BAB II LANDASAN TEORI
Bagian landasan teori terdapat empat hal yang diuraikan. Empat hal tersebut adalah kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan
hipotesis tindakan.
2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Paradigma Pedagogi Reflektif
2.1.1.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif
Paradigma pedagogi Reflektif PPR merupakan pola pikir paradigma ≈ pola pikir dalam menumbuh kembangkan pribadi siswa
menjadi pribadi kristiani kemanusiaan pedagogi reflektif ≈
pendidikan kristiani kemanusiaan Subagya, 2010: 39. Pembelajaran berpola PPR adalah pembelajaran yang
mengintegrasikan pembelajaran bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Pembelajaran bidang studi disesuaikan
dengan konteks siswa, sedangkan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan ditumbuh kembangkan melalui dinamaika pengalaman,
refleksi, dan aksi. Pembelajaran ini dikawal dengan evalusi Subagya, 2010: 51.
2.1.1.2 Tujuan Peradigma Pedagogi refektif
Tujuan pembelajaran PPR adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menanggapi berbagai hal yang terjadi di sekitar
secara ktiris dalam upaya untuk semakin memperdalam pemahaman akan pembelajaran yang telah diterima di sekolah dan lingkungan
sosial mereka, sehingga kelak akan menghasilkan lulusan yang handal dan cakap dalam mengatasi permasalahan yang ada di kehidupan
sosialnya Subagya, 2010: 22- 25. Tujuan dari pembelajaran PPR terwujud dalam 3 unsur yang
ada pada tujuan pembelajaran. Ketika unsur tersebut adalah
competence
,
Conscience
, dan
compassion
.
Competence
merupakan
8
kemampuan secara kognitif atau intelektual,
conscience
ialah memampuan afektif dalam menentukkan pilihan-pilihan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, sedangkan
compassion
adalah kemampuan dalam psikomotorik yang berupa tindakan konkret
maupun batin disertai sikap bela rasa bagi sesama Subagya, 2010: 23- 24.
2.1.1.3 Langkah-langkah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif
Penerapan paradigm pedagogi reflektif dalam pembelajaran melalui sebuah siklus yang terdiri atas 5 unsur-unsur pokok. Unsur-
unsur pokok tersebut yaitu: konteks
centext
, pengalaman
experience
, refleksi
reflection
, tindakan
action
, dan evaluasi
evalution
P3MP, 2008: 8. Berikut ini merupakan penjabaran tentang unsur-unsur pokok pada siklus pembelajaran PPR.
1. Konteks
Konteks merupakan proses dalam siklus PPR yang dilakukan oleh guru yang didukung oleh keterbukaan diri dari
siswa. Dalam proses ini siswa diajak untuk mencermati konteks- konteks kehidupan yang terjadi dan ada pada diri siswa. Guru
berperan sebagai penggali kontes kehidupan yang ada dalam diri siswa dan kemudian akan diamati sejauh mana pencapaian siswa
akan perkembanagn pribadi yang utuh pada materi yang akan dipelajarinya atau diajarkan Subagya, 2010: 43.
2. Pengalaman
Pengalaman merupakan proses dimana siswa memahami materi yang dipelajarinya secara mendalam dengan melibatkan
seluruh kemampuan kognitif, afektif, dan psiomotorik. Pengalaman dalam pembelajaran sendiri dibedakan atas pengalaman langsung
dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung ialah pengalaman atas peristiwa yang dialami oleh siswa sendiri yang
dikaitkan dengan mata pelajaran seperti, diskusi, dan pengamatan
Subagya, 2010: 52. Pengalaman tidak langsung ialah pengalaman yang diperoleh siswa yang bukan berasal dari pengalaman dirinya
sendiri seperti pengalaman mendengarkan, melihat, dan membaca Subagya, 2010: 52.
3. Refleksi
Refleksi merupakan proses memperimbangkan dengan seksama menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi,
pengalaman, dan ide-ide atau tujuan-tujuan yang diinginkan. Refleksi merupakan unsur pokok yang paling penting dan harus
ada dalam pembelajaran PPR Subagya, 2010: 55. Refleksi menjadi sarana dalam menghubungkan antara pengalaman yang
telah diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan tindakan yang akan siswa lakukan. Dengan berefleksi siswa
diharapkan mampu memaknai proses pembelajaran, menangkap nilai-nilai positif yang ada dalam pembelajaran yang telah
dilakukan dan mengalami perubahan pribadi yang lebih baik yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitar.
4. Tindakan
Sumber dari tindakan yang dilakukan siswa berasal dari hasil refleksi yang telah dilakukan siswa. Tindakan merupakan
pertumbuhan batin yang mencakup dua tahap, yaitu pilihan-pilihan batin hasil dari refleksi pengalaman dan kemudian diwujudkan
dalam tindakan nyata. Pilihan batin merupakan momentum bagi sswa untuk memilik nilai-nilai kbenaran sebagai miliknya
Subagya, 2010: 61. Sedangkan pilihan perwujudan tindakan nyata merupakan tindakan yang konsisten berdasar atas
permaknaan akan hidup, sikap, dan nilai-nilai yang telah dipiih siswa menjadi bagian dari dirinya Subagya, 2010: 62.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang mana berdasar atas tujuan dari pendidikan PPR, yaitu untuk membentuk manusia yang
memiliki keribadian utuh, kompeten secara kognitif atau intelektual, besedia untuk makin berkembang, memiliki sikap
religious, penuh kasih, dan memiliki tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan tuluas pada sesama umat Allah. Pencapaan tujuan
tersebut dilakukan melalui evaluasi yang mendalam pada aspek- aspek pengetahuan, prioritas, perkembangan sikap, dan tindakan-
tindakan nyata yang dilakukan siswa yang sesuai dengan prinsip “menjadi orang demi orang lain” “
man for others
” Subagya, 2010: 63-64.
2.1.2. Pendidikan kewarganegaraan