Manfaat Tidak Langsung Penilaian Manfaat dan Fungsi Hutan Mangrove 1. Manfaat Langsung

2. Manfaat Tidak Langsung

Nilai manfaat tidak langsung dari hutan mangrove Resort Bedul terdiri dari fungsi ekologis, fungsi fisik dan fungsi biologis, yaitu penahan intrusi dan abrasi air laut, penjaga kestabilan siklus makanan dan penyedia karbon. a. Penahan Intrusi dan Abrasi Air Laut Intrusi air laut dapat terjadi secara alami melalui proses abrasi dan sedimentasi. Selain itu, berbagai bentuk kegiatan manusia seperti pengambilan batu karang, penebangan hutan bakau, pembuatan tambak, pembukaan lahan pemukiman dan pengambilan air tanah yang tidak terkontrol juga menjadi penyebab utama terjadinya interusi air laut Alfian 2004. Di Resort Bedul TNAP berbagai kegiatan yang dapat menyebabkan terjadi intrusi air laut yang disebabkan oleh manusia kecil kemungkinannya terjadi, sebab kegiatan manusia yang dilakukan di dalam kawasan hutan sangat sedikit selain itu setelah hutan mangrove terdapat hutan jati yang dimiliki oleh Perum Perhutani. Intrusi yang terjadi di kawasan hutan mangrove di Resort Bedul sebagian besar terjadi secara alami. Fungsi fisik sebagai pemecah gelombang ini dapat didekati dengan cara menghitung biaya yang dilakukan untuk membangun breakwater disepanjang pantai yang dilindungi hutan mangrove. Menurut Aprilwati 2001 dalam Handayani 2004 untuk membuat breakwater dengan ukuran 1m x 11m x 2,5m pxlxt dengan daya tahan 10 tahun dibutuhkan biaya Rp 4.163.880. Dengan asumsi harga barang untuk membeli bangunan sebanding dengan kenaikan harga bahan bakar mobil khususnya premium maka persen kenaikan harga barang saat ini adalah 38,89. Biaya pembuatan breakwater sebesar Rp 5.783.212,93 dan untuk pertahunnya sebesar Rp 578.321,29. Nilai manfaat bersih berdasarkan panjang pantai adalah sebesar Rp 1.098.810.451tahun. b. Penjaga Kestabilan Siklus Makanan Manfaat hutan mangrove sebagai penjaga kestabilan siklus makanan di hutan mangrove, perhitungannya didekati dengan potensi hasil tangkapan semua hasil biota perairan sekitar hutan mangrove. Potensi rata-rata pertahun tangkapan ikan sebanyak 17.550 kgth, kerang dara sebanyak 4.860 kgth, udang sebanyak 4050 kgth, rajungan 2.160 kgth, kepiting 2.160 kgth, nener sebanyak 2.700.000 nenertahun, kerang capar sebanyak 3.240 kgth. Dengan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk penangkapan sebesar Rp 15.370.000th, maka nilai sebagai penjaga siklus makanan dihitung dengan cara mengkalikan jumlah tangkapan dengan harga biota kemudian dikurangi biaya-biaya. Nilai sebagai penjaga siklus makanan sebesar Rp 348.590.000tahun. c. Penyedia Karbon Menurut Hilmi 2003, dengan potensi tegakan 66 m 3 ha dapat dihasilkan kandungan karbon sebesar 19,926 kgha. Berdasarkan hasil penelitian di Resort Bedul didapatkan potensi tegakan hutan mangrove sebesar 33 m 3 ha maka dihasilkan kandungan karbon sebesar 9,963 kgha dengan luas mangrove Resort Bedul seluas 1000 ha. Dengan harga jual carbonkg=US 10ton dengan nilai tukar Rp 8800 maka nilai manfaat bersih penyedia karbon sebesar Rp. 87.674.400tahun.

3. Manfaat Pilihan