2. Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik
Salah satu perubahan yang terjadi pada tubuh remaja adalah perubahan hormonal. Tiap jenis kelamin mengalami perubahan hormon
yang berbeda. Pada laki-laki akan didominasi oleh hormon testosteron sedangkan esterogen untuk perempuan. Perkembangan hormon inilah
yang mampu mempengaruhi cara kerja otak sehingga menimbulkan perilaku yang berbeda antara remaja laki-laki dan perempuan
Steinberg, 2002.
b. Perkembangan Kognitif
Perkembangan otak pada masa remaja menjadi kunci untuk mereka mengembangkan regulasi emosi dan perilakunya. Selain itu
perkembangan otak pada masa remaja juga semakin memampukan remaja untuk mempersepsi dan mengevaluasi resiko dan penghargaan
yang akan mereka terima Steinberg, 2005. Perkembangan berpikir remaja yang semakin maju dibandingkan ketika mereka kanak-kanak
juga digambarkan dalam 5 hal menurut Keating dalam Steinberg, 2002 :
1. Kemampuan remaja lebih baik dalam memperkirakan kemungkinan-
kemungkinan. Mereka tidak terbatas pada hal-hal yang mereka lihat
saja
2.
Remaja lebih mampu berpikir mengenai hal abstrak.
3. Remaja lebih sering memikirkan tentang proses berpikir.
4. Cara berpikir remaja lebih luas. Mereka berpikir secara
multidimensional.
5. Remaja melihat segala sesuatu secara relatif dan tidak absolut.
Menurut Piaget dalam Steinberg, 2002 remaja memasuki tahap cara berpikir operasional formal. Ciri khas dari cara berpikir
operasional formal
adalah remaja
mampu berpikir
tentang kemungkinan, berpikir secara multidimensi, dan mampu berpikir
mengenai konsep-konsep abstrak.
c. Perkembangan Emosi
Remaja sangat terkenal dengan istilah storm and stress badai dan stres. Oleh karena keadaan ini remaja identik dengan kemarahan dan
emosi yang meledak-ledak. Salah satu penyebabnya adalah perubahan hormonal Steinberg, 2002. Selain itu penyesuaian terhadap
lingkungan yang baru juga dapat membuat remaja mengalami keadaan emosi yang berlebihan. Hal ini disebabkan remaja kurang siap ketika
meninggalkan dunia kanak-kanaknya dan mengalami kebingungan dengan peran mereka yang baru.
Harapan sosial akan perilaku yang lebih matang dari remaja juga memberikan tekanan tersendiri. Lingkungan sosial menuntut mereka
untuk berperilaku seperti orang dewasa. Selain itu remaja harus menyesuaikan diri pula dengan lawan jenis mereka. Remaja harus
belajar hal-hal apa saja yang bisa dibicarakan dengan lawan jenis,
bagaimana cara bersikap di depan lawan jenis, dan bagaimana cara untuk popular diantara lawan jenis.
Tidak hanya lingkungan sosial namun keluarga juga mempengaruhi keadaan emosi remaja. Remaja akan mengalami ketegangan emosi
ketika memiliki orangtua yang sangat keras dan memberikan kebebasan yang sangat terbatas bagi remaja untuk berkembang.
Di sisi lain remaja mulai menyadari pentingnya pendidikan bagi kehidupannya di masa depan dan menimbulkan perasaan cemas yang
tidak pernah timbul ketika masa kanak-kanak. Kecemasan tersebut berlanjut ketika remaja dihadapkan pada kehidupan setelah sekolah,
ketika mereka harus bekerja atau menentukan jurusan di perguruan tinggi. Cita-cita tidak realistis yang dibawanya sejak masa kanak-kanak
akan memberikan kesulitan remaja untuk menentukan pilihannya di masa depan. Meskipun remaja mampu menentukkan apa yang
diinginkan belum tentu hal tersebut akan mereka dapatkan. Keadaan ekonomi keluarga dan izin dari orangtua yang biasanya menjadi
penghalang antara remaja dan keinginannya sehingga membuat remaja merasa frustasi Hurlock, 1973. Meskipun demikian dari tahun ke
tahun cenderung terjadi perbaikan perilaku emosional pada remaja Hurlock, 1990.
Salah satu tugas perkembangan remaja di wilayah emosi adalah pencapaian kematangan emosi. Remaja yang matang secara emosi bila
emosi remaja tersebut tidak meledak-ledak di hadapan orang lain. Akan
tetapi, remaja akan menunggu waktu dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dan dengan cara yang lebih dapat diterima
secara sosial. Hal ini disebabkan remaja yang sudah mencapai kematangan emosi dapat melihat situasi secara kritis dan berpikir
terlebih dahulu sebelum bereaksi Hurlock, 1990.
D. Kontrol Diri pada Remaja