Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Data dari Kepolisian mengungkap bahwa 60 kasus kecelakaan yang terjadi di jalan raya disebabkan oleh pengendara kendaraan bermotor yang kurang mematuhi
petunjuk mengemudikan kendaraan dan peraturan lalu-lintas di jalan raya Asosiasi keselamatan jalan, 1993. Pelanggaran yang dilakukan oleh pengendara kendaraan
bermotor cenderung disebabkan karena mereka kurang mengetahui peraturan yang berlaku di jalan raya Asosiasi keselamatan jalan, 1993. Pendataan yang dilakukan
oleh Mabes Polri menunjukkan, 91 kecelakaan di jalan terjadi karena perilaku warga yang tidak disiplin, 5 faktor kendaraan, 3 faktor jalan, dan hanya 1 faktor
lingkungan alam. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank dalam Road Safety Guidelines for The Asian and Pacific 2006, menilai keselamatan
berlalu lintas di Indonesia menduduki tempat yang cukup memprihatinkan dibanding dengan bangsa-bangsa tetangga kita Asia Tenggara lainnya, menempatkan Indonesia
masuk daftar negara paling buruk dalam bidang keselamatan lalu lintas se-Asia Pasifik, Indonesia berada di bawah Laos dan Nepal. Sedangkan hasil penelitian PBB
menunjukan 80 dari kecelakaan lalu lintas di jalan terjadi di negara-negara yang berpenghasilan menengah dan rendah, dan tentu ini termasuk Indonesia.
Pada dasarnya semuanya dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kejadian- kejadian yang sebenarnya tidak diinginkan jika semua pengendara mau dan berusaha
untuk memperhatikan dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas serta berusaha untuk berhati-hati, sopan dan saling menghormati ketika berkendaraan di jalan raya demi
keselamatan diri sendiri dan orang lain sebagai pengguna jalan. Dirjen Perhubungan Darat yang diwakili oleh Kasubdit Manajemen Keselamatan, Gede Pasek Suardika
2006, menyatakan bahwa permasalahan kecelakaan lalu lintas bisa ditinjau dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa aspek, yaitu sumber daya manusia dan manajemen. Dari sisi sumber daya manusia, kecelakaan disebabkan rendahnya disiplin berlalu lintas, rendahnya
kesadaraan akan keselamatan, dan belum memadainya kompetensi petugas bidang keselamatan. Sedangkan dari sisi manajemen di antaranya disebabkan penegakan
hukum yang belum menimbulkan efek jera dan sistem informasi yang belum memadai Pikiran Rakyat, 24 November 2006. Selain itu, muara dari seluruh
persoalan kecelakaan lalu lintas di negeri ini ialah hukum yang masih amburadul. Hukum belum mampu menciptakan ketertiban sosial. Disiplin dan kepatuhan
terhadap hukum belum menjadi bagian dari peradaban masyarakat. Media Indonesia editorial. 13 Februari 2007.
Selain itu menurut dosen psikologi klinis Universitas Padjadjaran Aris Buditomo, mengemudikan kendaraan merupakan kegiatan yang bisa sangat
melelahkan, apalagi saat suasana jalan yang macet, dapat menimbulkan kejenuhan, kekesalan, dan bisa mengganggu emosi sehingga kondisi jiwa yang tadinya tenang,
menjadi kurang tenang. Ia juga menambahkan bahwa tidak aneh apabila pengemudi kendaraan ngebut, serobot sana serobot sini atau melakukan pelanggaran. Kondisi
kemacetan lalu lintas, gangguan di perjalanan, jarak tempuh yang jauh, dan kekurangnyamanan alat atau perlengkapan kendaraan, memang berpotensi
mengganggu kestabilan emosi setiap pengemudi kendaraan. Pikiran Rakyat 17 Desember 2002.
Pengguna jalan perlu memiliki kesadaran terhadap pentingnya berkendaraan dengan sopan, saling menghormati, taat terhadap hukum yang berlaku dan memiliki
disiplin yang tinggi, menghargai sesama pengguna jalan, dan perlu menjalani PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran guna mengurangi resiko terjadinya kecelakaan di jalan raya. Di jalan raya diperlukan kesadaran dari para pengguna kendaraan atau jalan raya demi
terciptanya ketertiban dan keteraturan. Taraf kepatuhan hukum atau disiplin pengemudi bergantung pada taraf pengetahuan hukum, dan sikapnya terhadap hukum
dan pola perikelakuannya Soekanto, 1981:65. Selain itu menurut Suryohadiprojo 1989 niat untuk mentaati peraturan
merupakan suatu kesadaran bahwa tanpa disadari unsur ketaatan, tujuan tidak akan tercapai. Hal itu berarti bahwa sikap dan perilaku didorong adanya kontrol diri yang
kuat. Artinya sikap dan perilaku untuk mentaati peraturan yang berlaku muncul dari dalam dirinya. Niat juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk berbuat sesuatu atau
kemauan untuk menyesuaikan diri dengan aturan-aturan. sikap dan perilaku dalam disiplin berlalu lintas ditandai oleh berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak untuk
mentaati peraturan. Artinya, orang yang dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga
mempunyai kehendakniat untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu untuk diketahui secara lebih mendalam mengenai hubungan antara tingkat pelanggaran peraturan lalu-lintas dengan tingkat
kecelakaan di jalan raya. Oleh karena itu penulis ingin meneliti mengenai hubungan antara tingkat pelanggaran peraturan lalu-lintas dengan tingkat kecelakaan di jalan
raya. Wilayah penelitian pada penelitian ini adalah wilayah hukum Polres Kabupaten Sleman propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.