BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Dalam menyusun penleitian ini peneliti menggunakan beberapa sumber penelitian terdahulu yang digunakan sebagai dasar penelitian dimana diantaranya
adalah penelitian dari Januar Eko Prasetio dengan judul Analisis Pengaruh Interaksi Laba Dengan Laporan Arus Kas terhadap Return Saham Studi Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba, Laporan Arus Kas dan Return Saham. Hasil dari
penelitian ini adalah variabel laba berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dengan keofisien
α sebesar 0,026 yang mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Variabel interaksi laba dengan arus kas operasi
beprengaruh secara signifikan terhadap return saham den gan keofisien β sebesar
0,226 yang mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Kemudian penelitian selanjutnya adalah Putu Ari Dharma Laksmi dan
Ni Made Dwi Ratnadi dengan judul Dampak Pemoderasian Komponen Arus Kas Terhadap Hubungan Laba Akuntansi Dengan Return Saham. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Arus Kas, Laba Akuntansi dan Return Saham. Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan analisis data diperileh hasil
bahwa laba akuntansi berpengaruh signfikan terhadap return saham, arus kas operasi tidak mampu memoderasi hubungan antara laba akuntansi dengan return
saham, arus kas investasi tidak mampu memoderasi hubungan antara laba akuntansi dengan return saham, arus kas pendanaan tidak mampu memoderasi
hubungan antara laba akuntansi dengan return saham .
10
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
Menurut Harahap 2001:105, laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu. Bagi para analis, Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis
suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainyapun
dilakukannya ia tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu maka yang paling penting adald media
laporan keuangan ini. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi screen bagi analis dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dpat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana kas
perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan
data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai
pihak terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan bagian laba ditahan
11
atau laporan modal sendiri dan laporan perubahan posisi keuangan atau laporan sumber dan penggunaan dana. Jumingan, 2008: 4
2.2.2. Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan utama dan pendukung ini dapat disebutkan sebagai berikut Harahap, 2001:106:
1. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu. 2.
Perhitungan LabaRugi yang menggambarkan jumlah hasil, Biaya dan LabaRugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan dana. Disini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode. 4.
Laporan Arus Kas. Disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam satu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur
apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang. 6.
Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik
saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan. 8.
Dalam suatu kajian dikenal Laporan Kegiatan Keuangan. LAporan ini menggambarkan transaksi laporan kauangan perusahaan yang
mampengaruhi kas atau ekuivalen kas.
12
2.2.3. Sifat Laporan Keuangan
Akuntansi keuangan mamberikan informasi yang bersifat baku, terstandar dan bertujuan umum general purpose. Format informasinya
sudah memiliki pola yang ditetapkan lembaga resmi yang berhak menyusun standart pelaporan akuntansi. Di indonesia disebut SAK
Standar Akuntansi Indonesia dikeluarkan IAI. Laporan dari akuntansi keuangan ini dilindungi dan diawasi oleh pemerintah karena ia
menyangkut kepentingan umum. Laporan yang dikeluarkan akuntansi keuangan dimanfaatkan masyarakat dalam menilai saham suatu
perusahaan. Oleh karena itulah maka tidak bisa begitu saja dikeluarkan laporan yang dipercaya sebelum ada proses penyaksian attest function
atau audit yang dilakukan oleh akuntan publik erdaftar yang juga kehadiranya diatur oleh pemerintah. Di Indonesia dimonitor oleh
Departemen Keuangan dan IAI. Harahap, 2001:127 Kekuatan laporan keuangan menurut Harahap 2001:129 sebagai
informasi untuk tujuan pemakai umum yang dipercaya pada saat yang sama juga mengandung kelemahan. Kelemahannya terletak pada informasi
yang dikeluarkannya karena bersifat umum dan melayani semua pihak yang bisa memliki perbedaan dan preferensi terhadap suatu informasi.
Bagi manajer yang mengelola kegiatan perusahaan keterbatasan “general purpose“ ini terletak pada kekuatan standar penyusunan yang baku tadi,
karena dapat mendangkalkan informasi yang seharusnya diketahui secara lebih dalam, rinci dan komprehensif. Untuk maksud pengambilan
13
keputusan sehari-hari, manajer tertentu tidak merasa cukup dengan informasi yang ada. Ia perlu informasi daru berbagai sumber dan dari
sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu dia tidak bisa terikat dengan prinsip penyusunan laporan yang diatur oleh SAK tadi. Dari sinilah
muncul akuntansi manajemen
2.2.4. Tujuan Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut berbagai sumber dapat dilihat penjelasan di bawah ini :
Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 dalam Harahap 2001:132 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2.
Untuk memberikan inforamasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva nettoaktiva dikurangi kewajiban suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dala rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivasi pembiayaan dan investasi.
14
5. Untuk mengukapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuagan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut
perusahaan. APB Statement No 4 AICPA menggambarkan tujuan laporan
keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu : 1.
Tujuan umum “Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan
posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima” 2.
Tujuan khusus “Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan
bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan”
2.2.5. Tujuan Laporan Keuangan Menurut SAK
Menurut Harahap 2001:134, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pemgambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
15
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menujukkan apa yang telah dilakukan manajemen stewardship atau pertanggung jawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen
2.2.6. Arus Kas
Dalam studi kelayakan proyek arus kas ini menduduki tempat yang sangat penting sebab pengeluaran dan penerimaan proyek di masa
mendatang selalu ditanyakan dalam bentuk arus kas. Penilaian kelayakan juga didasarkan ats perbandingan arus kas masuk dengan arys kas keluar.
Masalah proyek dimasa yang akan datang juga dinyatakan dalam bentuk arus kas, dan bukannya dalam wujud laba menurut pandangan
akuntansi. Sebuah perusahaan atau seorang investor yang memakai dana kasnya untuk membelanjai pembangunan dan atau pangadaan sesuatu
proyek pada masa sekarang ini selalu berharap agar penerimaankas dimasa yang akan datang selama usia ekonomis proyek adalah lebih besar
daripada dana kas yang telah dikeluarkan pada sekarang ini. Oleh karena itu tugas kritis ataupun tugas yang sangat penting bagi seorang elvaluator
16
proyek adalah kemampuan untuk melakukan pendugaan arus kas proyek dimasa yang akan datang tersebut dengan cermat dan tepat.
Menjadi pertanyan sekarang, apakah sebenarnya arus kas itu. Lerner 1971 dalam karangannya menyatakan, arus kas adalah
pertambahan atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu, terdiri atas laba sesudah pajak
ditambah dengan jumlah penyusutan sedang rekening hutang dan harta tetap tidak berubah.
Selanjutnya Graham Mott 1985 menyatakan bahwa istilah arus kas biasa digunakan untuk menjelaskan laporan keuangan, yaitu laba
operasi setelah dikurangi dengan pajak dan pembayaran dividen, dengan menambahkan kembali beban penyusutan untuk tahun yang bersangkutan.
2.2.7. Jenis Arus Kas
Arus kas dapat diklasifikasikan kedalam berbagai macam golongan menurut dari sudut mana arus kas tersebut diamati. Pengelompokan arus
kas dapat dilihat dari sudut jenis transaksi kas, sifat arus kas, dan saat terjadinya arus kas tersebut.
2.2.7.1.Klasifikasi Arus Kas Menurut Jenis Terjadinya
Dilihat dari sudut pandangan ini, arus kas dibedakan kedalam arus kas masuk cash in flow dan arus kas keluar cash out flow.
17
1. Arus Kas Masuk
Arus kas masuk adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang keuntungan kas penerimaan kas.
Arus kas masuk ini dapat dibedakan dalam : a.
Penerimaan hasil penjualan keluaran revenue. b.
Penerimaan hasil penjualan aktiva tetap yang disisihkanbdari penggunaan.
c. Nilai sisa poryek, yaitu nilai aktiva tetap yang diterima kembali
pada akhir usia ekonomis. Unsur arus kas masuk yang paling utama ialah penerimaan hasil
penjualan. 2.
Arus Kas Keluar Arus kas keluar adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi
yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arua kas keluar dibedakan kedalam :
a. Pengeluaran investasi, yaitu beban pengeluaran kas untuk
membelanjai kegiatan pembangunan proyek. b.
Penegluaran investasi baru, yaitu beban pengeluaran kas yang bertujuan untuk membiayai keperluan investasi baru, seperti
keperluan ekspansi, peningkatan efisiensi proses produksi, dan lain-lain.
18
c. Pengeluaran operasi, yaitu pengeluaran kas untuk membelanjai
operasi proyek perusahaanagar dapat menjalankan fungsi komersionalnya asainya seperti belanja produksi dan pemasaran.
d. Pengeluaran non operasi, yaitu penegeluaran kas untuk
membiayai kegiatan non operasional, seperti biaya manajemen, biaya riset, biaya pajak, cicilan pinjaman, beban bunga, dan
sebagainya.
2.2.7.2.Klasifikasi Arus Kas Menurut Sifatnya
Dari sudut pengolongan ini, dikenal : 1.
Arus kas bruto, adalah srus penerimaan kas total sebelum diperhitungkan beban pengeluaran kas gross benefit.
2. Arus kas bersih, adalah arus kas bruto setelah dikurangi beban arus kas
keluar net benefit. 3.
Arus kas bersih sesudah pajak net income cash flow adalah arus kas bersih sesudah diperhitungkan pajak kemudian ditambah dengan
penyusutan aktiva tetap
2.2.7.3.Klasifikasi Arus Kas Menurut Saat Terjadinya
Dari sudut pandang ini dikenal : 1.
Arus kas inisial initial cash flow, ialah arus kas yang terjadi pada awal pelaksanaan proyek biasanya diidentifikasi sebagai periode 0
dengan tujuan untuk membiayai pembangunanpengadaan proyek. Arus kas ini lazim pula disebut initial cash out flow
19
2. Arus kas proyek berjalan intermediate cash flow, adalah arus kas
yang terjadi selama proyek berjalan yaitu sejak memasuki fase operasi komersial hingga akhir masa operasi proyek. Dalam arus ini terjadi
arus kas keluar dan arus kas masuk. 3.
Arus kas terminal terminal cash flow, ialah arus kas yang terjadi pada akhir masa operasi proyek dan terdiri atas arus penerimaan nilai sisa
serta pemulihan modal kerja.
2.2.8. Faktor Yang Mempengaruhi Arus Kas
Telah berulang kali ditengahkan bahwa kelayakan sebuah program investasi dinilai menurut arus kas mendatang yang di estimasikan pada
saat sekarang yaitu pada saat evaluasi kelayakan dilaksanakan oleh seseorang atau sebuah tim evaluasi. Oleh karena arus kas yang digunakan
sebagai landasan kebijaksanaan menerimaa atau menolak usulan proyek adalah estimasi arus kas pada periode yang akan datang, maka evaluator
harus memperhitungkan berbagai macam faktor yang memiliki dampak kepada realisasi arus kas yang didugakan itu. Faktor yang mempengaruhi
arus kas tersebut dapat dibagi kedalam faktor inernal dan faktor eksternal.
2.2.8.1.Faktor Internal
Faktor internal organisasi perusahaan yang memiliki dampak kepada arus kas ialah faktor yang berkenaan dengan efisiensi system,
seperti :
20
1. Produktivitas tenaga kerja
2. Faktor teknis sarana produktif
3. Tata letak bangunan dan sarana produktif
4. Metode produksi yang dipergunakan
5. Kualitas manjerial
Mungkin sekali target volume produksi yang dicapai pertahun adalah sama dengan yang dianggarkan namun mutu dan biaya satuan
keluaran tersebut akan di pengaruhi oleh faktor internal tersebut diatas
2.2.8.2.Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang secara langsung memiliki dampak kepada arus kas adalah faktor ketidakpastian serta faktor inflasi dan kebjaksanaan
moneter pemerintah 1.
Faktor Ketidakpastian Faktor ketidakpastian ini patut diperhitungkan sebab pendugaan ars
kas berorentasi ke masa datang, sedang masa mendatang dimaksud mengandung perubahan-perubahan keadaan, baik yang dapat diduga
sejak sekarang ini maupun kondisi-kondisi yang tidak dapat diduga sebelumnya.
2. Faktor Inflasi
Inflasi adalah fenomena perekonomian yang tidak diharapkan, tetapi senatiasa terjadi dan berlangsung di sekitar kita
3. Kebijaksanaan moneter pemerintah
21
2.2.9. Komponen Arus Kas
Dalam laporan arus kas terdapat tiga komponen yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan, yaitu Laksmi dan
Ratnadi, 2007:7: 1.
Arus Kas Operasi 2.
Arus Kas Investasi 3.
Arus Kas Pendanaan 2.2.9.1.Arus Kas Operasi
Arus kas operasi adalah aliran kas dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan. Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam golongan ini. Demikian juga arus kas masuk
lainnya yang berasal dari kegiatan operasional, misalnya Harahap, 2001: 259 :
• Penerimaan dari langganan • Penerimaan dari piutang bunga
• Penerimaan deviden • Penerimaan refund dari supplier
Arus kas keluar misalnya berasal dari : • Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa
yang akan dijual • Bunga yang dibayar atas hutang perusahaan
• Pembayaran pajak penghasilan
22
• Pembayaran gaji Laporan Laba atau Rugi yang berasal dari bukan kegiatan
operasional serperti penjualan peralatan atau aktiva tetap lainnya tidak termasuk sebagai kelompok kegiatan operasional. Kas yang diterima daeri
kegiatan ini dimasukkan sebagai kelompok kegiatan investasi atau keuangan mana yang dianggap kebih dominan.
Rumus arus kas operasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tumirin ,2005 :
Arus kas operasi = Assets
Total Operasi
Kas Arus
2.2.9.2.Arus Kas Investasi
Arus kas investasi adalah aliran kas dari aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Disini dikelompokkan
transaksi kas yang berhubungan dengan perolehan fasilitas invesatasi dan non kas lainnya yang digunakan oleh perusahaan. Arus kas masuk terjadi
jika kas diterima dari hasil atau pengembalian investasi atau yang dilakukan sebelumnya misalnya dari hasil atau penjualan Harahap, 2001
:260. Arus kas yang diterima misalnya dari :
• Penjualan aktiva tetap • Penjualan surat berharga yang berupa investasi
• Penagihan pinjaman jangka panjang • Penjualan aktiva lainnya yang digunakan dalam kegiatan
produksi Arus kas keluar dari kegiatan ini adalah :
23
• Pembayaran untuk mendapatkan aktiva tetap • Pembelian investasi jangka panjang
• Pemberian pinjaman pada pihak lain • Pembayaran untuk aktiva lain yang digunakan dalam
kegiatan peoduktif seperti hak paten tidak termasuk persediaan yang merupakan persediaan operasional
Rumus arus kas investasi yaitu Kothari dan Zimmerman, 1995: AKI
∆ =
1 ,
, −
∆ t
AKIi t
AKIi
Keterangan : AKI ∆
= Perubahan Arus Kas Investasi
t AKIi
, ∆
= Perubahan Arus Kas Investasi ke-i pada periode t
t AKIi
,
= Arus Kas Investasi ke-i pada periode t AKIi,t-1 = Arus Kas Investasi ke-i pada periode t-1
2.2.9.3.Arus Kas Pendanaan
Arus kas pendanaan adalah aliran kas dari aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan. Kelompok ini menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk mambiayai perusahaan termasuk operasinya. Dalam kategori ini
arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik
dan kreditor atas dana yang diberikan sebalumnya. Harahap, 2001 :260 Contoh arus kas masuk misalnya adalah :
• Pengeluaran saham • Pengeluaran wesel
24
• Penjualan obligasi • Pengeluaran surat hutang hipotik, dan lain-lain
Arus kas keluar misalnya :
• Pembayaran dividen dan pembagian lainnya yang diberikan kepada pemilik.
• Pembelian saham pemilik • Pembayaran hutang pokok dana yang dipinjam tidak
termasuk bunga karena dianggap sebagai kegiatan operaional.
Kegiatan investasi dan keuangan non kas : Di sini dikategorikan kegiatan investasi dan keuangan yang tidak
menggunakan kas. Misalnya pembelian bangunan dengan mengeluarkan surat utang hipotek. Transaksi ini harus dilaporkan
tersendiri di bawah kelompok ini. Rumus arus kas pendanaan yang digunakan dalam penelitian ini Kothari dan Zimmerman, 1995:
AKP ∆
=
1 ,
, −
∆ t
AKPi t
AKPi
Keterangan :
AKP ∆
= Perubahan Arus Kas Pendanaan
t AKPIi
, ∆
= Perubahan Arus Kas Pendanaan ke-i pada periode t
t AKPi
,
= Arus Kas Pendanaan ke-i pada periode t AKPi,t-1 = Arus Kas Pendanaan ke-i pada periode t-1
2.2.10. Pasar Modal
2.2.10.1. Pengertian Pasar Modal
Jogiyanto 2003:15 menyatakan bahwa perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal.
25
Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer primary market. Tipe lain dari pasar modal adalah pasar kedua
second market, pasar ketiga third market dan pasar keempat fourth market
. Pasar kedua merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar pertama tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang
mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara institusi
berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk
memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif
untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke sektor-sektor yang produktif. Dengan demikian pasar modal dapat
menimbulkan multiplier efek yang sangat luas terutama kepada lembaga-lembaga yang terkait.
Menurut Gitosudarmo dan Bisri 2002:239 pasar modal juga dapat dikatakan sebagai monopoli pemilikian perusahaan karena setelah
perusahaan tersebut go publik dan memanfaatkan pasar modal kemudian pemegang surat berharga juga menjadi pemilik perusahaan sehingga
menjadi milik publik. Pengertian pasar modal menurut Sunariyah 2003:4 secara
umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di
26
dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar tempat, berupa gedung yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-
obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.
2.2.10.2. Peranan Pasar Modal
Jika pasar modal sifatnya efisien, harga dari surat berharga juga menceminkan penilaian dari investor terhadap prospek laba perusahaan
di masa mendatang serta kualitas dari manajemennya. Jika calon investor meragukan kualitas dari manajemen, keraguan ini dapat
tercermin di harga surat berharga yang turun. Menurut Jogiyanto 2003:12 pasar modal dapat digunakan
sebagai sarana tidak langsung pengukur kualitas manajemen. Juga pemegang saham mempunyai hak mengawasi manajemen lewat hak veto
di dalam pertemuan dan pemilihan manajemen. Hak veto pemegang saham dapat dilakukan langsung atau dapat dialihkan ke pihak kedua
lewat suatu wakil atau proksi. Jika pemegang saham tidak puas dengan manajemen, maka dapat terjadi perang proksi untuk mengganti
manajemen. Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang
produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam. Alokasi dana yang produktif terjadi jika individu yang mempunyai
27
kelebihan dana dapat meminjamkannya ke individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Sebagai akibatnya, peminjam dan
pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan dibandingkan jika pasar modal tidak ada.
Seperti halnya pasar pada umumnya, pasar modal menurut Jogiyanto 2003:11 merupakan tempat bertemu antara pembeli dan
penjual dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang. Pasar modal merupakan sarana
perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham untuk mengeluarkan obligasi. Saham merupakan bukti
pemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok
pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati.
Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan efisien. Suatu pasar modal dikatakan
likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien jika harga dari
surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat.
2.2.10.3. Pengertian Investasi
Investasi menurut Sunariyah 2003:4 adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu
28
lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal tersebut dapat dilakukan oleh
individu atau suatu entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi dalam arti luas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: investasi dalam
bentuk aktiva real dan investasi dalam surat-surat berharga atau sekuritas.
Investasi menurut Jogiyanto 2003: 5 merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi yang efisien
selama periode waktu yang tertentu. Pengertian investasi yang lebih luas membutuhkan kesempatan produksi yang efisien untuk mengubah satu
unit konsumsi mendatang.
2.2.11. Saham
2.2.11.1. Pengetian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan perseroan
terbatas. Secara fisik, saham berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut. Arifin 2007:127 Menurut Gitosudarmo dan Basri 2002:265, saham adalah
tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas. sedangkan menurut Riyanto 1999:240, bahwa saham adalah tanda bukti pengambilan
bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas.
29
2.2.11.2. Jenis-Jenis Saham
Menurut Jogiyanto 2003:67, saham stock yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dapat digolongkan ke dalam dua 2 jenis
saham, yaitu: 1.
Preferred Stock saham preferensi, merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa deviden
preferen. 2.
Common Stock saham biasa, ialah saham yang tidak memberikan suatu keistimewaan kepada pemiliknya.
Jika perusahaan hanya mengeluarkan saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa. Pemegang saham adalah pemilik
dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan,
pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak. Sedangkan menurut Riyanto 1999:240, jenis-jenis saham
dibedakan ke dalam 3 bentuk sebagai berikut:
1. Saham Biasa common stock
Pemegang saham biasa akan mendapat dividen pada akhir tahun pembukuan, hanya kalau perusahaan tersebut mendapatkan
keuntungan. Apabila perusahan tersebut tidak mendapatkan keuntungan atau kalau mendapat kerugian, maka pemegang saham
30
tidak akan mendapat dividen, dan mengenai ketentuan hukumnya, yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama
kerugian belum dapat ditutup, maka selama itu perusahaan tidak diperbolehkan membayar dividen.
2. Saham Preferen preferred stock
Pemegang saham jenis ini mempunyai beberapa “preferensi” tertentu di atas pemegang saham biasa, yaitu terutama dalam hal:
a. Pembagian dividen
Dividen dari saham preferen diambilkan lebih dahulu, kemudian sisanya barulah disediakan untuk saham biasa
common stock. Dividen saham preferen dinyatakan dalam prosentase tertentu dari nilai nominalnya.
b. Pembagian kekayaan
Apabila kekayaan di likuidasi, maka dalam pembagian kekayaan, saham preferen didahulukan daripada saham biasa.
Tetapi kelemahannya, pemegang saham jenis ini tidak mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
Kesamaannya adalah berhak menerima dividen apabila perusahaan mendapatkan keuntungan.
3. Saham kumulatif preferen cummulative preferred stock
Saham jenis ini pada dasarnya adalah sama dengan saham preferen. Perbedaannya hanya terletak pada adanya hak kumulatif pada
saham preferen kumulatif. Apabila tidak menerima dividen selama
31
beberapa waktu karena besarnya laba tidak mengijinkan atau karena adanya kerugian, pemegang jenis saham ini dikemudian
hari apabila perusahaan mendapatkan keuntungan berhak menuntut dividen-dividen yang tidak dibayarkan di waktu-waktu lampau
2.2.11.3. Return saham
Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto 1998
membedakan return saham manjadi dua jenis yaitu return saham relisasi relized return dan return ekspektasian expected return.
Return realisasi merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini merupakan selisih harga sekarang
dengan harga sebelumnya seacar relatif. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan
return dan risiko dimasa mendatang. Sedangkan return ekspektasian merupakan return yang diharapkan terjadi dimasa mendatang dan
bersifat tidak pasti. Komposisi perhitungan return saham terdiri dari cspital gain
loss dan deviden. Capital gain loss merupakan selisih raba rugi yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham relatif lebih
tinggi atau rendah dibandingkan harga saham periode sebelumnya. Sedangkan dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang
dibagikan pada periode tertentu sesuai denga keputusan manajemen.
32
Nilai investor dan selmbar saham tergantung kepada jumlah pendapatan dalam rupiah yang diharapkan akan diterima oleh investor
kalau pemegang membeli saham tersebut. Dengan demikian nilai suatu saham ditentukan oleh besarnya dividen yang diterima ditambah
penerimaan hasil penjualan saham. Oleh karena itu, jika dividen yang diterima investor lebih tinggi maka kemampuan untuk membeli saham
juga tinggi Husnan, 1998 Para investor membeli saham, berarti membeli prospek
perusahaan. Bila prospek perusahaan membaik maka harga saham tersebut akan meningkat. Dengan naiknya harga saham diharapkan
return saham juga naik, karena retutn saham merupakan selisih antara harga saham sekarang dikurangi dengan harga saham sebelumnya
Husnan, 1998. Rumus return saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Ri
t
1 1
− −
−
it it
it
Pi P
P =
Keterangan: R
it
: Return saham perusahaan i pada waktu t P
it
: Harga saham i pada waktu t P
it-1
: Harga saham i pada periode sebelumnya t-1
33
2.2.12. Laba Akuntansi
2.2.12.1. Pengertian Laba Akuntansi
Menurut Harahap 2007 : 305, laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode
tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.
Menurut Hendriksen dan Breda 2000 : 332, laba akuntansi adalah penjumlahan dari banyak pos positif dan negatif, dimana banyak
daripadanya tidak mempunyai kandungan interpretif, jika ada satu atau lebih dari pos-pos ini tidak mempunyai signifikansi interpretif dan
jumlahnya material, laba bersih yang dihasilkan juga tidak mempunyai signifikansi interpretif, sekalipun hal itu mungkin berisi informasi untuk
pasar modal. SFAC I
mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat
digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan Hendriksen dan Breda, 2000 : 332.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa informasi laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi yang dapat
digunakan dalam memprediksi arus kas dimasa yang akan datang, sehingga sangat bermanfaat bagi pemegang saham dalam menentukan
market value dari saham-sahamnya.
Rumus laba akuntansi dalam penelitian ini yaitu dalam Luciana, 2007 :
Laba per lembar saham = Laba Bersih
Jumlah Lembar Saham yang Beredar
34
2.2.12.2. Sifat-sifat Laba Akuntansi
Menurut Belkaoui Harahap, 2007 : 305 definisi laba akuntansi itu mengandung lima sifat, yaitu :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi
yaitu timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut. 2.
Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba itu, artinya merupakan prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan
batasan tersendiri tentang apa yang termasuk hasil. 4.
Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil
tertentu. 5.
Laba akuntansi didasarkan pada prinsip “matching” artinya hasil dikurangi biaya yang diterima dikeluarkan dalam periode yang sama.
2.2.13. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Return Saham
Menurut Husnan dan Pudjastuti 1998:134 perusahaan yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan laba, cenderung harga
sahamnya juga akan meningkat. Maksudnya jika perusahaan memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis perusahaan akan mampu
membagikan deviden yang semakin besar dan akan berpengaruh secara positif terhadap return saham. Ali 1994 dalam Triyono 2000 menguji
kandungan informasi dari laba, modal kerja operasi, dan arus kas dengan model regresi linier dan nonlinier. Hasil studinya menemukan bahwa
35
ketiga variabel tersebut memiliki hubungan dengan return saham dalam regresi nonlinier. Ball dan Brown 1968 dalam Parawiyati 2000
menemukan bahwa di samping ada hubungan antara laba dengan abnormal rate of return
, laba juga memberikan potensi informasi. Sebaliknya Triyono 2000, Pradnyawati 2004, Letsyawati 2004 tidak
menemukan adnaya kandungan informasi dalam hubungannya dengan return
. 2.2.14.
Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham
Tujuan laporan keuangan nomor 3 dalam Trueblood Report disebutkan bahwa dasar kepentingan investor dan kreditor dalam laporan
keuangan adalah laporan aliran kas perusahaan, tanpa menyebutkan income
bersih. Artinya laporan aliran kas memiliki kandungan informasi untuk kepentingan investor dan kreditor dalam melakukan investasi.
Menurut SAK 2007 : 2.3 perusahaan sekuritas dapat memiliki sekuritas untuk diperdagangkan sehingga sama dengan persediaan yang
dibeli untuk dijual kembali. Karenanya, arus kas yang berasal dari transaksi pembelian dan penjualan atau perdagangan sekuritas tersebut
sebagai aktivitas operasi. Arus kas dari aktivitas operasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Hal ini dapat ditemukan dalam perolehan saham atau instrumen keuangan
perusahaan lain. Semakin tinggi suatu perusahaan menghasilkan kas dari arus kas operasi diharapkan dapat mempengaruhi investor untuk dapat
36
menanamkan modalnya sehingga dapat menambah pemasukan return bagi perusahaan.
Penelitian Bowen et al 1986 menemukan bahwa arus kas operasi merupakan prediktor yang lebih baik daripada laba dalam memprediksi
arus kas masa mendatang yang dilakukan dengan menggunakan model random walk
. 2.2.15.
Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
Arus kas pendanaan adalah aliran kas dari aktivitas yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan. Kelompok ini menyangkut bagaimana kegiatan kas diperoleh untuk mambiayai perusahaan termasuk operasinya. Dalam kategori ini
arus kas masuk merupakan kegiatan mendapatkan dana untuk kepentingan perusahaan. Arus kas keluar adalah pembayaran kembali kepada pemilik
dan kreditor atas dana yang diberikan sebalumnya. Harahap, 2001 :260. Penelitian yang dilakukan oleh Livnat dan Zarowin 1990 menyatakan
arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap return saham, karena secara tidak langsung informasi yang terkandung dalam
arus kas pendanan bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pasar modal sehingga perubahan yang terjadi dalam arus kas
pendanaan mempunyai hubungan dengan return saham.
Aktifitas ini terkait dengan bagaimana perusahaan memperoleh dana dari pihak luar seperti
pinjamanhutang atau penjualan saham apabila dana dari aktifitas operasi
37
tidak mencukupi untuk mendanai investasi pertumbuhan perusahaan. dan pembayaran dividen kepada investor dari kas yang tersisa dari kegiatan
operasinya.
sehingga arus kas dari aktivitas pendanaan sangat berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para
pemasok modal perusahaan investor berarti dalam hal ini semakin tinggi arus kas pendanaan yang dikeluarkan oleh perusahan semakin kecil pula
return saham yang dihasilkan perusahaan tersebut sehingga arus kas pendanaan mempengaruhi return saham perusahaan.
2.3. Kerangka Konseptual
Dari teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat membantu peneliti membuat kerangka pikir penelitian sebagai berikut :
Laba Akuntansi X
1
Arus Kas Pendanaan AKP X
3
Arus Kas Operasi AKO X
2
Return saham Y
Regresi Linier Berganda
38
2.4. Hipotesis
1. Diduga laba akuntansi berpengaruh positif terhadap return saham pada
perusahaan Food and Beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia. 2.
Diduga arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan Food and Beverage yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
3. Diduga arus kas pendanaan berpengaruh positif terhadap berpengaruh
return saham pada perusahaan Food and Beverage yang go publik di
Bursa Efek Indonesia.
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Variabel terikat Y adalah Return Saham Return
Saham adalah pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dalam bentuk deviden dan capital gain yang dihitung dengan cara
membandingkan anatar deviden yang dibagikan ditambah dengan selisih harga penutupan saham tahun sekarang dengan tahun sebelumnya dibagi
dengan harga penutupan saham pada periode sebelumnya. Ri
t
1 1
− −
−
it it
it
Pi P
P
= ....................Laksmi dan Ratnadi, 2007
Keterangan: R
it
P : Return saham perusahaan i pada waktu t
it
P : Harga saham i pada waktu t
it-1
2. Variabel bebas X yang digunakan terdiri dari : : Harga saham i pada periode sebelumnya t-1
a. Laba Akutansi X
1
Laba Akutansi merupakan hasil bersih setelah pajak. Luciana, 2007
Rumusnya yaitu : Laba per lembar saham =
Laba Bersih Jumlah Lembar Saham yang Beredar