BAB II LANDASAN TEORI
A. KONTROL DIRI
1. Pengertian Kontrol Diri
Kontrol diri dapat didefinisikan sebagai tendensi untuk meregulasi impuls dan menahan atau menolak godaan diberi penghargaan secara
langsung untuk tujuan jangka panjang Duckworth, Kim, Tsukuyama, 2013. Menurut Rodin kontrol diri merupakan perasaan bahwa seseorang
dapat membuat keputusan dan mengambil tindakan yang efektif untuk menghasilkan akibat yang diinginkan dan menghindari akibat yang tidak
diinginkan dalam Widiana, Retnowati, Hidayat, 2004. Dalam Kamus Psikologi, kontrol diri didefinisikan sebagai kemampuan mengendalikan
impulsivitas dengan menghambat hasrat-hasrat jangka pendek yang muncul spontan Reber Reber, 2010.
Selain itu kontrol diri merupakan kapasitas seseorang yang memampukannya mengubah keadaan dan respon dalam dirinya.
Seseorang yang memiliki kontrol diri mampu menolak respon yang baru terjadi di dalam dirinya dan menggantinya dengan respon yang baru.
Perilaku yang tidak teregulasi dan menghasilkan dorongan yang tidak terencana merupakan perilaku impulsif. Baumeister, dalam penelitiannya,
menyamakan istilah kontrol diri dan regulasi diri Baumeister, 2002.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kontrol diri adalah kemampuan seseorang untuk menahan atau menolak godaan dan
menahan hasrat jangka pendek yang menimbulkan penghargaan segera dan mengubahnya menjadi respon yang diinginkan supaya mengindari
akibat yang tidak diinginkan dan mencapai tujuan jangka panjang.
2. Internal Locus of Control
Istilah yang sering kali disejajarkan dengan kontrol diri adalah internal locus of control. Locus of control merupakan keyakinan individu
mengenai seberapa besar kontrol yang dimilikinya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Sedangkan internal locus of control sendiri
merupakan keyakinan individu bahwa perilaku dan karakteristik yang dimilikinyalah yang akan menentukan peristiwa yang terjadi dalam
hidupnya. Individu yang memiliki internal locus of control merasa memiliki kontrol akan hal-hal yang terjadi dalam hidupnya Passer
Smith, 2007; Rotter, 1990; Tsai Hsieh, 2014. Ketika individu telah memiliki suatu keyakinan maka ia akan
mengembangkan sebuah kompetensi yang mendukung keyakinannya. Sama halnya ketika individu memiliki internal locus of control, yaitu
keyakinan bahwa ia memiliki kontrol, maka ia akan mengembangkan kemampuan mengontrolnya Franken, 2002. Dalam penelitian ini
kemampuan tersebut merupakan kemampuan kontrol diri.
3. Manfaat Kontrol Diri