Lembaga Sertifikasi Profesi Hubungan Luar Negeri Indonesia-Arab Saudi Dalam Konteks Tenaga Kerja Indonesia

3. Sertifikasi melalui uji kompetensi  Melalui uji keterampilan kompetensi pada tempat uji keterampilan kompetensi.  Boleh diikuti oleh peserta program pendidikan, pelatihan maupun jalur pengalaman kerja sesuai kompetensinya. Badan-badan yang berwenang antara lain : o Badan Nasional Sertifikasi Profesi BNSP o Lembaga Sertifikasi Profesi LSP o Panitia Uji o Tempat Uji Kompetensi TUK

3.5 Lembaga Sertifikasi Profesi

Lembaga Sertifikasi Profesi LSP adalah Lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi profesi yang memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi BNSP. Lisensi diberikan melalui proses akreditasi oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP bersangkutan telah memenuhi syarat untuk melakukan kegitan sertifikasi profesi. Sebagai organisasi tingkat nasional yang berkedudukan di wilayah Republik Indonesia, LSP dapat membuka cabang yang berkedudukan di kota lain, fungsinya adalah : 1. Sebagai sertifikator yang menyelenggarakan sertifikat kompetensi. Tugas sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara • Membuat materi uji kompetensi. • Menyediakan tenaga penguji asesor • Melakukan asesmen • Menyusun kualifikasi dengan mengacu kepada KKNI. • Menjaga kinerja asesor dan TUK 2. Developer yang memelihara sekaligus mengembangkan standar kompetensi Tugas sebagai berikut: • Mengidentifikasi kebutuhan kompetensi industri; • Mengembangkan standar kompetensi; • Mengkaji ulang standar kompetensi LSP juga memiliki wewenang yang antara lain : • Menetapkan biaya uji kompetensi • Menerbitkan sertifikat kompetensi • Mencabutmembatalkan sertifikat kompetensi • Menetapkan dan memverifikasi Tempat Uji Kompetensi TUK • Memberikan sanksi kepada asesor maupun TUK bila mereka melanggar aturan. • Mengusulkan standar kompetensi baru. LSP sendiri merupakan lembaga yang dibentuk berdasarkan PP Nomor 23 tahun 2004. Pendiriannya disahkan oleh Notaris, sehingga LSP mempunyai kekuatan hukum untuk melakukan perbuatan hukum bersama pihak ketiga. Organisasi LSP terdiri dari unsur pengarah maupun pelaksana. Unsur pengarah Universitas Sumatera Utara dipimpin oleh Ketua yang merangkap anggota dengan keanggotaan berasal dari asosiasi profesi danatau asosiasi industri, sedangkan pada unsur pelaksana minimal terdiri dari Ketua dibantu bagian administrasi, standardisasi, sertifikasi dan manajemen mutu. Pembentukan LSP dipersiapkan pembentukannya oleh suatu panitia kerja yang dibentuk oleh atau dengan dukungan asosiasi industri terkait. Susunan panitia kerja terdiri dari ketua bersama sekretaris, di bantu beberapa anggota. Personal panitia mencakup unsur industri, asosiasi profesi, instansi teknis terkait dan pakar. Tugas panitia kerja adalah: • Menyiapkan badan hukum • Menyusun organisasi maupun personel • Mencari dukungan industri maupun intansi terkait. Tata cara pendapatkan lisensi BNSP adalah dengan LSP mengajukan permohonan untuk memperoleh lisensi dengan melampirkan : - Dokumen organisasi sesuai dengan persyaratan. - Dokumen perangkat kerja sesuai persyaratan. Kemudian Panitia melakukan uji kelayakan terhadap permohonan LSP yang dilakukan dalam dua tahap. Tahap Pertama adalah melakukan audit kecukupan dengan melalui asesmen kesesuaian dokumen terhadap persyaratan dan pedoman BNSP disertai dukungan dari industri terkait. Tahap Kedua Asesmen kesesuaian Universitas Sumatera Utara dokumen dan sistem terhadap persyaratan maupun pedoman BNSP termasuk kesesuaiannya terhadap pelaksanaan. Struktur minimal organisasi 1. Pengarah 2. Bagian Standardisasi 3. Bagian Sertifikasi 4. Bagian Manajemen Mutu 5. Bagian Administrasi Sarana dan perangkat yang harus dimiliki antara lain : 1. Kantor tetap sekurang-kurangnya dalam waktu dua tahun, selain sarana kerja yang memadai. 2. Rencana kegiatan dengan mencerminkan pelayanan yang diberikan kepada industri sekaligus sebagai penghasilan untuk mendanai organisasi. 3. Perangkat kerja yang cukup: • Standar kompetensi dan materi uji kompetensi • Pedoman pelaksanaan sertifikasi termasuk tata cara penetapan TUK • Kualifikasi kompetensi • Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi Sarana dan perangkat yang harus dimiliki antara lain : 1. Kantor tetap sekurang-kurangnya dalam waktu dua tahun, selain sarana kerja yang memadai. Universitas Sumatera Utara 2. Rencana kegiatan dengan mencerminkan pelayanan yang diberikan kepada industri sekaligus sebagai penghasilan untuk mendanai organisasi 3. Perangkat kerja yang cukup yang mencakup antara lain : • Standar kompetensi dan materi uji kompetensi • Pedoman pelaksanaan sertifikasi termasuk tata cara penetapan TUK • Kualifikasi kompetensi • Sistem pengendalian pelaksanaan sertifikasi LSP berlisensi wajib membuat laporan berkala setiap enam bulan kepada BNSP mengenai pelaksanaan sertifikasi maupun program LSP. Laporan meliputi jumlah peserta uji kompetensi, peserta yang luluskompeten maupun yang belum lulusbelum kompeten, juga kegiatan lainnya sesuai dengan program. BNSP berwenang menjatuhkan sanksi kepada LSP berlisensi jika gagal memenuhi ketentuan yang berlaku. Proses pengenaan sanksi dilakukan melalui peringatan tertulis pertama, kedua dan ketiga yang masing-masing diterbitkan dengan selang waktu sebulan dengan sanksi yang diberikan berupa: • Penghentian sementara kegiatan LSP • Pencabutan Lisensi

3.6 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia