Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdapat enam hal yang akan dibahas oleh peneliti. Enam hal yang dibahas dalam bagian pendahuluan adalah latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1. Latar Belakang Masalah

Kesadaran merupakan unsur penting dalam manusia untuk memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas Suhatman, 2009: 27. Kesadaran amat penting bagi kehidupan manusia karena kesadaran dapat menentukan bagaimana cara seseorang bertindak dan menyikapi suatu realita dalam mencapai suatu tujuan. Kesadaran dapat dibangun melalui pendidikan di sekolah. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wadah yang dapat membantu seseorang untuk mengembangkan potensinya. Kesejahteraan suatu bangsa sangatlah bergantung pada tingkat pendidikan dari rakyatnya. Zamroni dalam Elmubarok, 2009: 3 menjelaskan bahwa pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan barang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal. Driyarkara dalam Elmubarok, 2009: 15 berpendapat bahwa filosofi dari tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia, membangun manusia paripurna serta membentuk manusia seutuhnya. Manusia dapat berkembang seutuhnya apabila ia mengakui dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Hal serupa juga diungkapkan oleh Freire dalam Yunus, 2004: 49 berusaha mengarahkan tujuan pendidikan sebagai usaha untuk menghumanisasi diri dan sesama, yaitu melalui tindakan sadar untuk mengubah dunia. Ki Hajar Dewantara dalam Elmubarok, 2009: 2 yang mana merupakan tokoh pendidikan di Indonesia mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan pertumbuhan nilai moral, pikiran, dan tubuh anak yang antara satu dengan lainnya saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni keselarasan antara kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik. Ki hajar Dewantara menegaskan bahwa tujuan pendidikan selain mengembangkan pikiran dan tubuh anak ialah menumbuhkan nilai Dari situ terlihat bahwa ketiga tokoh pendidikan tersebut berpendapat bahwa dalam pendidikan selain aspek pikiran pengetahuan dan perkembangan tubuh, aspek lain yang tak kalah pentingnya adalah kesadaran nilai. Namun pada kenyataannya di Indonesia, pendidikan yang mengarah pada kesadaan akan nilai masih belum terlaksana dengan baik dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang ada di Indonesia hanya menekankan akan ketercapaian aspek pengetahuan sedangkan aspek lain seperti aspek penanaman kesadaran akan nilai masih belum dirasa penting oleh kalangan pendidik. Siswa dalam proses pembelajarannya dicekoki oleh berbagai pengetahuan, mereka hanya ditumbuhkan dengan pengetahuan saja. Para pendidik atau guru cenderung beranggapan bahwa apabila siswa mampu mengingat dan memahami materi dengan baik maka proses pendidikan telah dianggap berhasil. Padahal pada kenyataannya proses pendidikan seharusnya tidak melulu hanya bertumpu pada aspek pengetahuan tetapi juga membangun kesadaran akan nilai. Salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar adalah mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan PKn. Di sekolah - sekolah dasar banyak dijumpai pembelajaran PKn yang mana pada pembelajaran tersebut siswa hanya dituntut untuk mampu menghafal materi. Siswa hanya diminta untuk memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting, dan mengerjakan soal. Padahal sejatinya Pkn merupakan salah satu wadah untuk siswa mendapatkan pendidikan nilai, seperti nilai-nilai demokrasi. Nilai yang ada dalam demokrasi sangat penting bagi siswa karena berkaitan dengan situai nyata yang dialami siswa. Siswa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara tak lepas dari demokrasi seperti yang telah diketahui bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi. Oleh karena itu kesadaran akan nilai demokrasi sangat penting ditanamkan pada diri siswa sehingga siswa mampu melaksanakan kehidupan berdemokrasi dengan adil dan bertanggungjawab. Pendidikan akan nilai dapat diajarkan dengan berbagai cara, salah satunya adalah menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. PPR dalam tahapannya mampu mengungkap arti dan nilai hakiki dari apa yang sedang dipelajarinya. Tujuan utama dari proses pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif PPR, adalah mengintegrasikan pengetahuan pendidikan kewarganegaraan dengan sikap batin siswa agar siswa mampu melihat korelasi antara pendidikan kewarganegaraan yang didapat dan dialaminya selama proses pembelajaran dengan realita konkret di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan. Selain itu PPR juga bertujuan agar siswa memiliki kesadaran untuk bertindak atas dasar pengetahuan pendidikan kewarganegaraannya yang telah dimilikinya dan dialaminya dan mampu mewujudnyatakannya dalam bentuk aksi nyata yang bermanfaat bagi perkembangan kepribadian para siswa. Untuk membentuk karakter siswa yang sadar akan nilai demokrasi dibutuhkan suatu keterampilan untuk memahami dan menemukan suatu penyelesaian masalah pembelajaran yang sedang siswa hadapi. Siswa harus dilatih untuk memahami permasalahan dari kejadian nyata yang ada dalam kehidupan berdemokrasi yang sedang dihadapi sehingga siswa paham dengan apa yang sedang dihadapi dan nilai demokrasi apa yang bisa didapat siswa dari pengalaman tersebut. Dari proses inilah siswa diajak untuk menumbuhkan nilai-nilai. Penumbuhan nilai-nilai demokrasi tersebut dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang di dalamnya memuat konteks yang jelas, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi sehingga terjadi integrasi penumbuhan kesadaran akan nilai-nilai demokrasi dan pembentukan karakter siswa yang demokratis melalui proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan ini. Penumbuhan kesadaran akan nilai-nilai demokrasi di mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan belum dapat terealisasikan dengan baik di SD. Siswa SD Negeri Sarikarya kelas V pada standar kompetensi “Menghargai keputusan bersama” terlihat belum dapat menumbuhkan kesdaran akan nilai-nilai demokrasi. Hal ini ditunjukkan dari kurangnya kesadaran siswa untuk berpendapat saat proses pembelajaran serta peluang yang diberikan dalam rangka agar siswa berpatisipasi aktif dalam mengutarakan pendapatnya serta rendahnya hasil kuesioner kondisi awal yang diisi siswa dimana pada indikator pertama yaitu menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan pada kondisi awal hanya 13 siswa yang memiliki kesadaran atau 39, 39 dari jumlah seluruh siswa, pada indikator kedua yaitu menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya pada kondisi awal hanya 15 siswa yang memiliki kesadaran atau 45, 45 dari jumlah seluruh siswa, pada indikator ketiga yaitu menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan pada kondisi awal hanya 17 siswa yang memiliki kesadaran atau 51, 51 dari jumlah seluruh siswa, pada indikator keempat yaitu menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan pada kondisi awal hanya 14 siswa yang memiliki kesadaran atau 42, 42 dari jumlah seluruh siswa menjadi, dan terakhir pada indikator kelima yaitu menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan pada kondisi awal hanya 13 siswa yang memiliki kesadaran atau 39, 39 dari jumlah seluruh siswa. Hal ini diperparah dengan cara pengajaran guru yang hanya terfokus pada ketercapaian KKM, tanpa memperhatikan penumbuhan kesadaran akan nilai-nilai demokrasi yang harus dicapai sejalan dengan kecerdasan intelektual siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersbut, maka guru perlu memikirkan solusi yang tepat dan menarik. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berbasis Paradigma Pedagogi reflektif maka peneliti memilih model PPR untuk meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi pada implementasinya di kelas, peneliti akan sangat menekankan tahapan-tahapan yang ada dalam PPR. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA MATA PELAJARAN PKn DALAM MENINGKATKAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI DEMOKRASI KELAS V SD NEGERI SARIKARYA ”. 1.2. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti hanya membatasi penelitiannya pada penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi kelas V SD Negeri Sarikarya. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.3.1. Bagaimana penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam upaya meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi siswa kelas V SD Negeri Sarikarya untuk standar kompetensi menghargai keputusan bersama pada semester genap tahun ajaran 2013 2014? 1.3.2. Apakah penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya untuk standar kompetensi menghargai keputusan bersama pada semester genap tahun ajaran 2013 2014?

1.4. Tujuan penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Karitas tahun ajaran 2013/2014.

0 0 2

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn untuk meningkatkan kesadaran siswa akan nilai cinta tanah air pada siswa kelas III SD Negeri Sarikarya semester genap tahun ajaran 2013/2014.

1 2 336

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi di SD Kanisius Wirobrajan.

0 0 242

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SD Negeri Sarikarya.

0 0 2

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKn dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi kelas V SD Negeri Sarikarya.

0 0 231

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SD Negeri Sarikarya

0 6 261

Pengaruh model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi di SD Kanisius Wirobrajan

0 0 240

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SDK Jetisdepok tahun 2013/2014 - USD Repository

0 0 237

Pengaruh penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi SD Kanisius Sengkan - USD Repository

0 0 245

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA MATA PELAJARAN PKN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI GLOBALISASI KELAS IV SD NEGERI SARIKARYA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 6 206