SEJARAH TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

oleh negara lain, yang dijadikan undang-undang dasar ialah hukum syariat islam. Oleh sebab itu disana masih berlaku hukum pancung, cambuk dan potong tangan terhadap pelaku pelanggaran hukum. 2. Aturan tentang ketertiban masyarakat dibuat oleh sebuah lembaga yang disebut Syariah dan berdasarkan dekrit raja. Kekuasaan kehakiman berada di bawah kekuasaan seorang kadi yang mengepalai badan peradilan. Kekuasaan seorang kadi hanya terbatas pada persoalan hukum dan peraturn yang dikeluarkan oleh lembaga Syariah. Jika kasusnya menyangkut peraturan yang diundangkan dengan dekrit raja, maka yang berhak mengadili bukan kadi melainkan gubernur ataupun kepala daerah setempat. 31

2.3. SEJARAH TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

Sebelum membahas mengenai sejarah tenaga kerja Indonesia di luar negeri terlebih dahulu kita mengetahui mengenai pengertian yang tepat mengenai tenaga kerja Indonesia itu sendiri. Menurut Pasal 1 bagian 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. 32 31 Desty Purwanti.2013,“Kebijakan Pemerintah Indonesia Dalam Menangani Permasalahan PRT tahun 2006-2012”Skripsi,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 32 Undang-undang no 39 tahun 2004 Universitas Sumatera Utara Perpindahan tenaga kerja Indonesia antar pulau dan luar negeri tidak bisa dipisahkan dari masa orde lama dan orde baru bahkan sejak masa penjajahan pada tahun 1887. Pada tahun tersebut, tenaga kerja dikirim ke beberapa daerah jajahan seperti Suriname, Kaledonia dan Belanda. 33 Penempatan tenaga kerja dari Indonesia oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dilakukan melalui penempatan buruh kontrak ke Suriname dan Amerika Selatan sebagai pekerja perkebunan. 34 Kondisi migrasi berlanjut hingga masa kemerdekaan, orde lama, orde baru hingga reformasi. Tanggal 13 Juli 1947 merupakan hari bersejarah bagi lembaga Kementrian Perburuhan dalam era kemerdekaan Indonesia. Melalui Peraturan Pemerintah no 3 tahun 1947 dibentuk lembaga yang mengurus permasalahan perburuhan di Indonesia yang disebut Kementrian Perburuhan. Migrasi penduduk tidak hanya terjadi secara nasional tetapi juga internasional. Fenomena awal migrasi juga dapat dilihat sebelum perang dunia II, banyak warga negara Indonesia dikirim ke Malaysia, Guyana dan New Caledonia. Setelah perang dunia II berakhir, mulai ada tenaga kerja yang bekerja di Singapura dan negara lainnya. Perpindahan tenaga kerja dari Indonesia pada saat itu hanya untuk mencukupi 33 Arwani Irewaty, Kebijakan Indonesia Terhadap Masalah Tki di Malaysia Dalam Ed Awani Irewati, Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Masalah Legal di Negara ASEAN, Jakarta:Pusat Penelitian Politik LIPI ,2003 hal 34. 34 www.bnp2tki.go.id di akses pada tanggal 20 Mei 2014 Universitas Sumatera Utara kebutuhan tenaga kerja di beberapa negara tersebut dan tidak termasuk kedalam kebijakan pemerintah di bidang pekerjaan pada saat itu. 35 Pada mulanya, migrasi TKI ke luar negeri terjadi dengan sendirinya, artinya mereka meninggalkan Indonesia untuk bekerja ke luar negeri dengan cara spontan tanpa melalui prosedur yang dibuat oleh pemerintah. Namun mulai sekitar tahun 1970-an, pemerintah Indonesia mengadakan program penempatan TKI ke luar negeri, dengan tujuan memenuhi permintaan tenaga kerja dari luar negeri dan memenuhi minat TKI yang ingin bekerja di luar negeri. 36 1. “Tarikan” perubahan demografi dan kebutuhan-kebutuhan pasar kerja di negara-negara berpenghasilan tinggi. Salah satu alasan mengapa fenomena migrasi tenaga kerja ini terjadi adalah karena negara asal belum bisa menciptakan lapangan kerja yang kondusif serta penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan hidup. Ada beberapa kekuatan pendorong migrasi perburuhan internasional, yaitu: 2. “Dorongan” perbedaan upah dan tekanan-tekanan krisis di negara- negara yang belum berkembang. 35 Nasution M.Arif,Globalisasi dan Migrasi Antar Negara, kerjasama Yayasan Adikarya IKAPI dengan The Ford Foundation,1999 hal 126 36 Managara,T. “Membedah Penyebab Timbulnya Berbagai Masalah Terhadap TKI Perempuan”, dalam Warta Ketenagakerjaan edisi no 7, Jakarta: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi,2004. Universitas Sumatera Utara 3. Berdirinya jaringan antar negara berdasarkan keluarga, budaya dan sejarah. 37 Adanya Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1970, program penempatan Angkatan Kerja Antar Daerah AKAD dan Antar Kerja Antar Negara AKAN diperkenalkan untuk memuluskan jalan bagi keterlibatan sektor swasta dalam industri perekrutan dan penempatan tenaga kerja. Baru pada tahun 1979, pemerintah mulai berupaya langsung dalam mengirimkan tenaga kerja keluar negeri. Pada masa pemberlakuan pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, mayoritas tipe buruh migran Indonesia yang paling banyak ialah tenaga kerja yang tidak tersisik dan berpendidikan rendah. Dalam hal ini, Depnaker Departemen Tenaga Kerja pada masa itu berupaya untuk mengurangi pengiriman tenaga kerja kurang terdidik dan sebaliknya secara bertahap meningkatkan tenaga kerja yang terdidik. Pada akhirnya Depnaker menetapkan kuota atas pengiriman untuk tenaga kerja tidak terdidik selama Repelita VI. 38 Meskipun TKI di negara Timur Tengah antara 1996 dan 2007 jumlahnya fluktuatif, namun secara umum jumlahnya meningkat dari 517.169 menjadi 696.746 antara 2004 dan 2007. Sekitar 60 persen TKI berada di negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Jordan dan Qatar. 37 Ibid, hal 15 38 Ibid, Nasution hal 129 Universitas Sumatera Utara Sisanya berada di negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur seperti Malaysia, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan Cina dan Amerika. 39 Saat ini, buruh migran masih terus berangkat ke wilayah tersebut untuk berbagai alasan. Para buruh migran yang telah kembali dalam penelitian ini menyatakan bahwa prosedur pra-keberangkatan untuk negara-negara tujuan Timur Tengah lebih cepat dan lebih terjangkau daripada tujuan lain di Asia Timur dan Asia Tenggara. Mereka juga mencatat bahwa nilai budaya dan spiritual di kawasan ini sangat penting bagi umat Islam Indonesia. Pakar yang diwawancarai dalam penelitian ini meyakini bahwa perempuan muslim akan terus memilih Arab Saudi dibandingkan negara-negara yang secara geografis lebih dekat dengan

2.4. Latar Belakang Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia Ke Arab Saudi