Anatomi dan fisiologi hati

dimana albumin berikatan dengan ribosom, membentuk polysome yang mensintesa preproalbumin. Preproalbumin merupakan molekul albumin dengan asam amino yang disambung pada terminal N yang mana sambungan asam amino ini akan memberi isyarat penempatan preproalbumin ke dalam membran retikulum endoplasma RE. Ketika berada di dalam lumen retikulum endoplasma, asam amino akan memecah, menyisakan albumin albumin dengan asam amino yang tersisa. Proalbumin merupakan bentuk intraseluler yang utama dari albumin. Proalbumin kemudian dikirim ke aparatus golgi, dimana 6 sambungan asam amino dipindahkan sebelum albumin disekresi oleh hepatosit Bangun, 2008.

C. Hati

1. Anatomi dan fisiologi hati

Hati adalah kelenjar yang paling besar dalam tubuh manusia dengan berat 1500 gram atau 1,5 kg. Bagian superior dari hati cembung dan terletak di bawah kubah kanan diafragma Baradero, Siswadi, dan Ester, 2008. Hati merupakan organ yang memainkan peranan penting selama proses metabolis Stine dan Brown, 1996. Hati memiliki peran, diantaranya yaitu sebagai fungsi sintesis pembentukan lemak, protein, faktor pembekuan, glukosa, dan garam empedu; fungsi ekskresi pengeluaran garam empedu dan bilirubin; fungsi penyimpanan protein, lemak, dan glukosa, vitamin serta mineral; fungsi detoksifikasi Cahyono, 2009. Dalam hal sekresi, hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak. Hati mempertahankan homeostatik gula darah, akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh. Organ ini juga akan menyintesis protein plasma dan faktor-faktor pembekuan darah serta bilirubin dari produk penguraian hemoglobin dan mensekresinya ke dalam empedu. Pada proses detoksifikasi, hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat Slonane, 2003. Hati seluruhnya diliputi oleh capsula fibrosa namun ada juga yang tidak diliputi oleh peritoneum visceral, yakni suatu daerah pada facies posterior yang melekat langsung pada diafragma; disebut area kanan omentum minus membungkus bersama vena porta hepatis, arteria hepatica dan ductus choledochus Gambar 1 Widjaja, 2009. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrient dari vena portal hepatika Sloane,2003 . Arteri hepatika yang keluar dari aorta dan memberikan seperlima darahnya pada hati, yang mana darah tersebut memiliki kejenuhan oksigen 95-100 persen. Vena porta yang terbentuk dari vena lienalis dan vena mesenterika superior memberikan empat perlima darahnya ke hati, yang mempunyai kejenuhan oksigen 70 persen. Vena hepatika mengembalikan darah dari hati ke vena kava inferior Pearce, 2009. Hati dibagi menjadi dua bagian yaitu lobus kanan dan lobus kiri Sloanane, 2003. Ukuran lobus kanan hati biasanya lebih besar dari lobus kirinya Gambar 2, dan memiliki tiga bagian yakni lobus kanan atas, lobus kaudatus, lobus kuadratus. Ligamen falsiform Gambar 2 memisahkan lobus kanan dan lobus kiri Sloanane, 2003. Gambar 1. Struktur dasar hati Tortora dan Derrickson, 2008 Gambar 2. Anatomi hati dilihat dari atas Pearce,2009 Hati tersusun dari sel-sel yang mempunyai bentuk atau pola heksagonal yang khas atau yang disebut dengan lobulus. Sel epitel yang dikenal dengan nama hepatosit akan berhubungan dengan vena central Stine dan Brown, 1996. Dari beberapa deretan sel-sel hati yang berbentuk seperti sinar, ada sinusoid yang membawa darah dari cabang-cabang vena porta dan arteria hepatika ke vena hepatika. Di dinding sinusoid terdapat sel fagosit sel Kupffer yang akan menelan eritrosit dan leukosit yang mati, mikroorganisme, dan benda asing. Sel hati kemudian menghasilkan empedu yang kemudian dialirkan melalui kanalikuli Baradero dkk., 2008.

2. Hepatotoksisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah persea americana Mill. terhadap aktivitas enzim alkali fosfatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 5 96

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 96

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 84

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah Persea americana Mill. terhadap aktivitas ALT-AST pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 112

Pengaruh pemberian jangka pendek dekok kulit buah persea americana Mill terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 8

Pengaruh pemberian jangka pendek dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 91

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol biji persea americana mill. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 12 130

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida

0 1 89