1.5.3 Teknik Analisa Data
Dalam sebuah penelitian diperlukan analisa data untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dalam penelitian teknik analisa
yang digunakan ialah teknik analisa kualitatif, dimana penelitian yang menggunakan teknik analisa ini menganalisa sebuah masalah sehingga
diperoleh gambaran yang jelas mengenai suatu fenomena yang sedang diteliti oleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat jenis
motivasi seperti apa yang di keluarkan oleh pemerintah melalui kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tentang pembangunan sumber
daya manusia Indonesia dalam upanyanya terhadap peningkatan kualitas TKI demi perbaikan kesejahteraan bangsa.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mendapat suatu gambaran, penjelasan yang jelas dan lebih terperinci serta untuk mempermudah isi, maka penelitian ini dibagi kedalam
4empat bab, yakni:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah dan pembatasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teoritis, metode penelitian, kerangka teoritis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II : SEJARAH KETENAGAKERJAAN INDONESIA DI ARAB
SAUDI
Bab ini akan menceritakan hubungan luar negeri Indonesia- Arab Saudi, gambaran umum ketenagakerjaan Indonesia, sejarah tenaga
kerja Indonesia di luar negeri,latar belakang keberadaan TKI di Arab Saudi serta ketenagakerjan di Arab Saudi.
BAB III : ANALISA KEBIJAKAN INDONESIA KUALITAS
TENAGA KERJA INDONESIA PADA PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Bab ini akan membahas mengenai kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kualitas
TKI pada masa pemerintahan Preside Susilo Bambang Yudhoyono yang akan diberangkatkan ke luar negeri termasuk ke Arab Saudi.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumya serta
berisi implikasi teoritis peneliti setelah melakukan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II SEJARAH KETENAGAKERJAAN INDONESIA DI ARAB SAUDI
2.1. GAMBARAN UMUM HUBUNGAN LUAR NEGERI INDONESIA- ARAB SAUDI
Indonesia memiliki hubungan luar negeri yang cukup lama dengan Kerajaan Arab Saudi. Kerajaan Arab Saudi beserta tujuh negara Arab lainnya memberikan
pengakuan kemerdekaan RI pada tanggal 4 November 1947. Arab Saudi sendiri adalah sebuah negara yang berbentuk monarki atau negara kerajaan. Kerajaan
Arab Saudi Kingdom of Saudi ArabiaAl-Mamlakah Al Arabiyah As-saudiyah. Kerajaan yang berdiri pada tanggal 23 September 1932 dan Raja Pertama ialah
Abdul Aziz bin Abdurrahman Al-Saud. Kerajaan yang terletak di Semenanjung Arab di antara Laut Merah di sebelah barat dan Teluk Arab di sebelah timur.
Sistem pemerintahan negara ini adalah negara islam dengan dasar negara dan hukum berdasarkan hukum islam Syariah yang bersumber dari kitab suci Al-
Quran dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.
Arab Saudi merupakan salah satu negara yang memiliki hubungan yang erat dengan Indonesia. Hubungan ini diperkuat dengan adanya hubungan
agama, budaya, politik selama bertahun-tahun. Indonesia dan Arab Saudi telah membentuk Sidang Komisi bersama yang berfungsi sebagai forum bilateral
yang membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan perkembangan terakhir antara kedua Negara di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi
Universitas Sumatera Utara
perdagangan energi, sosial-budaya, dan ketenagakerjaan. Hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Kerajaan Arab
Saudi sendiri secara resmi didirikan pada 1 Mei 1950. Sebelumnya, Indonesia membuka Kantor Perwakilan pertama di Timur Tengah di Kairo, Mesir, pada
7 Agustus 1949. Pada tahun 1950, Kantor Perwakilan ini kemudian ditingkatkan statusnya menjadi Kedutaan Besar yang juga terakreditasi untuk
Arab Saudi, Iran dan Pakistan. Indonesia kemudian mendirikan Kedutaan Besar untuk Kerajaan Arab Saudi di Jeddah pada 1964. Kedutaan Besar
Republik Indonesia selanjutnya dipindahkan dari Jeddah ke Riyadh pada 29 September 1985. Perwakilan Indonesia di Jeddah kemudian diubah statusnya
menjadi Konsulat Jenderal Indonesia.
22
Arab Saudi membuka kantor perwakilannya pada 1950 dan kemudian secara resmi mendirikan Kedutaan Besar di Jakarta pada 1955. Negara-negara
Arab berpenduduk mayoritas muslim biasanya selalu senantiasa menjunjung tinggi nilai persaudaraan yang didasarkan pada persamaan agama atau
ukhuwah Islamiyyah . Sebagai wujud ukhuwah Islamiyyah inilah hubungan
kerjasama antara kedua Negara yang sama-sama berpenduduk mayoritas penganut islam inilah yang kemudian mengekspresikan hubungan tersebut
melalui penandatanganan suatu “Perjanjian Persahabatan”, pada tanggal 24 Nopember 1970 di kota Jeddah. Pemerintah RI diwakili oleh Dubes Aminuddin
22
Putuhena Shaleh, Historiografi Haji Indonesia.Yogyakarta: LkiS,2007 hal 28.
Universitas Sumatera Utara
Aziz dan Kerajaan Arab Saudi oleh Menlu Omar Sakkaf.
23
Di bidang ekonomi dan perdagangan, total nilai ekspor Indonesia ke Arab Saudi telah meningkat secara signifikan dari US 672,07 juta di tahun
2006 menjadi US 944,24 juta pada tahun 2007, dan mencapai US 1,19 miliar pada 2008. Namun demikian, karena krisis ekonomi global pada tahun
2009, ekspor Indonesia ke Arab Saudi menurun hingga US 956 juta. Di sisi lain, total ekspor Arab Saudi untuk Indonesia telah mencapai sebesar US
3.384 miliar pada tahun 2006, US 33.372 miliar pada tahun 2007, dan meningkat hingga mencapai US 4.804 miliar di tahun 2008. Namun
Sejak penandatanganan “Perjanjian Persahabatan itu”, hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi tetap erat, kuat, dan bersahabat sampai saat ini.
Pada tanggal 30-31 Agustus 2008, delegasi dari kedua negara sahabat telah melakukan Sidang Komisi Bersama ke-8 dan sepakat untuk lebih meningkatkan
kerja sama dalam ketenagakerjaan, perlindungan hak-hak pekerja migran, ekonomi dan perdagangan, pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh, hibah dan
wakaf, imigrasi, kesehatan, pariwisata, penerbangan, dan sektor energi. Saat itu kedua delegasi sepakat untuk mengadakan pertemuan semacam ini setiap
tahunnya.
2.1.1. HUBUNGAN DI BIDANG EKONOMI DAN PERDAGANGAN
23
http:www. aksesdeplu.
commerajut20ukhuwah20menjerat20TKI, Perjanjian
Persahabatan Persahabatan RI - Arab Saudi 1970 diakses pada tanggal 10 Mei 2014
Universitas Sumatera Utara
disebabkan oleh krisis ekonomi global pada tahun 2009, ekspor Arab Saudi ke Indonesia menurun hingga US 3,1 milyar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi antara lain adalah Kendaraan, Otomotif Suku Cadang, Minyak Kelapa, Ban, Tekstil dan Produk
Tekstil, Elektronika, Makalah, Kayu dan Produk Kayu, Ikan Tuna, Rumah Tangga, dan Produk Listrik. Di sisi lain, komoditas ekspor utama Arab Saudi
untuk Indonesia adalah Crude Oil, Petroleum, Minyak, Jenuh Ethylene, Ethylene Glycol, Polyprophylene dalam Butir, jenuh Prophene, Lain
Liquified Petroleum Gas, Belerang dari segala jenis kecuali belerang sublimasi, dan Minyak Tanah. Pada tahun 2010, pada sektor ekspor non
migas RI bulan Januari-Mei meningkat 40 lebih tinggi di meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009. Volume perdagangan
Januari-Mei 2009 tercatat mencapai US 340 juta sedangkan Januri-Mei 2010 mencapai US 483 juta.
Pada periode Januari - Desember 2012, total perdagangan Indonesia - Arab Saudi mencapai US 6,97 miliar atau naik 1,74 dibanding tahun
2011. Pada tahun 2012, ekspor Indonesia ke Arab Saudi mencapai US 1,7 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Arab Saudi sebesar US 5,1 miliar,
sehingga Indonesia mengalami defisit US 3,4 miliar. Perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi memang belum berimbang, karena impor migas Indonesia
yang jauh lebih besar dari kemampuan ekspor Indonesia. Namun pada tahun 2012 impor migas Indonesia turun -7,21 dari US 4,47 miliar pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 2011, menjadi US 4,15 miliar pada tahun 2012. Diluar komoditi migas, neraca perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi terlihat cukup baik.
Ekspor non migas Indonesia ke Arab Saudi pada tahun 2012 tercatat US 1,77 miliar, atau naik 24,01 dibandingkan tahun 2011. Sedangkan ekspor
Arab Saudi ke Indonesia tercatat US 1,04 miliar, sehingga Indonesia mengalami surplus US 728,2 juta.
24
Dalam rangka untuk mempromosikan hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara, KBRI Riyadh antara lain telah menyelenggarakan
temu bisnis Middle East Update di Medan 23-24 Maret 2010, Bandung 29- 30 Maret 2010, Pontianak Juni 2010, Palembang 11-12 Oktober 2010,
Selain itu, Arab Saudi juga merupakan salah satu investor terkemuka di Indonesia dengan investasi diperkirakan sebesar US 7.594.000 selama
tiga tahun terakhir. Sebagian besar investasi Arab Saudi terdapat di industri pupuk, kilang industri, pengolahan minyak, real estate dan kantor perwakilan
perdagangan. Kedua belah pihak telah mendorong pembentukan setidaknya tiga usaha patungan antara Arab Saudi dan pengusaha Indonesia yang
terutama akan difokuskan pada pabrik garmen dan pengolahan makanan.
24
http:www.kemendag.go.ididviewtrade-attache-report14320131 perkembangan
perdagangan Indonesia-Arab Saudi Bulan : Januari 2013 Sumber : Laporan ITPC, Jedah Arab
Saudi, Maret 2013 diakses 10 Mei 2014
Universitas Sumatera Utara
menghadirkan pengusaha Saudi pada INACRAFT 21-25 April 2010, PPKI di JCC, Jakarta Juni 2010, Trade Expo Indonesia 13-17 Oktober 2010,
Halal Business and Food Expo di Jakarta 23-25 Juli 2010,
mengikutsertakan pengusaha RI pada Saudi Arabia’s 15th International Showcase for the Industry
dan Saudi Build Interiors Exhibition 2010, Saudi Food
di Jeddah 16-19 Mei 2010, Business Gathering di Dammam 30 Mei 2010, Pembuatan buku Market Research Produk Tas Wanita Oktober
2010. Dalam bidang perhubungan udara, untuk pertama kalinya pada tahun 2010 ini, rute penerbangan Indonesia – Arab Saudi dapat dilayani oleh
perusahaan penerbangan selain Garuda Indonesia dan Saudi Airline, antara lain Batavia Air, Lion Air, Al-Wafeel dan NAS.
25
Hubungan Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi dalam pelayanan dan perlindungan Warga Negara Indonesia dalam hal ini adalah
TKI yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Pada awalnya jumlah TKI yang ditempatkan di Arab Saudi oleh pemerintah sebanyak 25 orang di tahun 1975.
Kemudian di tahun 1976 naik menjadi 480 orang dan tahun 1977 meningkat menjadi 2.838. Sejak tahun 1975 tersebut sampai sekarang hubungan RI-Arab
Saudi sering mangalami pasang surut terlebih lagi jika kasus kekerasan
2.1.2. HUBUNGAN DALAM PELAYANAN DAN PERLINDUNGAN WNI
25
www.kemlu.go.id Kementrian Luar Negeri Indonesia Buku Diplomasi Indonesia 2010 pdf hal 76 diakses 10 Mei 2014
Universitas Sumatera Utara
terhadap tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi terdengar ke publik Indonesia yang sering mendapat komentar negatif dari publik Indonesia.
Kasus kekerasan yang sering terjadi pada TKI membuat Mennakertrans RI dengan Dubes Arab Saudi memberlakukan MoM Minute
of Meeting Pada tanggal 14 September 2001. Dalam kesepakatan tersebut,
menyebutkan apabila ada permasalahan TKI di Arab Saudi, maka permasalahan yang terjadi akan diselesaikan di Jakarta. Kemudian pada tahun
2003, kemudian dalam rangka upaya pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan dan menangani kasus TKI di Arab Saudi maka,
pemerintah Indonesia mulai membuat pola pengiriman TKI ke Arab Saudi yang sudah diubah dengan dibuatnya perjanjian yang baru, yaitu dengan
berdasarkan payung kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk perjanjian yang ditandatangani oleh Wakil
Presiden Wapres; Hamzah Haz dan Menteri Perburuhan dan Sosial Arab Saudi; Ali bin Ibrahim Al Namlah.
Perjanjian yang telah disepakati bersama tersebut memberi peluang bagi
pemerintah dalam mengintervensi
pengiriman TKI serta perlindungannya untuk melindungi kepentingan Pemerintah Indonesia yang
berkaitan dengan penerimaan negara, yaitu devisa. Selain itu, Dalam pola yang baru ini lebih menekankan pada seleksi majikan yang lebih ketat melalui
pengisian lengkap identitas majikan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
secara lebih detail kondisi majikan yang sebenarnya demi kepentingan TKI yang akan dipekerjakan.
Selain itu di tahun 2003, Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi juga sepakat bekerja sama meningkatkan kualitas TKI agar lebih profesional
dalam melaksanakan pekerjaan di Arab Saudi, untuk itu kedua negara berusaha menyelesaikan berbagai masalah yang dialami TKI dalam
pengiriman maupun saat bekerja. Jika dalam penyelesaian tidak berhasil, pemerintah Arab Saudi menyiapkan tempat-tempat penampungan sementara
bagi mereka yang tidak diterima keluarga. Mereka kemudian dibekali keterampilan-keterampilan sehingga bisa bekerja lagi. Jika persoalan terkait
dengan masalah keamanan, pemerintah Arab Saudi minta ditangani oleh pihak kepolisian. Apabila tidak bisa diselesaikan, maka TKI dapat
dikembalikan ke Indonesia. Erman Suparno, selaku mennakertrans RI di masa pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2005-2009,menegaskan bahwa agar segala permasalahan yang menyangkut TKI di luar negeri dapat diselesaikan
dengan baik, maka diperlukan adanya ”payung hukum”, untuk itu pemerintah Indonesia menargetkan penandatangan nota kesepahaman MoU dengan
sepuluh negara penempatan TKI, termasuk Arab Saudi. Namun MoU dengan Arab Saudi masih perlu disempurnakan lagi. Dalam kunjungan
kenegaraannya pada tanggal 26 April 2006, Presiden Susilo Bambang
Universitas Sumatera Utara
Yudhoyono dan Raja Abdullah bin Abdul Azis sepakat untuk meningkatkan perlindungan dan memberikan hak-hak bagi TKI yang bekerja di sana untuk
mencari nafkah.
26
Pada tanggal 19 Februari 2014 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melakukan penandatangan agreement
perjanjian bilateral tentang penempatan dan perlindungan TKI sektor domestik worker
atau pekerja rumah tangga. Penandatangan aggrement ini langsung dilakukan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Muhaimin Iskandar dan Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi Adiel Meskipun banyak hal yang telah kedua negara lakukan demi
terciptanya perlindungan serta penempatan TKI yang baik terutama bagi TKI yang bekerja di sektor Informal tidak menurunkan kasus kekerasan yang
dilakukan oleh majikan terhadap TKI. Kasus overstayer menjadi puncak dari hubungan bilateral RI-Arab Saudi dalam penempatan TKI. Pemerintah
Indonesia pada bulan Agustu tahun 2011 resmi memberlakukan moratorium dalam rangka pencegahan terjadinya permasalahan yang lebih kompleks lagi
dalam persoalan TKI ini. Pemerintah Indonesia pun terus berupaya agar Pemerintah Arab Saudi mau membuat MoU ketenagakerjaan sambil
membenahi kualitas tenaga kerja yang akan dibrangkatkan ke Arab Saudi.
26
Geerards Imanuella Tamara,Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik Volume 21, Nomor 4:361-37,2010
Universitas Sumatera Utara
M.Fakeih di Riyadh Arab Saudi. Perjanjian ini dilakukan oleh kedua negara melalui pembahasan yang cukup panjang dengan serangkaian pertemuan
Joint Working Commite yang dibentuk oleh kedua negara. Penandatangan perjanjian ini umtuk memberikan kepastian hukum
bagi pengguna jasa sekaligus bagi TKI sendiri. Isi perjajanjian tersebut mencakup beberapa hal antara lain, pengakuan mekanisme hubungan kerja
melalui standar perjanjian kontrak kerja yang memuat jenis pekerjaan beserta besaran upah yang diterima oleh TKI, hak dan kewajiban bagi pengguna jasa
dan TKI serta masa perjanjian kerja dan cara perpanjangannya. Perjanjian ini juga memuat hak-hak TKI dalam penyediaan akses komunikasi, hari libur
sehari dalam seminggu one day off, cuti, paspor dipegang oleh TKI, pengaturan jam kerja serta penyediaan sistem penggajian melalui perbankan,
asuransi dan perawatan kesehatan. Perjanjian ini juga memuat sistem online dalam rekrutment dan penempatan TKI, mekanisme bantuan 24 jam call
center , kesepakatan konsuler untuk perlindungan, repartasi dll.
Dalam pernyataan secara langsung dalam pertemuan tersebut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar juga menyatakan bahwa
pihak pemerintah terus melakukan perbaikan dalam pelayanan, penempatan dan perlindungan TKI melalui sistem komputerisasi sejak proses
keberangkatan TKI saat bekerja hingga kepulangannya. Pemerintah pun terus melakukan pembenahan dalam hal kualitas TKI yang akan dikirim bekerja
Universitas Sumatera Utara
keluar negeri melalui pemberlakuan standar dan sertifikasi pelatihan keterampilan kerja selama 400 jam di balai latihan kerja luar negeri
BLKLN, pembekalan akhir dan pemberangkatan. Dalam rangka mengimplementasikan poin-poin perjanjian tersebut,
kedua belah pihak akan segera menindaklanjuti dengan melibatkan stakeholder
terkait di negara masing-masing. Suhartono Kepala Pusat Humas Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mengatakan bahwa Joint
Working Committee JWC dan Joint Task force JTF kedua negara akan
bertemu untuk menentukan mekanisme yang sesuai dengan perjanjian ini. Dengan adanya perjanjian ini tidak secara langsung mencabut
moratorium yang telah diberlakukan pada tahun 2011 yang lalu. Pencabutan
moratorium baru akan dilaksanakan jika Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi beserta stakeholder terkait telah siap untuk benar-benar
melaksanakan seluruh point-point dari perjanjian tersebut.
27
2.1.3. HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN
Hubungan kerjasama dalam bidang sosial budaya dan pendidikan Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mulai
diresmikan secara tertulis dan ditandatangani pada 12 Februari 2001 dalam acara Minutes Meeting antara Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama
Islam Departemen Agama RI dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam
27
http:menteri.depnakertrans.go.id?show=newsnews_id=155 sumber : Pusat Humas Kemnakertrans di akses 23 Mei 2014
Universitas Sumatera Utara
dan Arab di Indonesia Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud Arab Saudi. Penandatanganan kerjasama tersebut berupa penyediaan tenaga,
penyelenggaraan kerjasama akademik, bahan pengajaran, fasilitas pendidikan dan kebudayaan serta pemberian beasiswa S2 dan S3 bagi
mahasiswa Indonesia.
28
Selain kerjasama di atas Arab Saudi juga telah membentuk Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab LIPIA di Jakarta, sementara itu di
Indonesia juga telah didirikan sekolah untuk pelajar Indonesia di Riyadh, Jeddah, dan Mekah. Saat ini terdapat sekitar 237 mahasiswa Indonesia di
King Saud University KSU-Riyadh, Imam Muhammad bin Saud Islamic University IMSIU-Riyadh, King Fahd University Minyak dan Minerals
KFUPM-Dhahran, Umm Al-Quran University UQU-Mekkah, dan Universitas Islam Madinah IUM-Madinah.
29
Dengan adanya kerjasama di bidang sosial dan pendidikan dapat membangun persepsi positif tentang masyarakat Indonesia di mata
masyarakat Arab Saudi terutama jika dikaitkan dengan pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja dalam sektor domestik atau asisten rumah tangga.
Lewat kerjasama ini juga diharapkan agar jumlah mahasiswa Indonesia
28
www.ditpertais.netpengumumankrjsminter05.pdf profil kerjasama Internasional bidang pendidikan tinggi agama direktorat perguruan tinggi agama islam direktorat
jendral kelembagaan agama islam departemen agama RI 2005 , di akses tanggal 23 Mei
2014.
Universitas Sumatera Utara
terutama yang belajar dalam bidang sains dan teknologi serta pengajar dan peneliti Indonesia dapat berkesempatan untuk bekerja di Arab Saudi.
Keberhasilan misi diplomasi Indonesia-Arab Saudi sangat ditentukan dengan kualitas kerja sama pendidikan tidak hanya terkait pemberian
beasisiwa kepada pelajar-pelajar Indonesia, tetapi harus diperluas juga dalam kerjasama kebudayaan.
2.1.4 HUBUNGAN BUDAYA DAN PARIWISATA
Di sektor kerjasama budaya pariwisata, sekitar 49.000 orang wisatawan asal Arab Saudi mengunjungi Indonesia per tahunnya 2009,
untuk tujuan bisnis dan berlibur, dan di lain pihak, tidak kurang dari 250.000 orang Indonesia berkunjung ke Arab Saudi untuk melakukan Ibadah Haji dan
Umrah per-tahunnya. Indonesia dan Arab Saudi juga secara intens terus menjalin kerjasama dan hubungan baik antar kementerian pariwisata,
pemerintah daerah dan perusahaan travel perjalanan antara kedua negara guna bersama menaikkan tingkat kunjungan wisatawan kedua negara, baik melalui
pertemuan acara bisnis pariwisata, wisata keluarga dan kunjungan wartawan kedua negara serta hadirnya delegasi dari kedua negara dalam pameran
budaya dan wisata yang diselenggarakan secara bergantian.
30
30
http:indonesianvoices.comindex.php?option=com_contentview=articleid=221:60-tahun-
hubungan-indonesia-arab-saudi-yang-hangatcatid=1:latest-newsItemid=50
60 Tahun Hubungan Indonesia-Arab Saudi yang Hangat
Sumber : KBRI Riyardh diakses 10 Mei 2014
Universitas Sumatera Utara
Secara umum kita dapat melihat bahwa sesungguhnya hubungan luar negeri yang di jalani antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi berjalan
dengan baik dan harmonis. Meskipun beberapa tahun ini peristiwa mengenai Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi menyebabkan masyarakat Indonesia
memiliki persepsi yang kurang baik mengenai masyarakat Arab Saudi tetapi hal ini tidak menggoyahkan hubungan baik yang telah dijalin cukup lama
oleh kedua negara yang merupakan negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar di dunia.
2.2 GAMBARAN UMUM KETENAGAKERJAAN DI ARAB SAUDI
Kerajaan Arab Saudi memiliki luas wilayah 2.240.350 km2 atau sekitar 45 dari luas Semenanjung Arab, dengan jumlah penduduk sekitar 28 juta jiwa
menurut sensus tahun 2010, dan 7 juta diantaranya adalah expatriate. Menurut sensus tahun 2006, dari 5,6 juta tenaga kerja sektor swasta yang ada di Arab
Saudi, sebanyak 87,2 adalah warga negara asing, sementara warga negara Arab Saudi sendiri hanya 12,8. Arab Saudi terletak di Semenanjung Arab,
berbatasan dengan Laut Merah di sebelah Barat 1.760 km, Teluk Arab di sebelah Timur 560 km, Yordania 728 km, Irak 814 km, Kuwait 222 km,
Qatar 60 km, Uni Emirat Arab 457 km, Oman 676 km dan Yaman 1.845 km. GDP Arab Saudi pada tahun 2009 sebesar US 369,173 milyar dengan
GDP per kapita sebesar US 20.300. Cadangan devisa pada tahun 2007 sebesar
Universitas Sumatera Utara
US 377 milyar. Arab Saudi adalah sebuah negara monarki yang hukumnya berlandaskan
hukum islam. Raja adalah pemegang kekuasaan eksekutif sekaligus pembuat undang-undang. Karena itulah, selain mempunyai kedudukan sebagai pemimpin
politik, Raja juga berkedudukan sebagai imam atau pemimpin agama. Negara ini secara praktis tidak memiliki undang-undang dasar, karena sumber
hukumnya ialah hukum islam. Di Arab saudi terdapat sebuah badan yang disebut Syariah berfungsi untuk membuat segala peraturan untuk menjaga
ketertiban masyarakat. Meskipun begitu beberapa peraturan tetap harus dibuat berdasarkan dekrit raja.
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Arab Saudi terdapat beberapa tradisi yang berjalan di dalam kehidupan sosial masyarakat mereka. Beberapa
tradisi tersebut antara lain: 1.
Perempuan tidak boleh bergul sembarangan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya saudara kandung, suami maupun kerabat dekat.
2. Memberi senyum kepada pria selain keluarga dekat dianggap sebagai
perbuatan yang memalukan aib. 3.
Jangan menerima telepon tanpa seizin majikan terutama jika telepon tersebut berasal dari pria.
4. Orang Arab memiliki sifat yang kasar baik kata-kata maupun tindakan.
5. Mereka kadang-kadang menyebut kata bunuh, sapi atau keledai tetapi
bukan berarti mereka bahwa mereka bener-benar mau melakukannya.
Universitas Sumatera Utara
6. Mereka akan tersentuh hatinya apabila seseorang mengucapkan kalimat
“Semoga Allah merahmati kedua orangtuamu” atau “semoga Allah memberimu umur panjang” terutama ketika tiba saatnya pembayaran
upahgaji. 7.
Orang Arab tidak akan segan mengucapkan ketidaksukaan mereka terhadap pekerjaan pegawainya misalnya “Saya benar-benar tidak suka
anda melakukan hal itu”. 8.
Jika anda bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga di rumah orang Arab Saudi, maka dilarang berkencan dan menerima telepon dari pria.
9. Di Arab Saudi jumlah anggota keluarga rata-rata 7 sampai 10 orang dan
biasanya orangtua maupun saudara tinggal serumah. 10.
Peraturan makan ialah laki-laki makan terlebih dahulu kemudian perempuan dan terakhir adalah pembantu rumah tangga.
11. Tata cara makan orang Arab jarang sekali memakai sendok mereka
menggunakan tangan langsung untuk makan. 12.
Pemerintah Arab Saudi sangat ketat melakukan razia terhadap orang asing yang iqomah izin tinggal nya telah habis masa berlakunya. Orang
asing yang ketahuan telah habis masa izin tinggalnya akan langsung dideportasi.
Selain itu, Arab Saudi juga memiliki beberapa peraturan buruh migran, peraturan tersebut antara lain ialah :
1. Arab saudi tidak memiliki undang-undang dasar seperti yang dimiliki
Universitas Sumatera Utara
oleh negara lain, yang dijadikan undang-undang dasar ialah hukum syariat islam. Oleh sebab itu disana masih berlaku hukum pancung,
cambuk dan potong tangan terhadap pelaku pelanggaran hukum. 2.
Aturan tentang ketertiban masyarakat dibuat oleh sebuah lembaga yang disebut Syariah dan berdasarkan dekrit raja. Kekuasaan kehakiman
berada di bawah kekuasaan seorang kadi yang mengepalai badan peradilan. Kekuasaan seorang kadi hanya terbatas pada persoalan hukum
dan peraturn yang dikeluarkan oleh lembaga Syariah. Jika kasusnya menyangkut peraturan yang diundangkan dengan dekrit raja, maka yang
berhak mengadili bukan kadi melainkan gubernur ataupun kepala daerah setempat.
31
2.3. SEJARAH TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI