Analisa Pemilihan Process Activity Mapping

Berikut merupakan hasil rekap dari penyebaran kuisioner berdasarkan urutan teratas yang berarti sering terjadi pada perusahaan, sedangkan urutan terbawah yang berarti jarang terjadi pada perusahaan. Tabel 4.5 Ranking Waste No Waste Rata-Rata Ranking 1 Waiting 8.8 1 2 Inappropriate Process 6.2 2 3 Defects 5.8 3 4 Unnecessary Motion 5.2 4 5 Overproduction 5.2 5 6 Excessive Transpotation 5.0 6 7 Unnecessary Inventory 4.8 7 Dari ranking waste tersebut, permasalahan waste yang sering terjadi pada produksi mesin diesel menurut peringkat adalah Waiting, Unnecessary Inventory dan Excessive Transportation.

4.6.2. Analisa Pemilihan

Tools dengan VALSAT Value Stream Analysis Tools VALSAT merupakan tool yang digunakan untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan waste yang terjadi pada proses Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. produksi mesin diesel. Dengan tool ini akan dilakukan identifikasi value stream proses produksi kasa, waste yang terjadi secara lebih detail serta penyebabnya. Setelah pembobotan dilakukan dengan mendapatkan hasil peringkat waste yang terjadi maka selanjutnya melakukan pemilihan tool dengan metode VALSAT Value Stream Analysis Tools. Pemilihan tools ini dilakukan untuk mengidentifikasi lebih detail dari waste yang terjadi. Berikut rekap tabel hasil pemilihan tools VALSAT : Tabel 4.6 Rangking Tools No Value Stream Analysis Tools TOTAL Ranking 1 Process Activity Mapping PAM 255.4 1 2 Supply Chain Response Matrix SCRM 143.6 2 3 Demand Amplification Mapping DAM 85.2 3 4 Decision Point Analysis DPA 62.6 4 5 Quality Filter Mapping QFD 61.8 5 6 Production Variety Mapping PVM 41.8 6 7 Physical Structure PS 9.8 7 Pemilihan tool dilakukan dengan menggunakan matriks sesuai yaitu total bobot waste dimasukkan kedalam matriks kemudian diakumulasi seperti terlihat pada lampiran 6. Selanjutnya hasil dari akumulasi tersebut diurutkan sehingga didapatkan peringkat masing-masing tools. Tools yang terpilih sesuai peringkat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. teratas adalah Process Activity Mapping, Supply Chain Response Matrix dan Demand Amplification Mapping . Penggambaran detail mapping ini dilakukan dengan menggunakan data-data aktual perusahaan yang diambil secara langsung oleh peneliti dan menggunakan data-data historis perusahaan, sehingga mapping yang digambarkan benar-benar dapat memperlihatkan keadaan perusahaan yang sebenarnya saat ini.

4.6.2.1. Analisa Process Activity Mapping

Process Activity Mapping PAM merupakan tool yang digunakan untuk mengidentifikasikan proses produksi mesin diesel secara lebih detail dan mengelompokkan aktivitas-aktivitas yang terjadi kedalam 3 kategori yaitu Value Added , Necessary Non Value Added atau Non Value Added. Sehingga selanjutnya dapat mengidentifikasi kemungkinan menyederhanakan aktivitas untuk mengurangi lead time. Hasil dari pemetaan Process Activity Mapping selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5. Hal-hal yang terkait dalam pembuatan Process Activity Mapping ini adalah jenis aktivitas, waktu aktivitas, jarak, jumlah operator dan kategori aktivitas. Secara keseluruhan terdapat 20 aktivitas yang terdiri dari Operation, Transportation, Inspection, Delay dan Storage. Berikut merupakan kategori dari masing-masing tipe aktivitas :  Value Added meliputi aktivitas operasi  Necessary Non Value Added meliputi aktivitas transportasi dan aktivitas inspeksi  Non Value Added meliputi aktivitas delay dan storage Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari pemetaan Process Activity Mapping dapat diketahui terdapat 12 60 aktivitas value added, 3 15 aktivitas necessary non value added dan 5 25 aktivitas non value added Seperti terlihat pada Gambar 4.3 berikut : Prosentase Jumlah Kategori Aktivitas 60 15 25 value added necessary non value added non value added Gambar 4.3. Prosentase Jumlah Kategori Aktivitas Sedangkan prosentase waktu kategori aktivitas dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut : Prosentase Waktu Kategori Aktivitas 71.70 16.11 12.21 value added necessary non value added non value added Gambar 4.4 Prosentase Waktu Kategori Aktivitas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa dari segi waktu yang dibutuhkan, kategori aktivitas value added memiliki prosentase terbesar yaitu 71.70 , necessary non value added memiliki prosentase terkecil yaitu 16.11. Sedangkan sisanya termasuk aktivitas non value added. Adapun penjelasan dari masing masing 5 tipe aktivitas dapat dilihat sebagai berikut. 4.6.2.1.1 Analisa Tiap Tipe Aktivitas Berdasarkan Jumlah Penggambaran dalam bentuk grafik jumlah dan prosentase dari jumlah tiap tipe aktivitas dapat dilihat pada Gambar 4.5. dan Tabel 4.7 beserta penjelasannya sebagai berikut : jumlah aktivitas prosentase 60 10 15 10 5 10 20 30 40 50 60 70 operation Transport Inspect Delay storage Gambar 4.5 Grafik perbandingan jumlah tiap tipe aktivitas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.7 Jumlah prosentase tiap tipe aktivitas O T I D S Jumlah aktivitas 12 2 3 2 1 Prosentase 60 10 15 10 5 Penjelasan tiap tipe aktivitas adalah sebagai berikut :  Operasi Operasi merupakan satu-satunya aktivitas value added. Jadi semakin banyak prosentase aktivitas operasi maka proses produksi berlangsung semakin baik. Pada proses produksi mesin diesel DI 900 L, operasi merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan yaitu 60 atau 12 aktivitas.  Transportation Transportasi dapat dikategorikan sebagai aktivitas necessary non value added. Transportasi menjadi aktivitas yang penting untuk dilakukan tetapi tidak menambah nilai pada produk. Oleh karena itu aktivitas ini tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimasi. Pada proses produksi mesin diesel DI 900 L, aktivitas transportasi merupakan aktivitas kedua terbanyak yaitu sebesar 10 atau 2 aktivitas. Transportasi yang diamati seperti pemindahan bahan baku, pemindahan WIP hasil produksi, pemindahan menuju proses selanjutnya, penaikan atau penurunan darike mesin serta pemindahan barang jadi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Inspection Inspeksi dapat dikategorikan sebagai aktivitas necessary non value added. Pada proses produksi mesin diesel DI 900 L, aktivitas inspeksi yaitu sebesar 15 atau 3 aktivitas.. Aktivitas inspeksi dilakukan dengan tujuan menjaga kualitas produk yang dihasilkan. Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dengan standar yang ditetapkan maka akan dilakukan dengan proses rework. Tetapi pada kenyataan dilapangan proses rework jarang terjadi.  Delay Delay merupakan aktivitas non value added. Pada proses produksi mesin diesel DI 900 L, delay yang terjadi sebesar 10 atau 2 aktivitas. Hal ini menyebabkan sering terjadinya kerusakan pada mesin. Pada saat terjadi kerusakan yang kemudian diperbaiki oleh tenaga maintenance, maka pada bagian ini terjadi delay dalam waktu cukup lama untuk segera diproses lagi.  Storage Storage merupakan aktivitas non value added. Pada proses produksi mesin diesel DI 900 L, storage terjadi pada bagian akhir yaitu aktivitas penyimpanan pada gudang barang jadi yang terjadi sampai barang dikirim ke customer. Adapun storage yang terjadi sebanyak 1 aktivitas dengan prosentase sebesar 5 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.6.2.1.2. Analisa Tiap Tipe Aktivitas Berdasarkan Waktu

Penggambaran dalam bentuk grafik waktu yang dibutuhkan dan prosentase dari waktu tiap tipe aktivitas dapat dilihat pada Gambar 4.6 dan Tabel 4.8 beserta penjelasannya sebagai berikut : waktu presentase 71.70 3.42 8.79 11.23 4.88 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 operation transport inspect storage delay Gambar 4.6 Grafik perbandingan waktu tiap tipe aktivitas Tabel 4. 8 Waktu prosentase tiap tipe aktivitas O T I D S Waktu aktivitas Detik 17610 840 2160 1200 2760 Prosentase 71.7 3.42 8.79 4.88 11.23 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Penjelasan tiap tipe aktivitas adalah sebagai berikut :  Operasi Waktu operasi yang dilakukan yakni sebesar 17970 detik atau sebesar 71.7. Pada beberapa bagian lantai produksi lamanya waktu proses operasi ini disebabkan karena kecepatan produksi mesin rendah. Produktivitas mesin yang rendah ini disebabkan oleh usia mesin yang sudah tua. Begitu juga pada mesin-mesin pada bagian lain di lantai produksi yang rata-rata memang sudah tidak layak pakai.  Transportation Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan transportasi dilihat dari prosentase memang sangat kecil yaitu 3.42 atau 840 detik. Tetapi pada kenyataan dilapangan transportasi yang dilakukan dapat dikatakan kurang efisien. Hal ini disebabkan karena tata letak atau layout pabrik yang kurang baik sehingga operator harus mengambil jalan memutar untuk melakukan material handling. Sehingga hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan transportasi menjadi lama. Disamping itu trolley yang digunakan sebagai alat angkut berukuran cukup kecil sehingga operator secara bolak-balik melakukan material handling. Transportasi merupakan aktivitas yang dibutuhkan tetapi tidak memberikan nilai tambah sehingga akan lebih baik jika dapat diminimalkan. . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.  Inspection Waktu inspeksi yang dibutuhkan sebesar 2160 detik atau 8.79 . Hal ini dapat dikatakan sudah baik karena inspeksi termasuk kategori aktivitas yang penting tetapi tidak menambah nilai. Aktivitas inspeksi ini dilakukan oleh tenaga dari laboratorium QC maupun operator pada bagian itu sendiri. Seperti pada bagian pengukuran dimana ketika melakukan proses pengukuran operator juga melakukan inspeksi untuk mengetahui ada tidaknya komponen mesin diesel. Jika ada bagian komponen mesin diesel tidak terjalin maka akan dibuang.  Delay Delay menjadi aktivitas dengan waktu terbesar yaitu 1200 detik atau 4.88 dari keseluruhan aktivitas. Seperti yang terjadi pada sebagian bagian di lantai produksi dimana sering terjadinya proses menunggu penyerahan dari proses sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan kecepatan dan kapasitas produksi antara bagian produksi.  Storage Storage merupakan aktivitas penyimpanan pada bagian akhir yaitu gudang barang jadi. Waktu yang dibutuhkan ini yaitu waktu penyimpanan hingga barang jadi dikirim yaitu sebesar 2760 detik atau 11.23 . Pada beberapa kasus, waktu yang dibutuhkan lebih besar karena permintaan dari konsumen sendiri. Tetapi dampak dari hal ini adalah penuhnya kapasitas Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. gudang barang jadi sehingga tidak ada cukup space untuk menampung output produksi yang datang dari bagian pengepakan.

4.6.3. Analisa Waste