5. Ekonomi
Kebutuhan hidup minimum di Desa Sumberasri adalah sebesar Rp 940.000 dengan rincian untuk makanan, aneka kebutuhan, perumahan dan
sandang. Penduduk yang letaknya dekat dengan TNAP memiliki mata pencaharian sebagai buruh tani dan petani pemilik. Jumlah persentase mata
pencaharian adalah sebagai berikut: buruh tani 37,25, petani pemilik 24,20, pegawai negeri 0,61, pertukangan 0,56, pedagang 0,33,
nelayan 0,25 dan lain-lain 36,84. Para petani pemilik yang lahannya sempit atau buruh tani, pada umumnya
mereka mencari penghasilan sambilan ke pantai dengan cara mencari kerang, udang, reket, ikan dan lain-lain. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan
sambilan tersebut ternyata pendapatannya lebih besar jika dibandingkan dengan pendapatan dari pekerjaan pokoknya. Sedangkan masyarakat nelayan kebanyakan
tinggal di wilayah Muncar, yang merupakan salah satu pelabuhan ikan terbesar di Jawa, dan di wilayah Grajagan.
TNAP terdapat 15 objek wisata alam, dimana empat lokasi diantaranya telah dikembangkan yaitu Sadengan, Trianggulasi, Pura Luhur Giri Salaka dan
Plengkung. Sedangkan 11 lokasi lainnya mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam yaitu Kuburan Gandrung, Kayu Aking, Perpat, Tanjung
Seloka, Ngagelan, Marengan dan Segoro Anak, Batu Lawang, Pancur, Sunglon Ombo, Parang Ireng, dan Gunung Tugu. Kekayaan alam demikian merupakan
asset penting dalam upaya pengembangan pariwisata alam dalam rangka mencapai salah satu misi pemanfaatan taman nasional sebagai tempat rekreasi dan
pariwisata alam.
6. Bahasa
Bahasa nasional yang digunakan oleh masyarakat sekitar TNAP adalah bahasa Indonesia. Dalam kesehariannya masyarakat menggunakan bahasa
pergaulan lokal yaitu bahasa Jawa yang sangat erat kaitannya dengan etnis suku Jawa yang tersebar di dua kecamatan.
IV. METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran
Fauzi 2004 menyatakan sumberdaya adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang bermanfaat bagi kebutuhan
manusia.Sedangkan sumberdaya alam adalah segala sumberdaya hayati dan non- hayati yang dimanfaatkan umat manusia sebagai sumber pangan, bahan baku dan
energi. Mangrove merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan satwa yang berasosiasi di dalamnya. Mangrove
mempunyai fungsi fisik, ekonomis maupun ekologis yang potensial bagi keanekaragaman hayati dan kehidupan manusia.
Pemanfaatan terhadap hutan mangrove bisa berbagai macam yaitu pemanfataan potensi flora dan fauna serta ekosistem hutan mangrove.
Pemanfaatan yang dilakukan secara terus menerus dan berlebihan akan menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas dari hutan mangrove, sehingga
dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar. Masyarakat sekitar TNAP selama ini memanfaatkan hutan mangrove sebagai salah satu alternatif lapangan
pekerjaan, selain itu hutan mangrove ini merupakan salah satu kawasan pelestarian alam, yang di dalamnya terdapat peraturan-peraturan yang membatasi
pemanfaatan hutan. Hutan mangrove sebagai sumberdaya alam memiliki fungsi ekologis yang
pada umunya tidak dapat secara langsung dinilai dengan uang. Padahal bila ditinjau dari kondisi hutan mangrove baik yang sudah rusak maupun hutan
mangrove dengan kondisi yang masih baik memiliki nilai ekonomis yang sangat besar. Oleh karena ini diperlukan penilaian ekonomi yang mencakup penilaian
manfaat langsung, manfaat tidak langsung, manfaat pilihan, dan manfaat keberadaan hutan mangrove serta untuk mengetahui seberapa besar kontribusi
hutan mangrove bagi masyarakat sekitar hutan. Ruang lingkup penelitian ini meliputi penilaian kondisi hutan mangrove
saat ini, jenis dan bentuk pemanfaatan hutan mangrove bagi masyarakat, penilaian nilai guna dan nilai bukan guna serta kontribusi hutan mangrove bagi masyarakat.
Secara skematis kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.