JENIS PENELITIAN SAMPEL PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN METODE ANALISIS DATA

33

BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian korelasional correlational research. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara konsep diri dan kreativitas dengan karya kreatif pada mahasiswa Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta. Azwar 1999 menegaskan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variabel yang diteliti. Jika ada, berapa besarnya atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

B. SAMPEL PENELITIAN

Subyek penelitian dipilih melalui Purposive Sampling atau Sampel Bertujuan yaitu pengambilan subyek yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu Hadi, 2000. Alasan karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga untuk penelitian, sehingga pengambilan sampel didasarkan atas ciri, sifat, atau karakteristik tertentu yang telah diketahui sebelumnya. Karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Subyek adalah mahasiswa yang berstatus masih aktif kuliah di Jurusan Seni Murni ISI Yogyakarta. 2. Usia ≥ 18 tahun. 34

C. VARIABEL PENELITIAN

Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek penelitian atau apa yang dapat menjadi suatu titik perhatian penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel-variabel sebagai berikut: 1. Variabel Bebas : Konsep diri X1 Kreativitas X2 2. Variabel Tergantung : Karya kreatif Y

D. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN 1. Karya Kreatif

Karya kreatif diperoleh dari nilai akhir matakuliah yang diambil oleh mahasiswa Jurusan Seni Murni yaitu Seni Lukis Madya I dan Seni Grafis Madya I. Hasil nilai matakuliah tersebut merupakan nilai semester genap tahun 20122013 telah dioperasionalkan dalam bentuk nilai huruf yang masing-masing mempunyai nilai bobotnya, seperti berikut: A = 4, B = 3, C = 2, D = 1, dan E = 0.

2. Konsep Diri

Konsep diri adalah gambaran atau konsep individu mengenai cara pandang terhadap dirinya sendiri secara utuh, perasaan dan penilaian tentang dirinya yang unik, serta mengenai gagasan-gagasannya tentang pribadi yang diharapkan. Konsep diri muncul dari pengalaman individu sendiri dengan orang lain baik bersifat fisik, psikologis, moral dan sosial yang berkembang secara positif dan negatif. Data tentang konsep diri 35 diukur melalui skala yang disusun dengan aspek gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas. Konsep diri seseorang ditandai dengan perolehan skor skala konsep diri. Semakin tinggi skor berarti semakin tinggi konsep dirinya dan sebaliknya. Konsep diri diukur dengan skala konsep diri yang dibuat oleh peneliti, meliputi lima aspek konsep diri: a. Gambaran diri: persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh, status, peranan, dan kemampuan dirinya. b. Ideal diri: persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standar pribadi atau pribadi yang diharapkan oleh individu, sebagian berupa keinginan dan sebagian berupa keharusan. c. Harga diri: penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri yang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. d. Peran: pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat, sebagaimana yang diyakini individu dan orang lain yang melihat dan mengevaluasi. e. Identitas: kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian, dimana mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain dan unik. 36

3. Kreativitas

Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah Tes Kreativitas Figural. Kreativitas figural adalah kemampuan individu untuk berpikir, berkehendak, dan mencipta atau membuat sesuatu yang baru yang berbeda dari orang lain. Bentuk visualisasi gambar berdasarkan atas pengetahuan, pengalaman dan informasi yang telah ia peroleh sebelumnya. Kreativitas figural pada mahasiswa Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta diamati sejauh mana subyek mampu mengaktualisasikan pikiran atau ide-idenya dalam bentuk gambar. Berdasarkan pada impuls- impuls yang mereka peroleh dari pengalaman visual dari kampus maupun dari luar kampus selama subyek melaksanakan tugas-tugas akademis menunjang keberhasilan khususnya menghasilkan sebuah karya seni. Daya kreativitas ini terdiri dari: kelancaran fluency, keluwesan flexibility, elaborasi elaboration, dan keaslian originality. Untuk skoring ke empat aspek kreativitas di atas menggunakan buku panduan manual dari Torrance Tests of Creative Thinking yang disusun oleh Torrance pada tahun 1974. a. Kelancaran fluency, merupakan kemampuan seseorang yang mengacu pada kuantitas atau sejumlah besar ide, gagasan, atau alternatif dalam memecahkan persoalan. b. Keluwesan flexibility, merupakan kemampuan untuk melihat berbagai hal dari sudut pandang yang berbeda serta menggunakan banyak strategi atau pendekatan yang berbeda. 37 c. Elaborasi elaboration, merupakan proses meningkatkan gagasan dengan membuatnya menjadi lebih detail. d. Keaslian originality, merupakan kemampuan yang menghasilkan produksi dari gagasan yang tidak biasa atau unik bagi populasinya. Kemudian setelah menperoleh skor dari masing-masing aspek, skor- skor tersebut kemudian dijumlahkan sehingga menghasilkan Total skor seluruh aspek kreativitas.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan skala konsep diri dan tes untuk mengukur kreativitas dan nilai matakuliah untuk karya kreatif. Alat ukur yang digunakan yaitu:

1. Karya Kreatif

Karya kreatif mahasiswa Jurusan Seni Murni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dapat dioperasionalkan dalam bentuk nilai akhir matakuliah. Nilai diperoleh dari matakuliah yang diambil oleh mahasiswa yaitu Seni Lukis Madya I dan Seni Grafis Madya I. Hasil nilai matakuliah tersebut merupakan nilai semester genap tahun 20122013 telah dioperasionalkan dalam bentuk nilai huruf yang masing-masing mempunyai nilai bobotnya, seperti berikut: A = 4, B = 3, C = 2, D = 1, dan E = 0.

2. Skala Konsep Diri

Skala merupakan alat ukur psikologis dalam bentuk kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang disusun sedemikian rupa sehingga 38 respon seseorang terhadap pernyataan tersebut dapat diberi skor kemudian dapat diinterpretasikan Azwar, 1997. Skala ini disusun untuk mengukur konsep diri subyek dalam aktualisasi karya seni di kampus. Skala konsep diri menggunakan skala Likert. Masing-masing terdiri dari 4 alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Dalam menilai jawaban memberi skor untuk pernyataan mendukung favorabel bergerak dari 4 sampai 1, pilihan SS = 4, pilihan S = 3, pilihan TS = 2, dan pilihan STS = 1. Sedangkan untuk pernyataan tidak mendukung unfavorabel bergerak dari 1 sampai 4, pilihan SS = 1, pilihan S = 2, pilihan TS = 3, dan pilihan STS = 4. Tabel 3.1 Blue Print Konsep Diri Pada tabel di atas jumlah aitem yang disusun dalam skala konsep diri adalah 60 aitem pernyataan, yang terdiri dan 30 aitem favorabel dan 30 aitem pernyataan unfavorabel. No. Aspek Nomor Aitem Bobot Favourable Unfavourable

1. Gambaran

diri 1, 6, 10, 23, 31, 37 2, 13, 15, 46, 50, 57 12 20

2. Ideal diri

4, 9, 16, 24, 27, 54 5, 19, 29, 30, 45, 47 12 20

3. Harga diri

3, 8, 17, 25, 32, 56 18, 21, 26, 35, 39, 51 12 20

4. Peran

14, 38, 41, 44, 49, 60 20, 22, 28, 40, 42, 53 12 20

5. Identitas

11, 34, 48, 52, 55, 58 7, 12, 33, 36, 43, 59 12 20 Total 30 50 30 50 60 100 39

3. Tes Kreativitas Figural

Tes kreativitas yang digunakan untuk mengungkapkan kreativtas yaitu Tes Kreativitas Figural tipe B. Tes ini merupakan bagian dari Torrance Test of Creative Thingking TTCT dalam bentuk figural yang dikembangkan oleh Torrance. Tes kreativitas figural mengukur aspek fluency, flexibility, originality, dan elaboration dari kemampuan berpikir kreatif. Tes yang dipakai dalam penelitian ini adalah Tes Kreativitas Figural dari Torrance 1974 tipe B yang terdiri dari 3 subtes yaitu: a. Aktivitas pertama : Picture Construction mengungkap originality dan elaboration . b. Aktivitas kedua : Picture Completion yang mengungkap faktor fluency, flexibility, originality, dan elaboration . c. Aktivitas ketiga : Circles yang mengungkapkan faktor fluency, flexibility, originality, dan elaboration . Subyek diminta untuk membentuk gambar sebanyak mungkin, dengan menggunakan lingkaran-lingkaran sebagai stimulusnya. Tes ini terdiri dari 65 lingkaran. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan semua tes kreativitas figural tipe B adalah 30 menit, dengan batas waktu 10 menit dari setiap subtes. Semakin banyak lingkaran yang digunakan, semakin tinggi pula skor yang diperoleh. Tes yang dipakai dalam penelitian adalah tes jenis Circles Test. Alasan memilih subtes Circles ini mengingat keterbatasan waktu dan cara penilaiannya rumit diantara subtes yang ada. Tes ini mudah dilakukan dan 40 penyajiannyapun singkat sehingga tepat digunakan untuk mengukur kreativitas mahasiswa Jurusan Seni Murni ISI Yogyakarta yang memiliki mobilitas yang tinggi. Penilaian aspek fluency didasarkan pada kuantitas gambar yang relevan, yang dapat dihasilkan oleh subyek dalam waktu 10 menit pada setiap tugas dan bukan pada kualitas gambar. Respon sederhana tidak mendapat nilai jika respon hanya merupakan pengulangan dan tidak relevan. Skor yang tinggi pada aspek ini menunjukkan bahwa dalam waktu yang terbatas, subyek memiliki kelancaran dalam menuangkan idenya. Penilaian aspek flexibility diberi skor dengan melihat kategori respon yang dihasilkan oleh subyek, apabila respon tidak dapat dimasukkan dalam salah satu kategori yang ada dapat dibuat kategori yang baru. Penilaian aspek elaboration didasarkan pada kuantitas pengulangan bentuk dan penambahan detail yang diberikan pada ide minimum dasar. Subyek yang mengulang bentuk sama persis tidak memperoleh skor, tetapi jika terdapat penambahan detail sehingga gambar menjadi lebih kompleks akan mendapatkan skor sesuai dengan detail yang ditambah. Aspek originality dinilai dangan mentabulasikan jawaban dari seluruh subyek kemudian dihitung frekuensi dari setiap jawaban. Ketentuan pemberian skor originality sebagai berikut: a. Respon yang dijawab oleh lebih dari 10 subyek diberi nilai 0. b. Respon yang dijawab oleh 5 - 9 subyek diberi nilai 1. c. Respon yang dijawab oleh 2 - 4 subyek diberi nilai 2. 41 d. Respon yang menunjukkan imajinasi dan kreativtas yang tinggi diberi nilai 3. e. Bonus originality diberikan apabila subyek dapat menggabungkan beberapa lingkaran dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Menggabungkan 2 lingkaran diberi nilai 2. 2. Menggabungkan 3 - 5 lingkaran diberi nilai 5. 3. Menggabungkan 6 - 10 lingkaran diberi nilai 10. 4. Menggabungkan 11 - 15 lingkaran diberi nilai 15. 5. Menggabungkan lebih dari 15 lingkaran diberi nilai 25. Setelah memperoleh seluruh skor dari setiap aspeknya, maka dilanjutkan dengan menjumlah seluruh skor tersebut sehingga diperoleh skor kreativitas figural yang utuh.

F. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Validitas

Menurut Hadi 2004, validitas merupakan alat ukur yang mampu mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. Validitas ditentukan oleh ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak suatu aspek psikologis dalam diri seseorang, yang dinyatakan oleh skornya pada alat ukur skala yang bersangkutan Azwar, 1997. Skala konsep diri dalam penelitian ini akan diuji validitasnya berdasarkan validitas isi content validity. 42 Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisa rasional atau melalui professional judgment Suryabrata, 2011. Adapun cara untuk menguji validitas isi yaitu dengan membuat blue print berdasarkan teori. Menurut Azwar 1997, blue print akan memberikan gambaran mengenai isi skala dan mendukung validitas isi skala dalam penulisan aitem. Blue print disajikan dalam bentuk tabel yang memuat uraian komponen-komponen atribut yang harus dibuat aitemnya, proporsi aitem dalam setiap komponen serta indikator-indikator pada masing-masing komponen. Validitas Torrance’s Circle Test telah diteliti oleh Munandar 1977, menunjukkan koefisien korelasi dengan circle test dengan figure exclusion sebesar 0,23 p0,01. Koefisien korelasi antara circle test dengan verbal divergent thinking sebesar 0,47 p0,01. Sedangkan Reliabilitas Tes Kreativitas Figural ini pada penelitian Munandar 1977 sebesar 0,989. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Munandar, maka tes kreativitas lingkaran dari Torrance cukup valid untuk mengungkap kreativitas seseorang.

2. Reliabilitas

Reliabilitas dalam alat ukur ini sebenarnya mengacu pada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 1997. Dalam penelitian ini, reliabilitas skala diukur dengan pendekatan konsistensi internal, yaitu koefisien Alpha yang didasarkan pada bentuk 43 final masing-masing skala. Pendekatan ini dianggap memiliki nilai praktis dan efisiensi tinggi Azwar, 1999. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas r xx’ yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

G. METODE ANALISIS DATA

Pada penelitian ini, data yang diperoleh terdiri dari data ordinal yaitu tes Kreativitas Figural sedangkan data interval yaitu skala Konsep Diri dan nilai Karya Kreatif. Berdasarkan perolehan data-data tersebut, peneliti menggunakan metode analisis Crosstabs Uji Korelasi Data Ordinal dan Korelasi Parsial dengan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows. Alasan pengunaan analisis Crosstabs Uji Korelasi Data Ordinal karena disertakan fasilitas untuk mengukur apakah ada hubungan antara dua variabel tertentu, dan seberapa kuat hubungan yang ada pada tabel silang. Bahkan, dapat menampilkan hubungan antara dua atau lebih variabel, atau sampai dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris sebuah variabel dengan kolom sebuah variabel yang lain. Sedangkan penggunaan analisis Korelasi Parsial karena ingin menunjukkan variabel mana yang saling berhubungan dan variabel mana yang menjadi kontrol variabel dari ketiga variabel yang digunakan. 44

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. PERSIAPAN PENELITIAN 1. Orientasi Kancah Penelitian

Institut Seni Indonesia Yogyakarta atau ISI Yogyakarta adalah sebuah perguruan tinggi seni negeri di Kota Yogyakarta. Tepatnya di Jalan Parangtritis Km. 6, Kelurahan desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Seni Murni bagian dari Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta. Program Studi Seni Lukis, Seni Grafis, dan Seni Patung merupakan bidang keahlian yang diunggulkan Jurusan Seni Murni FSR ISI Yogyakarta. FSR ISI Yogyakarta adalah lembaga pendidikan tinggi seni rupa di Indonesia yang didirikan dengan nama ASRI sejak tahun 1950. Institusi ini merupakan perkembangan dari Akademi Seni Rupa Indonesia ASRI dan Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia STSRI “ASRI”. Di awal berdirinya ASRI menerapkan pengajaran “sistem proyek global” yaitu sistem yang memberikan keberanian dan kebebasan kepada para siswa. Pengajaran praktiknya tidak diarahkan pada suatu gaya atau corak tertentu dalam berkarya, melainkan hanya mengutamakan kesan konsep pribadi. Perkembangan selanjutnya, terjadi pergeseran visi pendidikan ASRI yang