pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah P. americana dosis tertinggi tidak menimbulkan pengaruh berupa penurunan kadar albumin.
4. Perlakuan jangka pendek ekstrak etanol kulit buah
P. americana
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan jangka pendek yaitu pemberian ekstrak etanol kulit buah P. americana enam jam sebelum penginduksian
hepatotoksin karbon tetraklorida. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa pada grafik gambar 7, pada dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,35 gkg BB
dihasilkan kadar albumin sebesar 3,28 ± 0,05 mgdL, dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,7 gkg BB menghasilkan kadar albumin sebesar 3,04 ± 0,06 mgdL,
dosis ekstrak kulit buah P.americana 1,4 gkg BB didapat kadar albumin sebesar 3,3 ± 0,07 mgdL.
Berdasarkan hasil uji Scheffe tabel IV jika dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,35 gkg BB dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida dosis 2 mLkg BB 2,91 ± 0,07 mgdL terdapat perbedaan bermakna p0,05. Adanya perbedaan bermakna juga ditunjukkan ketika dosis ekstrak etanol
kulit buah P. americana 0,35 gkg BB dibandingkan dengan kelompok olive oil 3,62 ± 0,06 mgdL . Hal ini berarti pada kelompok perlakuan dosis ekstrak etanol kulit
buah P. americana 0,35 gkg BB terjadi peningkatan kadar albumin, namun peningkatan albumin yang terjadi belum setara dengan keadaan normal.
Hasil pengujian Scheffe tabel IV jika dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,7 gkg BB dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon
tetraklorida dosis 2 mLkg BB 2,91 ± 0,07 mgdL terdapat perbedaan tidak
bermakna p0,05. Perbedaan bermakna ditunjukkan bila dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,7 gkg BB dibandingkan dengan kelompok olive oil 3,62 ± 0,06
mgdL . Hal ini menunjukkan pada kelompok perlakuan dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,7 gkg BB terjadi penurunan kadar albumin seperti pada
perlakuan karbon tetraklorida. Berdasarkan hasil uji Scheffe tabel IV jika dosis ekstrak etanol kulit buah
P. americana 1,4 gkg BB dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 mLkg BB 2,91 ± 0,07 mgdL terdapat perbedaan bermakna
p0,05. Adanya perbedaan bermakna juga ditunjukkan ketika dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 1,4 gkg BB dibandingkan dengan kelompok olive oil 3,62
± 0,06 mgdL . Hal ini berarti pada kelompok perlakuan dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 1,4 gkg BB terjadi peningkatan kadar albumin, namun
peningkatan albumin yang terjadi belum setara dengan keadaan normal. Berdasarkan hasil tersebut maka ekstrak etanol kulit buah P. americana
dosis 1 0,35 gkg BB dan dosis 3 1,4 gkg BB dapat digunakan untuk meningkatkan kadar albumin dari senyawa penginduksi karbon tetraklorida. Dosis
0,35 gkg BB merupakan dosis efektif karena dengan dosis yang kecil bila dibandingkan dengan dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 1,4 gkg BB sudah
mampu memberikan peningkatan kadar albumin pada tikus jantan galur Wistar yang telah terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian ini telah memberikan bukti bahwa
ekstrak etanol kulit buah P. americana dapat memberikan peningkatan kadar albumin pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Penelitian dengan menggunakan dosis
dibawah 0,35 gkg BB baik dilakukan untuk mengetahui dosis terkecil dari ekstrak etanol kulit buah P. americana yang dapat memberikan peningkatan kadar albumin
setelah terinduksi karbon tetraklorida. Dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,35 gkg BB 3,28 ± 0,05
mgdL dibandingkan dengan dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,7 gkg BB 3,04 ± 0,06 mgdL maka terdapat perbedaan tidak bermakna yang ditunjukkan
pada tabel IV dan gambar 7. Dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,35 gkg BB 3,28 ± 0,05 mgdL dibandingkan dengan dosis ekstrak etanol kulit buah P.
americana 1,4 gkg BB 3,3 ± 0,07 mgdL maka juga terdapat perbedaan tidak bermakna. Dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 1,4 gkg BB 3,3 ± 0,07
mgdL dibandingkan dengan dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana 0,7 gkg BB 3,04 ± 0,06 mgdL maka terdapat perbedaan tidak bermakna. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik di atas ketika semakin besar dosis ekstrak etanol kulit buah P. americana yang diberikan tidak diikuti dengan respon kadar albumin yang semakin
besar pula, sehingga disimpulkan tidak ada kekerabatan antara dosis yang digunakan terhadap respon peningkatan albumin.
Senyawa hepatotoksin lainnya yang dapat digunakan adalah senyawa model parasetamol. Parasetamol merupakan obat analgesik yang dikenal di masyarakat
sebagai obat paling aman diantara semua analgesik yang ada Madan, 1997. Sebagian kecil 5-10 parasetamol dioksidasi oleh mixed-function enzymes menjadi
metabolit yang sangat reaktif yakni N-acetyl-p-benzoquinoneomine NAPQI Gujral, Tamara, Anwar, Mary, Hartmut, 2002. Jumlah NAPQI yang berlebihan dapat
berikatan kovalen dengan sel hati yang dapat menyebabkan terjadinya nekrosis Forrest, 2006. Penelitian dengan hepatotoksin parasetamol terhadap kulit buah P.
americana baik untuk dilakukan karena adanya manifestasi berupa nekrosis yang disebabkan oleh toksisitas dari parasetamol.
Pelarut etanol yang digunakan, akan menyari senyawa-senyawa antioksidan seperti flavonoid dan fenolik yang terdapat dalam kulit buah P. americana. Senyawa
flavonoid merupakan komponen aktif tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan fungsi hati melalui mekanisme antioksidannya. Adanya
flavonoid ini akan bertindak sebagai penangkal yang baik radikal hidroksi dan superperoksida sehingga akan melindungi membran lipid terhadap reaksi yang
merusak Sutomo, 1995. Berdasarkan penelitian Kosińka et.al 2012 pada tanaman
P. americana, di bagian kulit buah memiliki aktivitas antioksidan serta senyawa fenolik yang lebih tinggi daripada biji, diharapkan aktivitas antioksidan tersebut dapat
menghambat radikal bebas sehingga akan meningkatkan kadar albumin kembali.
F. Rangkuman Pembahasan