perilaku agresi yang sangat tinggi jika ia memiliki sifat agresif. Meskipun individu tersebut tidak memiliki sifat agresif, namun
ketika sebelum terprovokasi mengalami kejadian seperti bertengkar dengan ibunya maka kecenderungan berperilaku agresi individu
tersebut akan tinggi juga.
c. Inhibiting Forces
Inhibiting forces merupakan faktor situasional maupun disposisi individu yang mampu meningkatkan kemungkinan bahwa
individu dapat melampaui atau bahkan menolak dorongan untuk beragresi yang muncul dalam dirinya. Jika dorongan untuk
berperilaku agresi tinggi maka individu harus memiliki kekuatan inhibiting forces yang lebih tinggi daripada dorongan tersebut
supaya perilaku agresi tidak muncul. Kontrol diri merupakan salah satu contoh dari inhibiting forces.
3. Jenis Perilaku Agresi
Berkowitz membagi perilaku agresi menjadi dua jenis Berkowitz, 1995; Koeswara, 1988, yaitu :
a. Agresi Instrumental
Agresi instrumental merupakan perilaku agresi yang memiliki tujuan lain selain menyakiti korban. Bagi pelaku, jauh lebih penting
dalam meraih tujuan tersebut dari pada rasa sakit yang dialami oleh korban. Contoh dari perilaku agresi instrumental adalah seorang
tentara yang membunuh musuhnya. Hal ini belum tentu dilakukan oleh tentara tersebut untuk membuat musuhnya kesakitan, namun bisa
karena rasa patriotisme kepada negaranya.
b. Agresi Emosional
Jenis agresi ini juga biasa disebut agresi jahat. Hal ini disebabkan karena tujuan utama pelaku melakukan perilaku ini adalah berbuat
jahat. Agresi emosional biasanya terjadi karena seseorang tersinggung dan berusaha menyakiti orang lain.
Sedangkan menurut Dollar Sear dalam Berkowitz, 1995, perilaku agresi dibagi menjadi empat jenis :
a. Agresi Fisik
Perilaku agresi fisik melibatkan tindakan yang secara terang- terangan bermaksud untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain
dengan segala cara. b.
Agresi Verbal
Perilaku agresi verbal merupakan usaha untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain melalui kata-kata. Terkadang hal ini berdampak
pada stress psikologis, kecemasan, dan jatuhnya harga diri korban. c.
Agresi Langsung
Perilaku agresi langsung merupakan perilaku yang mencelakakan atau menyakiti orang lain yang disampaikan secara langsung kepada
korban.
d. Agresi Tidak Langsung
Perilaku agresi tidak langsung adalah usaha untuk mencelakakan atau menyakiti orang lain melalui aksi perantara atau dengan
menyerang orang atau subjek yang berharga bagi korban. 4.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Agresi
Faktor dari perilaku agresi merupakan hal yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya perilaku agresi. Faktor perilaku agresi
dibagi menjadi dua bagian, yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal meliputi semua karakteristik yang seseorang bawa.
Sedangkan faktor situasional meliputi semua ciri-ciri dari sebuah situasi dalam Anderson Bushman, 2002.
a. Faktor Personal