30
2.5. Teori Human Investment
Masyarakat dunia saat ini sudah dihadapkan pada situasi yang menggelobal, globalisasi demikian istilah yang sering didengar. Sehingga setiap
individu harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya untuk menghadapi persaingan yang terjadi di tengah arus globalisasi ini.
Human Investment pada awalnya lahir karena adanya anggapan bahwa investasi sumber daya manusia human capital investment dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi economic growth, yang sebenarnya telah mulai dipikirkan sejak jaman Adam Smith 1776, Heinrich Von Thunen 1875 dan
para teoritisi klasik lainya sebelum abad ke 19 yang menekankan pentingnya investasi keterampilan manusia.
Human Investment sendiri memiliki defenisi tentang pandangannya yang mengemukakan suatu bentuk investasi dalam bentuk modal manusia. Artinya di
sini ialah manusia dianggap sebagai modal investasi yang sangat menguntungkan. Hal ini semakin didukung oleh perkembangan arus globalisasi yang semakin tidak
dapat dibendung, yang memiliki konsekuensi terjadinya perubahan dalam segala tatanan kehidupan.
Semakin meningkatnya persaingan sumber daya manusia juga mau tidak mau harus dihadapi oleh semua individu yang ada di seluruh belahan dunia ini.
Setiap individu dituntut untuk meningkatkan kualitas yang ada di dalam dirinya. Tentu saja peningkatan kualitas tersebut hanya akan terjadi melalui proses
pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
31 Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi education as investement
saat ini telah berkembang secara pesat dan semakin diyakini oleh setiap negara bahwa pembangunan sektor pendidikan merupakan prasyarat kunci bagi
pertumbuhan sektor-sektor pembangunan lainnya. Sektor pendidikan dengan manusia sebagai fokus intinya nantinya dipercaya akan dapat memberikan
kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Penemuan
dan cara pandang ini telah mendorong ketertarikan sejumlah ahli untuk meneliti mengenai nilai ekonomi dari pendidikan.
Di negara-negara maju, pendidikan selain sebagai aspek konsumtif juga diyakini sebagai investasi modal manusia human capital investement dan
menjadi leading sector atau salah satu sektor utama. Oleh karena itu pendidikan di negara maju merupakan perhatian utama bagi pemerintahnya. seperti anggaran
sektor pendidikan yang ada tidak kalah dengan sektor lainnya, sehingga keberhasilan investasi pendidikan berkorelasi dengan kemajuan pembangunan
makronya. Investasi pendidikan dianggap memberikan nilai balik rate of return yang
lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan
dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.
Sebagai contoh di negara-negara sedang berkembang umumnya menunjukkan nilai balik terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi dari
Universitas Sumatera Utara
32 pada investasi modal fisik yaitu 20 dibanding 15 . Sementara itu di negara-
negara maju nilai balik investasi pendidikan lebih rendah dibanding investasi modal fisik yaitu 9 dibanding 13 . Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa
dengan jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli di negara berkembang relatif lebih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan sehingga tingkat
upah lebih tinggi dan akan menyebabkan nilai balik terhadap pendidikan juga tinggi Suryadi: 1999, 247. Tingkat pendidikan seseorang yang semakin tinggi
juga dapat memberikan manfaat social yang semakin besar pula.
Universitas Sumatera Utara
33
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN