3.6.1.1 Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan observasi dan wawancara lagi dengan partisipan yang pernah ditemui
maupun yang baru. Melalui perpanjangan pengamatan ini membuat hubungan peneliti dan partisipan semakin terbentuk, semakin akrab, semakin terbuka, saling
percaya sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan Sugiyono, 2010: 369. Perpanjangan pengamatan digunakan untuk menguji kredibilitas data penelitian,
sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diperoleh, apakah data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak. Bila setelah
dicek kembali ke lapangan data sudah benar sudah kredibel, maka waktu perpanjangan pengamatan dapat diakhiri Sugiono, 2010: 370. Perpanjangan
pengamatan memungkinkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang diterapkan oleh
Nasution Sugiyono, 2015: 336 yang menyebutkan analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian. Sebelum Peneliti melakukian observasi peneliti melakukan adaptasi dengan guru dan anak. Peneliti
melakukan observasi berkali-kali, observasi ini dilakukan selama peneliti melakukan kegiatan PPL di SD Kasih.
Observasi ini bertujan untuk mendapatkan
data yang lebih rinci mengenai kemandirian belajar anak hiperaktif. Setelah selesai kegiatan PPL, peneliti masih melakukan observasi kepada Poli hingga
awal bulan Januari guna melihat kembali data-data yang telah diperoleh sudah benar ataupun masih ada yang kurang.
3.6.1.2 Triangulasi
Sugiyono 2010: 372 menjelaskan bahwa triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, berbagai waktu.
Denzin Moleong, 2014: 330 membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik,
dan teori. Sugiono 2010: 372 mengemukakan tiga macam trianggulasi yakni
trianggulasi sumber, trianggulasi teknik, dan trianggulasi waktu.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan trianggulasi teknik. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif Moleong, 2014: 330.
Triangulasi sumber dikatakan sebagai cara pengecekan data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti melakukan wawancara yang mendalam kepada
tiga guru di SD Kasih untuk dijadikan triangulasi sumber. Berikut adalah sebuah bagan mengenai triangulasi sumber.
Gambar 3.3 Triangulasi Sumber Trianggulasi teknik berarti menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama, namun dengan teknik Wawancara
mendalam Guru Kelas IV SD Kasih
Guru Penjaskes SD Kasih Guru Kelas III Guru Yang
pernah mengampu Poli di kelas II SD Kasih
yang berbeda Sugiyono, 2010: 373. Triangulasi teknik yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data. Pertama data diperoleh dari dokumentasi, kemudian dicek dengan observasi partisipatif dan wawancara. Data yang diperoleh menjadi
kredibel jika pengujian data dari ketiga teknik tersebut menghasilkan data yang sama. Berikut adalah sebuah bagan mengenai triangulasi teknik.
Gambar 3.4 Triangulasi teknik
3.6.2 Pengujian Tranferability