54 penyantun dan pihak lainnya. Melalui pendidikan itu maka diharapkan sekitar 85
persen dosen USU berjenjang pendidikan S-2 dan S-3. Ferdiansyah Putra sendiri juga mengatakan bahwa peningkatan kualifikasi
dosen merupakan salah satu dampak positif yang dapat kita ambil dari perubahan status USU menjadi BHMN. “Saya pikir hal ini memang salah satu dampak
positif yang terjadi, karena USU kan sekarang ini dapat mengatur keuangan internalnya sendiri, sehingga memang tentu saja dana untuk membiayai dosen-
dosen pengajarnya dapat dikelola USU sendiri”. Lebih lanjutnya lagi ia mengemukakan “Hal ini pasti akan dilakukan USU sendiri, pertama USU lebih
leluasa di dalam mengatur keuangan pribadinya dan yang kedua USU pasti harus mempersiapkan diri di dalam menghadapi tuntutan salah satunya adalah kualitas
tenaga pengajar”.
2. Adanya Peningkatan Fasilitas Seperti internet, LCD dan Proyektor
Ketika ditanyakan kembali mengenai apa saja dampak-dampak positif yang ditimbulkan USU dengan perubahannya menjadi BHMN, salah satu
informan biasa kita mengemukakan mengenai peningkatan fasilitas yang diberikan USU kepada mahasiswanya. Dika Yudhisira sendiri mengemukakan
bahwa sekarang ini proses belajar-mengajar semakin dipermudah dengan adanya LCD dan Proyektor meskipun ia mengakui fasilitas yang diberikan itu belum
maksimal. Seperti pernyataannya saat diwawancarai “Sekarang ini kegiatan belajar mengajar kita sudah difasilitasi oleh LCD dan proyektor meskipun saya
pribadi menganggap bahwa jumlah LCD dan Proyektor khususnya di FISIP USU
Universitas Sumatera Utara
55 ini masih sangat minim sekali. Tidak seimbang dengan kelas perkuliahan yang
ada sehingga tidak semua kelas perkuliahan dapat menikmati fasilitas LCD dan Proyektor”. Lebih lanjutnya lagi ia mengemukakan “Dan saat ini fasilitas wie-fie
saya rasa sudah dapat dinikmati oleh semua mahasiswa FISIP USU, bahkan hampir semua fakultas sekarang ini telah memiliki fasilitas wie-fie dan ini juga
menurut saya salah satu dampak positif yang bisa dirasakan oleh kalangan mahasiswa seperti kita”.
Peningkatan fasilitas ini juga pasti salah satu upaya USU untuk memenuhi tuntutan yang ada, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena USU berhak
mengatur keuangannya sendiri sehingga lebih leluasa di dalam melakukan pengeluaran yang terkait dengan perubahan ke arah yang lebih baik bagi USU
sendiri.
3. Adanya Peningkatan Indeks Prestasi Kumulatif IPK
Berdasarkan pidato rektor yang disampaikan pada Dies Natalis ke 52, rata- raa Indeks Prestasi Kumulatif IPK ternyata mengalami peningkatan,
sebagaimana yang dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:
No Jurusan
Tahun 1994-1995 Tahun 2003-2004
1 Sosiologi
2,82 3,16
2 Ilmu Kesejahteraan Sosial
2,89 3,18
3 Ilmu Administrasi Negara
2,86 3,23
Universitas Sumatera Utara
56 4
Ilmu Komunikasi 2,90
3,21 5
Antropologi 2,84
2,98
Sumber: Pidato Rektor pada upacara peringatan Dies Natalis ke-52 Universita Sumatera Utara yang disampaikan pada 20 Agustus
2004.
Ketika ditanyakan mengenai tanggapannya terkait dengan adanya peningkatan IPK pasca berubahnya USU menjadi BHMN Eko Rusadi
mengatakan “Hal ini mungkin disebabkan oleh diberlakukannya Sistem Kelas Simultan di USU, artinya tiap semester semua kelas terbuka baik untuk mata
pelajaran pada semester ganjil maupun pada semester genap, dan diberlakukannya peraturan akademik di lingkungan USU untuk lama masa studi hanya diizinkan
maksimal selama 6 tahun. Secara otomatis kesemua hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan IPK”.
Meskipun mengalami peningkatan dalam hal Indeks Prestasi Kumulatif namun ia lebih lanjut mengatakan bahwa hal itu sendiri haruslah dikaji lebih
lanjut “Indikator apakah USU berhasil mencetak sumber daya manusia yang siap pakai saya pikir tidak hanya diukur dari IPK”, “meskipun demikian saya rasa
peningkatan IPK ini memang dapat dikategorikan sebagai salah satu dampak positif yang ditimbulkan perubahan USU menjadi BHMN” ucapnya ketika
ditanya salah satu dampak positif yang ditimbulkan USU pasca berubahnya USU menjadi BHMN.
Universitas Sumatera Utara
57
4.4.3. Dampak-Dampak Negatif 1.