1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Proses pendidikan merupakan sarana pemahaman yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyalurkan ide kreatif untuk
membentuk jati diri dan memperoleh pengalaman. Pendidikan tinggi kurang memusatkan pada pembimbingan kemampuan mahasiswa untuk berpikir
dengan cara kreatif. Setyawan 2006 menyatakan bahwa mahasiswa perlu mengeksplorasikan kreativitasnya dalam belajar di Perguruan Tinggi.
Mahasiswa memperoleh pengalaman untuk lebih berani mengekspresikan kreativitasnya.
Pada waktu ini proses pendidikan lebih menekankan aspek kognitif dan pengarahan pada proses pembelajaran, seperti prestasi akademik, oleh karena
itu mahasiswa selalu mengejar prestasi akademik untuk memperoleh hasil nilai dari proses belajar yang menentukan keberhasilannya.
Berdasarkan hasil observasi awal, mahasiswa Jurusan Seni Murni merupakan jurusan yang diunggulkan pada salah satu program studi Fakultas
Seni Rupa di Institut Seni Indonesia ISI Yogyakarta. Mahasiswa berusaha meningkatkan prestasi akademiknya melalui hasil karya kreatif. Mahasiswa
dituntut untuk mampu mengungkapkan konsep seni dan mewujudkannya dalam karya seni rupa. Mahasiswa menghasilkan karya seni diperoleh dengan
2
daya fantasinya, maka membutuhkan kreativitas. Kreativitas merupakan ekspresi untuk menghasilkan sebuah produk yang baru dengan caranya
sendiri, oleh karena itu mahasiswa perlu meningkatkan karya kreatif. Mahasiswa Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia ISI Yogyakarta
dalam studinya selalu dihadapkan pada tantangan selama mengeksplorasi karya, baik dalam membentuk karakter dan kemampuan skill konsep maupun
praktik dalam pencapaian profil lulusannya. Keadaan tersebut merupakan proses evaluasi yang mendukung untuk menghasilkan lulusan berkualitas
dengan kompetensi seniman yang memiliki derajat sarjana sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan oleh Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta.
Mahasiswa diharapkan
mampu menganalisis
dan memecahkan
permasalahan di bidang seni rupa secara ilmiah sesuai dengan keahlian mereka. Mahasiswa juga diharapkan mampu menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang
mereka kuasai
dalam menanggapi
permasalahan kebudayaan masyarakat. Pada buku panduan Fakultas Seni Rupa – Institut
Seni Indonesia Yogyakarta 2011, mahasiswa didukung “motivasi kebutuhan spiritual yang bersifat subyektif”, artinya
mahasiswa diharapkan dapat menyampaikan makna spiritual dalam mengekspresikan karyanya, sehingga
dapat memotivasi dirinya sendiri dalam berkarya. Hal tersebut didukung oleh Diana 2006 mengenai kecerdasan spiritual, menjelaskan bahwa kecerdasan
untuk memahami makna dari pengalaman kehidupan. Mahasiswa tidak hanya mengandalkan kemampuan fisik selama proses berkreasi, namun juga mampu
mempertanggungjawabkan hasil
karya seninya.
Pengalaman tersebut
3
membantu dalam memperluas wawasan, mengembangkan kepribadian dan meningkatkan kreativitas mahasiswa.
Burhan 2009 dalam makalah yang berjudul “Perkembangan Akademi Seni Rupa Indonesia ASRI hingga Fakultas Seni Rupa FSR ISI
Yogyakarta” mengharapkan mahasiswa diberikan kebebasan dan keberanian berkreasi dalam menciptakan karya seni. Pada kompetisi yang berjalan terus-
menerus, mereka sering memunculkan karya-karya seni dengan kreativitas yang tidak terduga, bahkan mereka berusaha melahirkan keunikan personal
style .
Mahasiswa berusaha menciptakan kekhasan karya seni dengan tampilan sebaik mungkin, maka dibutuhkan kreativitas. Setiap hasil karya dibuktikan
kualitasnya melalui kegiatan pameran. Pameran seni merupakan suatu pilihan yang cukup strategis bagi proses aktualisasi diri seorang seniman untuk
mengenalkan karya seni dan eksistensi individu juga kelompok seniman. Mahasiswa yang mengikuti pameran dapat meningkatkan relasi individu
dalam aktualisasi diri, juga sebagai sarana untuk memperlancar komunikasi yang dapat memberikan kontribusi positif perkembangan kreativitas individu.
Karya kreatif merupakan suatu bentuk dari produk kreatif. Munandar 1988 menyatakan bahwa kreativitas sebagai produk yang menghasilkan
karya baru dan dapat disebut kreatif, apabila memperoleh penghargaan dari orang lain pada waktu tertentu. Karya kreatif mahasiswa akan lebih
berkembang apabila memiliki harga diri. Harga diri merupakan salah satu perwujudan dari konsep diri. Peran konsep diri juga hal yang penting dalam
4
proses pembelajaran dan proses pendidikan, sehingga perlu diperhatikan Widodo, 2006.
Suatu karya kreatif dapat diciptakan jika individu memperoleh stimulasi yang mendukung. Adanya penghargaan sebagai sarana motivasi bagi
penciptaan karya kreatif dapat memupuk dan mengembangkan daya kreativitas yang dimiliki individu. Dalam konteks ini, penghargaan karya
kreatif ditunjukkan melalui hasil atau nilai karya praktikum mahasiswa berdasarkan pengamatan dari dosen. Hal ini menentukan dalam kemampuan
intelektual yang kreatif, penguasaan keterampilan sesuai minat individu, dan motivasi untuk mencapai keunggulan di bidang seni.
Konsep diri merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan dalam menciptakan karya kreatif. Jika seorang mahasiswa memiliki konsep diri
positif, maka akan terbentuk penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri. Penghargaan diri merupakan evaluasi diri yang akan menentukan sejauh mana
seseorang yakin akan kemampuan dan keberhasilan dirinya karena daya kreativitas yang dimiliki. Konsep diri akan mempengaruhi pada karya kreatif.
Konsep diri seniman dapat diaktualisasikan dalam bentuk karya seninya; artinya individu memiliki dorongan kreasi untuk berkembang pencapaian dan
keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan. Adapun pengertian konsep diri yaitu
identitas diri seseorang sebagai sebuah skema dasar yang terdiri dari kumpulan keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri yang terorganisasi Baron
Bryne, 2004, konsep diri personal merupakan identitas yang unik.
5
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Juriana 2000 tentang kesesuaian antara konsep diri nyata dan ideal dengan kemampuan manajemen
diri mahasiswa pelaku organisasi, hasil analisis menunjukkan bahwa konsep diri menempati posisi yang penting dalam menentukan perilaku individu.
Perilaku individu akan terarah dengan baik jika dapat menyesuaikan konsep diri nyata dan konsep diri ideal yang dimilikinya. Hasil penelitian lain Rola,
2006 tentang pengaruh konsep diri dalam motivasi berprestasi pada remaja awal hingga akhir menunjukkan bahwa adanya konsep diri positif dalam
mencapai motivasi prestasi yang tinggi. Konsep diri positif sebenarnya dibutuhkan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai prestasi yang
tinggi, karena konsep diri berkorelasi dengan prestasi, motivasi, dan tujuan hidup. Penelitian lain juga dilakukan oleh Sahputra 2009 menyatakan adanya
hubungan yang bermakna antara konsep diri dengan prestasi akademik. Hasil- hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dalam berbagai tingkatan
pendidikan, seseorang
yang memiliki
konsep diri
positif cenderung
memperoleh pencapaian akademik yang lebih baik. Penekanan masalah penelitian ini adalah konsep diri dalam aktualisasi
karya seni berkaitan dengan kreativitas mahasiswa. Adanya keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan melihat situasi, dan kemampuan untuk
bereksperimen yang berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif. Agus 2005 dalam artikel mengenai masalah kreativitas dalam pendidikan
selama ini hanya mengembangkan rasio dan penemuan inovasi baru. Sedangkan pertumbuhan dan perkembangan peranan fisik tidak begitu penting
6
dan setiap rangsang untuk bertindak kreatif lebih cenderung dipahami secara rasional.
Artikel tersebut
memperlihatkan masalah
kreativitas sangat
dipengaruhi oleh kemampuan kreatif. Individu hanya mementingkan ratio dan logika sehingga akan kehilangan kekhasan kreatifnya, maka diperlukan
adanya kematangan pribadi dan integrasi dengan lingkungan yang meliputi sarana, keterampilan, orisinalitas, sebagai ungkapan dan identitas yang khas.
Konsep diri merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan dalam menciptakan karya kreatif. Jika seorang mahasiswa memiliki konsep diri
positif, maka akan terbentuk penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri. Penghargaan diri merupakan evaluasi diri yang akan menentukan sejauh mana
seseorang yakin akan kemampuan dan keberhasilan dirinya karena daya kreativitas yang dimiliki. Hal ini konsep diri akan mempengaruhi pada karya
kreatif. Kreativitas
merupakan hasil
proses belajar
mahasiswa dengan
lingkungannya. Seseorang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungannya dalam proses penciptaan karya kreatif. Interaksi tersebut bisa
mendukung atau menghambat upaya kreatif pada mahasiswa. Kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui karya kreatif.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara konsep diri dan kreativitas mahasiswa dengan karya kreatif.
7
B. RUMUSAN MASALAH