PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia termasuk negara kepulauan yang mempunyai daerah atau wilayah pantai yang panjang dan luas. Sebagian dari wilayah pantai tersebut berupa hutan mangrove yang tumbuh didaerah pantai berlumpur, teluk, delta, muara sungai sampai menjorok ke arah pedalaman yang berbatasan dengan hutan rawa atau hutan daratan. Berkaitan dengan luas hutan mangrove Indonesia dengan garis pantai lebih dari 81.000 km terdapat perbedaan menurut beberapa sumber yang bervariasi yakni berkisar antara 2,5 juta sampai dengan 4,25 juta ha, merupakan mangrove yang terluas di dunia Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999 dalam Wikipedia Indonesia 2007. Dalam 24 tahun terakhir, keberadaan hutan mangrove di Indonesia semakin parah. Pada Tahun 1993 luas hutan mangrove di Indonesia 3,7 juta hektar. Pada Tahun 2005, hutan mangrove tersebut tinggal sekitar 1,5 juta hektar Suroso 2007. Kerusakan hutan mangrove dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas ekosistem mangrove sekaligus menurunkan produktivitas perikanan. Dampak selanjutnya adalah penurunan produktivitas dan pendapatan nelayan masyarakat pesisir mengingat sebagian besar masyarakat pesisir bermatapencarian sebagai nelayan. Taman Nasional Alas Purwo TNAP termasuk kawasan yang masih memiliki areal hutan mangrove yang cukup luas yaitu 1200 ha yang terletak pada zona rimba untuk Resort Bedul memiliki hutan mangrove seluas 1000 ha. Hutan mangrove TNAP memiliki formasi vegetasi mangrove yang masih baik dengan susunan vegetasi yang masih lengkap. Masyarakat sekitar taman nasional telah memanfaatkan hutan mangrove yaitu pegambilan ikan, udang, kepiting, kerang, remis dan wisata yang sampai saat ini masih dalam pengolahan antara pihak TNAP dan Desa Sumberasri. Manfaat-manfaat langsung hutan mangrove memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sebenarnya manfaat tidak langsung hutan mangrove juga memiliki nilai ekonomis yang besar namun masyarakat masih belum menyadari pentingnya manfaat tidak langsung hutan mangrove. TNAP belum pernah mengkaji nilai-nilai manfaat hutan mangrove secara kuantitatif sehingga diharapkan dapat memberikan data yang dibutuhkan oleh TNAP.

B. Tujuan

Tujuan dari penelitian adalah: 1. Mengetahui kondisi hutan mangrove di TNAP. 2. Mengetahui jenis manfaat dan nilai ekonomi hutan mangrove bagi masyarakat sekitar TNAP. 3. Mengetahui kontribusi hutan mangrove terhadap pendapatan rumahtangga masyarakat.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan menyediakan data atau informasi jenis-jenis dan pemanfaatan hutan mangrove Resort Bedul. Adanya informasi kuantitatif yang diperoleh dari nilai manfaat hutan mangrove dan kontribusi hutan mangrove Resort Bedul bagi masyarakat sekitar. Serta dapat dijadikan bahan bagi pengelola taman nasional untuk merumuskan pengelolaan yang terkait dengan masyarakat sekitar Resort Bedul TNAP.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Mangrove