta,
Bandung.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi. Edisi Revisi. Universitas Pembanguan Nasional “Veteran” Jatim.
Tjiptono, Fandy, Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management. Edisi Revisi, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Usman, Husaini, Peran Baru Administrasi Pendidikan dari Sistem Sentralistik Menuju Sistem Desentralistik, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, Februari 2001, Jilid 8, Nomor 1.
(6)
Yuhertiana, Indrawati, 2009, Panduan Penelitian Kualitatif Bagi Pemula, EurekaSmart Publishing, Surabaya.
Non buku / internet:
Jurnal:
Supardi dan M. Natsir, 2006. Analisis Kebutuhan Pengembangan Madrasah di Kota Mataram Dalam Menghadapi Akreditasi Madrasah, JurnalPenelitian Keislaman, Vol. 3, No.1.
Chandandeep Singh dan Kuldeep Sareen, 2006. Efektivitas Standar ISO 9000
di India Lembaga Pendidikan: Sebuah Survei. Int. J. Layanan
Teknologi dan Manajemen, Vol. 7, No. 4.
S. Karapetrovic, D. Rajamani dan W. Willborn, 1998. Sistem Mutu ISO 9001: Sebuah Interprestasi untuk Universitas. Int. J. Engng. Ed. Vol. 14, No. 2.