Dampak Pelanggaran Peraturan Lalu-Lintas

diatur dalam undang-undang lalu-lintas. Hukuman yang akan dijalani oleh pengguna jalan dapat berupa menjalani persidangan, dan berupa ganti rugi secara ekonomi seperti denda keuangan, biaya administrasi, dan ganti rugi berupa sarana dan prasarana jalan yang rusak akibat pelanggaran; kerusakan kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan; dan biaya pengobatan bagi korban manusia Asosiasi keselamatan jalan, 1993. Dalam kehidupan bermasyarakat selalu tidak lepas dari adanya norma- norma hukum yang mengatur hampir seluruh bidang kehidupan. Karenanya dengan adanya norma-norma tersebut menuntut adanya kesadaran dari masyarakat untuk mau mentaati norma tersebut. Setiap masyarakat yang normal selalu mempunyai kesadaran hukum; masalahnya adalah taraf kesadaran hokum tersebut, yakni tinggi, sedang dan rendah. Tolak ukur taraf kesadaran hukum tersebut, menurut Soekanto 1990:34 meliputi: pengetahuan mengenai hukum; Pemahaman terhadap hukum; sikap terhadap hukum; dan perilaku hukum. Seseorang dianggap mempunyai taraf kesadaran hukum yang tinggi apabila perilaku nyatanya sesuai dengan hukum yang berlaku. Dengan demikian, maka taraf kesadaran hukum yang tinggi didasarkan pada kepatuhan hukum, yang menunjukkan sampai sejauh manakah perilaku nyata seseorang serasi dengan hukum yang berlaku. Demikian halnya dengan perilaku berlalu lintas. Tanpa keadaan yang tertib, sudah tentu kehidupan lalu lintas tidak akan dapat berlangsung. Tertib lalu lintas akan tercipta, apabila setiap pemakai jalan khususnya pengendara sepeda motor bersedia mentaati segala bentuk peraturan lalu lintas pada saat berlalu lintas di jalan. Untuk dapat mentaati peraturan, maka pemahaman terhadap peraturan itu sendiri adalah syarat mutlak yang harus dimiliki setiap pemakai jalan. Sebab tidak mungkin seseorang dapat mentaati suatu peraturan, tanpa mengetahui dan memahami peraturan itu terlebih dahulu. Upaya pemahaman terhadap peraturan lalu lintas yang ditekankan kepada setiap pemakai jalan, telah dilakukan pihak Polantas melalui penerangan atau penyuluhan, baik secara langsung maupun melalui media massa. Disamping itu, pemahaman terhadap peraturan lalu lintas juga diisyaratkan secara formal terhadap proses pemilikan SIM. Karena itu setiap pemakai jalan untuk dapat memiliki SIM, harus mematuhi peraturan lalu lintas terlebih dahulu, disamping juga harus terampil dalam mengemudikan kendaraanya di jalan. Kurangnya disiplin d a la m berlalu lintas, pada tahap awal menimbulkan pelanggaran- pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas. Banyaknya fasilitas tertib lalu lintas, seperti misalnya jalur tertentu, lampu lalu lintas, jembatan penyeberangan dan rambu-rambu lalu lintas lainnya, acapkali tidak berfungsi maksimal. Bahkan tidak jarang, fasilitas- fasilitas tersebut, rambu-rambu lalu lintas begitu saja di langgar, walaupun ada petugas yang berjaga-jaga di tempat itu. Disiplin dalam arti yang positif seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini. Hodges dalam Yuspratiwi, 1990 mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. dalam kaitannya dengan lalu lintas, pengertian disiplin berlalu lintas adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukan ketaatan pengendara terhadap peraturan lalu lintas yang berlaku. Niat untuk mentaati peraturan menurut Suryohadiprojo 1989 merupakan suatu kesadaran bahwa tanpa disadari unsur ketaatan, tujuan tidak akan tercapai. hal itu berarti bahwa sikap dan perilaku didorong adanya kontrol diri yang kuat. artinya sikap dan perilaku untuk mentaati peraturan yang berlaku muncul dari dalam dirinya. Niat juga dapat diartikan sebagai keinginan untuk berbuat sesuatu atau kemauan untuk menyesuaikan diri dengan aturan-aturan. sikap dan perilaku dalam disiplin berlalu lintas ditandai oleh berbagai inisiatif, kemauan dan kehendak untuk mentaati peraturan. artinya, orang yang dikatakan mempunyai disiplin yang tinggi tidak semata-mata patuh dan taat terhadap peraturan secara kaku dan mati, tetapi juga mempunyai kehendakniat untuk menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Secara teoritis, taraf kepatuhan hukum atau disiplin pengemudi bergantung pada taraf pengetahuan hukum, dan sikapnya terhadap hukum dan pola perikelakuannya Soekanto, 1981:65. Dari uraian diatas, terdapat asumsi bahwa pengguna jalan memiliki berbagai macam faktor yang melatar belakangi perilakunya di jalan raya. Faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku dijalan raya antara lain dipengaruhi oleh karakteristik-karakteistik pengguna jalan seperti karakter mental dan karakter fisik. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi pengendara seperti taraf kesadaran akan hukum yang tinggi maupun rendah, kesediaan atau tidaknya pengendara untuk mematuhi, memahami serta berkemauan dan berkehendak untuk mentaati peraturan-peraturan lalu lintas yang berlaku. Peraturan memiliki peranan penting dalam menciptakan stabilitas dan keamanan dan kenyamanan dalam berlalu lintas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peraturan merupakan salah satu alat yang dibuat dan digunakan oleh suatu Negara bagi masyarakat, yang harus ditaati dan dipatuhi anggota masyarakat. Demikian juga dalam kehidupan di jalan raya, telah dibuat suatu peraturan untuk menciptakan kehidupan berlalu lintas yang tertib dan teratur. Dengan adanya peraturan lalu lintas tersebut, setiap pemakai jalan khususnya pengendara kendaraan bermotor harus tahu, mengenal, taat dan mematuhinya. Pengetahuan tentang peraturan lalu lintas adalah merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki seluruh pengendara kendaraan bermotor. Disamping peraturan, kedisiplinan individu sebagai pengguna jalan juga memiliki peranan penting, Hodges dalam Yuspratiwi, 1990 mengatakan bahwa disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. dalam kaitannya dengan lalu lintas, pengertian disiplin berlalu lintas adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukan ketaatan pengendara terhadap peraturan lalu lintas yang berlaku Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna jalan melakukan pelanggaran ada faktor yang sifatnya berdiri sendiri dan ada gabungan dari beberapa faktor yang mempengaruhi pengguna jalan dalam berlalu lintas. Namun dalam hal ini belum dapat diketahui dengan pasti mengenai faktor-faktor apa saja yang mendasari terjadinya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, peneliti harus sangat berhati-hati di dalam menilai tingkah laku seseorang pengguna jalan karena kerap kali tidak diketahui secara tepat faktor yang melatarbelakangi perbuatannya. Walaupun sukar dan perlu kehati-hatian, peneliti berusaha untuk lebih mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi para PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengguna jalan tertentu sangat membantu usaha pemahaman mengenai tingkah laku dari pengguna jalan tersebut sehingga pelanggaran dan kecelakaan dapat diminimalisir.

B. Kecelakaan Lalu-Lintas 1.

Pengertian Kecelakaan Di Jalan Raya Kecelakaan di jalan raya dapat diartikan menderita sesuatu yang menyusahkan atau menyulitkan akibat suatu kejadian atau peristiwa yang tidak disengaja maupun disengaja yang terjadi di jalan raya. Pada umumnya kecelakaan diakibatkan oleh di sengaja tidak di sengaja, Sengaja adalah tindakan yang telah di rencanakan terlebih dahulu sedangkan tidak sengaja adalah tindakan yang tidak di rencanakan terlebih dahulu kamus bahasa Indonesia,1997. Kecelakaan yang di sengaja menurut Saparinah 1986 adalah pelanggaran peraturan lalu-lintas yang terjadi dapat juga karena pengendara bersikap mencoba-coba dalam mempergunakan kesempatan-kesempatan yang ada contoh kebut-kebutan di jalan yang tidak ramai dengan konsekuensi bahwa mereka dihukum atau tidak dihukum sesuai dengan ketentuan kolektivitas yang berlaku. Kecelakaan lalu-lintas tidak sengaja menurut KansilKansil 1994: 241 dapat diartikan sebagai suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, dan dapat mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas yang didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tentang Prasarana dan Lalu Lintas sebagai Suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Kecelakaan menurut Sulaksmono Buchari, 2007 adalah suatu kejadian yang tidak terduga dan yang tidak dikenhendaki yang mengacaukan suatu proses aktivitas yang telah diatur. Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam sekejap mata, dan setiap kejadian tersebut terdapat empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai yakni : lingkungan, bahaya, peralatan dan manusia. Kecelakaan ialah suatu kejadian yang tidak terduga dan yang tak diharapkan, karena dalam peristiwa tersebut tidak ada unsur kesengajaan, lebih- lebih dalam bentuk perencanaan. Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian tidak disengaja atau disangka yang mengakibatkan kematian, luka-luka atau kerugian materi dan salah satu pemakai jalan harus melakukan ada pergerakan lalu lintas.

2. Bentuk-Bentuk dan Ukuran Kecelakaan Di Jalan Raya

Kecelakaan yang terjadi di jalan raya dapat berbentuk: kecelakaan murni pelaku tunggal berupa kecelakaan yang dilakukan sendiri oleh pengguna kendaraan tanpa melibatkan pihak lain. Selain itu, kecelakaan dapat pula terjadi dikarenakan pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna kendaraan dalam hal ini kecelakaan dapat melibatkan kendaraan dengan kendaraan seperti kendaraan roda empat dengan kendaaraan roda empat, kendaraan roda dua. Kendaraan roda empat, kendaraan roda dua dengan pejalan kaki dan kendaraan roda empat, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kendaraan roda dua dengan lingkungan fisik seperti menabrak rambu, marka jalan dan pohon yang berada ditepi jalan. Kecelakaan dapat mengakibatkan kendaraan rusak ringan dan rusak parah; kecelakaan yang mengakibatkan korban kecelakaan luka ringan seperti lecet atau tergores di bagian tubuh tertentu; kecelakaan yang mengakibatkan korban kecelakaan luka berat seperti mengeluarkan darah yang cukup banyak di bagian tubuh yang vital, sehingga diharuskan untuk operasi; kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal dunia Asosiasi keselamatan jalan, 1993. Kecelakaan yang terjadi di jalan raya juga dapat menelan korban yakni berupa korban meninggal, korban luka berat, dan korban luka ringan. Korban meninggal adalah seseorang atau kelompok yang dipastikan meninggal sebagai akibat kecelakaan lalu-lintas dalam jangka waktu paling lama tiga puluh hari setelah kecelakaan terjadi. Korban luka berat adalah seseorang atau kelompok orang yang karena kecelakaan lalu-lintas mengalami luka-luka, menderita cacat tetapsalah satu anggota tubuh tidak dapat sembuh untuk selama-lamanya atau harus dirawat di rumah sakittempat lain dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Sedangkan korban luka ringan adalah seseorang atau kelompok orang yang mengalami lecet atau tergores benda yang tidak terlalu berat KansilKansil, 1994. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI