4.1.2.5 Partisipan V orangtua yang memiliki anak hiperaktif Latar Belakang Partisipan V
Peneliti melakukan wawancara dengan partisipan V. Partisipan V bernama Pak Ari, yang merupakan orang tua kandung Poli. Peneliti melakukan wawancara
kepada Pak Ari sebanyak dua kali. Wawancara pertama dilakukan di kantin sekolah Poli saat Pak Ari sedang menjemput Poli pada tanggal 1 Desember 2015.
Wawancara ini hanya berlangsung singkat dan tidak begitu mendalam karena Pak Ari terlihat tergesa-gesa untuk segara pulang. Karena hal tersebut kemudian
peneliti meminta informasi kepada Pak Ari untuk mengadakan wawancara lagi. Wawancara yang kedua dilakukan pada tangal 9 Januari 2016 di ruang tamu
rumah Pak Ari. Laku-laki berusia 39 tahun ini bekerja sebagai seorang petani. Pak Ari dan
keluarganya tempat tinggal di sebuah desa di daerah Bantul selatan. Beliau mempunyai seorang istri yang berusia 35 tahun dan tiga orang anak. Anak yang
pertama adalah laki-laki dan sekarang ini telah menginjak kelas dua SMP. Anak yang ke dua adalah Poli, seorang anak laki-laki yang saat ini duduk di kelas IV
dan mengalami hiperaktif. Anak yang ke tiga adalah perempuan, dan saat ini duduk di bangku taman kanak-kanak. Kondisi perekonomian keluarga Pak Ari
termasuk menengah kebawah, hal ini peneliti ketahui ketika melakukan wawancara dengan mengunjungi ke rumah beliau.
Problematika Anak yang Mengalami Hiperaktif
Berdasarkan hasil wawancara dengan ayah kandung Poli, yang mengatakan bahwa Poli memiliki perilaku yang berlebihan daripada anak
seumurannya. Pak Ari bercerita tentang kondisi Poli dari sejak usia TK sampai kelas IV SD. Sewaktu duduk di TK, Poli mau mengerjakan tugas sendiri tanpa
didampingi. Tetapi mulai dari kelas II, Poli sudah sulit belajar dan harus sering didampingi orang lain.
Ketika peneliti menanyakan kepada Pak Ari mengenai kemandirian Poli ketika belajar di rumah, beliau mengatakan Poli belajarnya masih sulit. Poli harus
selalu disuruh dan diingatkan setiap kali untuk belajar, serta harus selalu didampingi. Jika orang tuanya meninggalkan sebenar ketika belajar, Poli lebih
asik bermain sendiri dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, seperti pensil dan menggambar.
Poli tidak memiliki masalah ketika berinteraksi dengan keluarganya, tetapi terkadang Poli sering bertengkar dengan kakaknya. Poli terlihat lebih berani dan
supel ketika berinteraksi dengan teman-temannya. Saat ada masalah dengan kakaknya, Poli sempat marah tetapi tidak sampai dibawa sampai larut dan
berkepanjangan. Sewaktu marah Poli jarang main tangan tetapi lebih sering merusak benda-benda disekitarnya, seperti ditendang maupun dilempar.
Nilai pelajaran Poli dalam bidang akademik, seperti Matematika, IPS, dan PKn masih dibawah KKM, sedangkan nilai olahraga, IPA, dan SBK bagus. Poli
sering mengisi kegiatan di rumah dengan bersepeda tanpa pernah merasa kelelahan. Poli memiliki kegemaran menggambar kartun.
Ketika pada saat di leskan, Pak Ari mengatakan kalau guru les Poli merasa pusing dengan tingkah lakunya, dan Poli malah sering mengganggu temannya,
sewaktu di sekolah Poli juga sering mengajak temannya berbicara saat pembelajaran di kelas.
4.2 Pembahasan