berfungsi untuk merangsang kemampuan karyawan maka akan tercipta hasil kinerja maksimal.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:
H
2
: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian motivasi kerja karyawan terhadap variabel kinerja karyawan.
2.6.3 Hubungan antara pemberian insentif dengan kinerja
karyawan
Keterlibatan karyawan dalam perusaahan sebenarnya tidak lepas dari motif-motif tertentu yang sebenarnya ingin dicapai oleh karyawan itu
sendiri. Dengan bekerja manusia mengharapkan imbalan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan biasanya karyawan
akan lebih giat dan bersemangat jika imbalan yang diterimanya lebih baik lagi. Pemberian insentif merupakan salah satu cara untuk memotivasi
karyawan didalam usaha untuk meningkatkan kinerjanya apabila insentif yang diberikan kepada karyawan sudah efektif, maka reaksi dari para
karyawan adalah dengan memberikan hasil kerja yang optimal atau dengan kata lain kinerja karyawan yang optimal.
Dalam penelitiannya Faldian, Djamhur, dan Hamidah 2013 menyatakan bahwa Insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para
karyawan agar selalu berada pada tingkat tertinggi optimal sesuai kemampuan masing-masing. Insentif dianggap memiliki peranan yang
cukup besar dalam membentuk karyawan yang potensial. Pemberian insentif yang tinggi dan relevan pada saat karyawan bekerja akan
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hal itu harus diperhatikan oleh pihak manajemen untuk mencapai standar kinerja yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Sejalan dengan penelitian tersebut, Mangkunegara 2009:67 berpendapat bahwa kinerja karyawan merupakan hasil
pencapaian atas usaha atau kerja keras yang dilakukan oleh pegawai baik secara kualitas maupun kuantitas dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun
hipotesis sebagai berikut: H
3
: Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian insentif terhadap variabel kinerja karyawan.
31
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang memusatkan secara intensif dan rinci pada satu obyek tertentu dan mempelajarinya sebagai
suatu kasus. Sebagai sebuah studi kasus maka hasil penelitian ini hanya berlaku pada kasus yang diselidiki dalam perusahaan yang menjadi obyek
dalam penelitian ini, yaitu PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan- Datsun Jebres.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres yang terletak di Jalan Kol. Sutarto No. 48, Jebres,
Surakarta, Jawa Tengah.
3.3 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3.4
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian penjualan sales marketing mobil merek NISSAN dan
DATSUN pada PT. Wahana Sun Solo, Indomobil Nissan-Datsun Jebres. Oleh karena populasinya terbatas, maka responden dalam penelitian