10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Buku Sebagai Media Massa Cetak
Dalam sejarahnya, buku termasuk media massa cetak yang dianggap mampu menyampaikan pesan secara mendalam. Terlebih lagi dengan banyaknya
kelebihan yang dimilikinya seperti mudah dibawa kemana saja dan yang paling penting terdokumentasi permanen. Namun sayangnya hanya bisa dinikmati oleh
mereka yang melek huruf Cangara, 2005:128 . Buku sebagai media massa juga merupakan transmisi warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya. Media
cetak seperti buku mampu memberikan pemahaman yang lebih kepada pembacanya. Melalui sebuah buku, penulis atau penyusunnya dapat berbagi
banyak hal seperti ilmu pengetahuan, pengalaman, bahkan imajinasi kepada pembacanya sehingga buku banyak digunakan untuk keperluan studi,
pengetahuan, hobi atau media hiburan dengan penyajian mendalam.
2.1.2. Karya Sastra Sebagai Suatu Proses Komunikasi
Dalam suatu karya sastra hubungan antara pengarang dan pembaca harus dipahami dengan hubungan yang bermakna, sebagai pola-pola hubungan yang
terbuka dan produktif dengan implikasi sosial, bukan sebagai kualitas yang tunggal dan linier. Di satu pihak, pengarang menciptakan bentuk-bentuk yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memungkinkan untuk mengadakan komunikasi timbal balik. Pengarang menelusuri secara terus-menerus signifikasi fungsi-fungsi sosial interaksi simbolis
dalam aktifitas kehidupan manusia. Di pihak lain, sesuai dengan hakekat rekaan, pengarang menghubungkan dengan kualitas imaginatif dan kreatif yang dengan
sendirinya berfungsi untuk menopang kehidupan sastra secara keseluruhan. Komunikasi sastra merupakan komunikasi tertinggi sebab melibatkan mekanisme
unsur-unsur yang paling luas. Karya sastra sebagai salah satu bentuk kreatifitas kultural sebagai
representasi super struktur ideologis, dipandang sebagai gejala-gejala sosial yang terdiri dari sistem informasi yang sangat rumit. Di satu pihak karya sastra
merupakan respon-respon interaksi sosial, yaitu gejala sosial sebagai akibat antara hubungan pengarang dan masyarakat. Di pihak lain karya sastra menyediakan
dunia rekaan bagi pembacanya. Dalam pengertian yang terakhir inilah sesungguhnya terletak gagasan-gagasan mengenai komunikasi sastra. Analisis
struktur karya sastra selalu dalam kaitannya dengan struktur sosial. Artinya semesta, tokoh dan peristiwa dipahami dalam kerangka pemahaman bersama.
Pemahaman tersebut bukan untuk menemuukan makna tunggal, bukan juga untuk menemukan makna yang sesuai dengan objek kreator. Sebaliknya, pemahaman
justru mengarahkan pada keragaman interpretasi yang diperoleh dengan cara mengungkapkan totalitas isi yang terkandung di dalamnya. Interaksi simbolik
dalam karya sastra merupakan representasi kehidupan sehari-hari dengan cara yang sangat halus, mengacu pada kualitas transcendental, konotatif dan metaforis
Ratna, 2003:132-133 .
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Karya sastra khususnya novel, dengan peralatan formalnya, semakin lama semakin dirasakan sebagai aktifitas yang benar-benar memiliki fungsi integral
dalam struktur sosial. Dalam proses komunikasi, karya sastra dianggap sebagai gejala yang sarat dengan referensi-referensi sosial, yang pada dasarnya sangat
bermanfaat dalam pengembangan hubungan-hubungan sosial. Karena itulah Duncan menyatakan bahwa kekuatan seni yang sesungguhnya terletak dalam
kapasitasnya untuk menerobos tembok pemisah antar manusia Ratna, 2003:134. Karya sastra sebagai proses komunikasi menyediakan pemahaman yang
sangat luas. Menurut Duncan, dalam karya seni terkandung bentuk-bentuk ideal komunikasi, karena karya seni menyajikan pengalaman dalam kualitas antar
hubungan Ratna, 2003:142 .
2.1.3. Karya Sastra Novel Sebagai Media Komunikasi Massa