gudang barang jadi sehingga tidak ada cukup space untuk menampung output produksi yang datang dari bagian pengepakan.
4.6.3. Analisa Waste
4.6.3.1. Waste Waiting
Berdasarkan waste workshop, waiting merupakan waste yang memiliki bobot terbesar. Waste waktu menunggu waiting ini hampir terjadi di seluruh area
produksi. Berikut digambarkan dalam Cause Effect Diagram beberapa faktor yang menjadi penyebab dari waste waiting :
Penyebab dari waste waiting ini antara lain :
Machine. Faktor mesin sangat berpengaruh terhadap waste waiting atau waktu
menunggu yang diperlukan. Dari pengamatan diketahui bahwa antara satu bagian Proses Running test, set RPM. Mesin setting Proses Running test, set
RPM selalu sering mengalami kerusakan. Jadi menyebabkan waktu menunggu untuk memperbaiki terlalu lama.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Man.
Terlalu sering banyak mesin yang saat Proses Running test, set RPM, tidak memenuhi standart. Dimana dilakukan repair pada mesin tersebut yang
di tangani oleh karyawan bagian Proses Running test, set RPM dan karyawan bagian Proses Sub Assy assembling. Sehingga menyebabkan delay.
Method.
Belum adanya standar output yang dihasilkan oleh setiap bagian produksi terutama pada bagian yang dilakukan oleh operator secara manual dimana
mengakibatkan variasi waktu proses dan berakibat pada jumlah output yang berhasil diselesaikan. Pada pengamatan terlihat bahwa operator sering bekerja
sesuai dengan kemauan mereka, sehingga output yang dihasilkan tidak pasti. Dan hal ini menyebabkan waiting pada produk untuk menunggu diproses pada
bagian selanjutnya.
Environment Pada bagian gudang barang jadi, luasnya cukup terbatas untuk peletakan
mesin diesel. Oleh karena itu, produk mesin diesel yang sudah dipackaging tidak bisa langsung dikirim ke gudang barang jadi tetapi ditempatkan
sementara pada bagian pengepakan. Waktu menunggu merupakan pemborosan waktu dan pada akhirnya menambah waktu proses produksi.
4.6.3.2. Inappropriate Processing
Berdasarkan waste workshop, Inappropriate Processing merupakan waste yang memiliki bobot terbesar kedua. Berikut digambarkan dalam Cause Effect
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Diagram beberapa faktor yang menjadi penyebab dari waste Inappropriate Processing
:
Penyebab dari waste Inappropriate Processing ini antara lain :
Man Pada proses produksi yang bersifat manual, dimana pada saat pengamatan
langsung operator yang bekerja mempunyai kedisiplinan yang cukup rendah. Operator seringkali terlihat mengobrol sehingga hal ini menyebabkan WIP
semakin banyak karena output yang dihasilkan pada rendah. Kurangnya pengawasan dari kepala bagian membuat kedisiplinan operator rendah.
Machine
Pada beberapa bagian terlihat WIP yang cukup besar. Hal ini dikarenakan waktu proses yang cepat sehingga harus menunggu antrian menuju proses
selanjutnya. Pada bagian lain perbedaan kapasitas juga menimbulkan WIP. WIP ini berakibat adanya penggunaan space. Sedangkan pada beberapa bagian
space yang tersisa terbatas luasnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Method
Pada bagian yang dilakukan oleh operator secara manual dengan belum adanya standar output yang dihasilkan maka akan mengakibatkan variasi
waktu proses dan berakibat pada jumlah output yang berhasil diselesaikan.
4.6.3.3. Defect
Berdasarkan waste workshop, Defects merupakan waste yang memiliki bobot terbesar ketiga. Berikut digambarkan dalam Cause Effect Diagram beberapa
faktor yang menjadi penyebab dari waste Defects:
Penyebab dari waste Defects ini antara lain :
Man Gerakan yang tidak perlu juga mempengaruhi terjadinya kecacatan dalam
proses produksi. Gerakan yang tidak perlu akan mengakibatkan operator tidak nyaman saat bekerja. Hal ini mengakibatkan tidak konsentrasinya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
operator dalam bekerja sehingga terjadi kesalahan dalam melakukan proses yang berdampak pada output yang cacat
Machine
Mesin yang digunakan sudah terlalu lama, sehingga menyebabkan lambatnya pejalanan untuk proses selanjutnya. Dan dengan keterbatasan
alat.
Environment Tempat pembuatan mesin diesel yang terkesan pencahayan yang kurang,
serta diberi ventilasi udara, kebisingan saat dilakukannya setting mesin untuk power test.
4.6.3.4. Unnecessary Motion
Waste gerakan yang tidak perlu ini umumnya terjadi karena
ketidakergonomisan dari layout lantai produksi maupun fasilitas kerja yang ada. Misalnya rata-rata para pekerja yang terlibat dalam pembuatan genteng beton
sering kali berdiri. Gerakan ini mempengaruhi kinerja dari operator karena kan mengalami kelelahan akibat posisi tubuh yang sering berdiri. Hal ini akan memicu
terjadinya kesalahan pengerjaan misalnya pada proses sub assy yang mengakibatkan cacat pada produk yang dihasilakan.
4.6.3.5. Overproduction
Menurut waste workshop yang dilakukan, waste jenis ini jarang terjadi karena produksi dari pabrik sendiri sangat kecil prosentasenya jika dibandingkan
dengan pembelian kasa dari pihak lain.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.6.3.6.
Excessive Transportation
Merupakan jenis waste yang tidak bisa dihilangkan dalam proses produksi karena material mengalami perpindahan dari satu mesin ke mesin yang lain.
Lamanya waktu transportasi hanya bisa dikurangidiminimumkan
4.6.3.7. Unnecessary Inventory
Merupakan jenis waste yang terjadi karena order pembelian barang atau raw material
selalu disesuaikan dengan jumlah kebutuhan pesanan konsumen. Walau terjadi frekuensinya sangat jarang terjadi dan hampir tidak pernah,
biasanya terjadi bila raw material yang dipesan pihak pengadaan telah dikirimkan supplier
ke pabrik, namun tiba-tiba customer membatalkan order yang telah disepakati. Raw material yang telah berada dipabrik akan disimpan ke gudang
sebagai persediaan bila ada orderan berikutnya. Dari wawancara yang dilakukan kejadian seperti ini pernah terjadi tetapi sangat jarang sekali terjadi.
4.6.4. Analisis Big Picture Mapping