16 PKn yang mampu mengotrol kebijakan pemerintah, yaitu. 1 peserta didik
mampu berpikir kritis, rasional dan kreatif, dalam merespon isu-isu
Kewarganegaraan; 2 peserta didik mampu berpartisipasi secara cerdas; dan bertanggung jawab dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; dan
3 peserta didik mampu membentuk diri berdasakan kepada karakter-karakter positif masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia yang demokratis.
Dipandang dari aspek struktur disiplin ilmu, PKn sebagai salah satu bentuk disiplin ilmu belum ”tidak” dapat dikategorikan ”disamakan dengan” sebagai
disiplin ilmu yang berdiri sendiri monodisiplin terutama bila digandengkan dengan disiplin ilmu alam natural science dan ilmu-ilmu sosial IIS
“tradisional” lain yang sudah mapan established. Selama ini, PKn lebih dikenal sebagai program pendidikan untuk membangun karakter warga negara dengan
tujuan akhir agar ia menjadi warga negara yang cerdas dan baik to be smart and good citizens. Dengan demikian, tugas PKn sebagai bidang kajian maupun
sebagai mata pelajaran sangat berat dan luas karena istilah “baik” mengandung makna yang kompleks dan kontekstual. Untuk membatasi ruang lingkup dan arah
PKn, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Pasal 37 ayat 1 Penjelasan UU No. 20 2003. Selanjutnya, dari
latar belakang yang telah dijabarkan pada latar belakang ini. Maka fokus ruang lingkup ini adalah penggunaan model CTL dalam pembelajaran pendidikan
kewarganegaraan berbasis karakter bangsa di SMK.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran 2.1.1
Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap orang, baik disadari maupun tidak disadari selalu melaksanakan aktivitas
belajar. Kegiatan harian yang dimulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali akan selalu diwarnai oleh aktivitas belajar. Dengan belajar manusia dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dibawakannya sejak lahir. Aktualisasi potensi ini sangat berguna bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri demi
pemenuhan kebutuhannya.
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, Purwanto, 2003: 85 menyimpulkan definisi belajar dari berbagai ahli yaitu.
a. Cronbach 1954 berpendapat. Learning is shown by a change in behaviour
as result of ex perience ; belajar dapat dilakukan secara baik dengan jalan mengalami.
b. Menurut Spears. Learning is to observe, to read, to imited, to try something
themselves, to listen, to follow direction, dimana pengalaman itu dapat diperoleh dengan mempergunakan panca indra.
18 c.
Robert. M. Gagne dalam bukunya yang berjudul. The Conditioning of learning mengemukakan bahwa :
Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable
to process of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya
disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan
keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep belajar Gagne ini dinamakan perpaduan antara aliran behaviorisme dan aliran instrumentalisme.
d. Lester.D. Crow and Alice Crow mendefinisikan. Learning is the acuquisition
of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.
e. Purwanto, 2003: 84 mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa ciri-ciri belajar seperti dikutip oleh Darsono Max, 2000: 30 yang dijelaskan sebagai berikut:
1 Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan dipakai sebagai arah kegiatan sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan belajar.
2 Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan pada orang lain. Jadi belajar bersifat individual.
3 Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Berarti individu harus aktif bila dihadapkan pada suatu lingkungan
tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar.
4 Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.