dibutuhkan untuk penangkapan sebesar Rp 15.370.000th, maka nilai sebagai penjaga siklus makanan dihitung dengan cara mengkalikan jumlah tangkapan
dengan harga biota kemudian dikurangi biaya-biaya. Nilai sebagai penjaga siklus makanan sebesar Rp 348.590.000tahun.
c. Penyedia Karbon Menurut Hilmi 2003, dengan potensi tegakan 66 m
3
ha dapat dihasilkan kandungan karbon sebesar 19,926 kgha. Berdasarkan hasil penelitian di Resort
Bedul didapatkan potensi tegakan hutan mangrove sebesar 33 m
3
ha maka dihasilkan kandungan karbon sebesar 9,963 kgha dengan luas mangrove Resort
Bedul seluas 1000 ha. Dengan harga jual carbonkg=US 10ton dengan nilai tukar Rp 8800 maka nilai manfaat bersih penyedia karbon sebesar Rp.
87.674.400tahun.
3. Manfaat Pilihan
Manfaat pilihan muncul diakibatkan individu bisa menghargai nilai pilihan mangrove yang dapat digunakan pada waktu yang akan datang. Tambahanpremi
yang ditempatkan pada pemeliharaan suatu sistem mangrove dan fungsi serta sumberdayanya untuk digunakan di masa yang akan datang. Nilai pilihan
dianggap istimewa jika satu keraguan akan nilai masa depan tetapi mungkin mempunyai nilai tinggi, dan terjadi eksploitasi atau konversi yang tidak dapat
dihentikan. Nilai ini dapat dipakai untuk hutan mangrove diberbagai daerah di Indonesia apabila ekosistem hutan mangrovenya secara ekologis penting dan tetap
terpelihara secara alami. Nilai pilihan hutan mangrove dapat dihitung dengan mendekati nilai keanekaragaman hayati hutan mangrove Indonesia yaitu US
1.500kmtahun atau US 15hatahun. Dengan luas hutan mangrove 1000 ha dan nilai tukar rupiah pada tangga l4 November 2006, dengan nilai jual sebesar Rp
8700 dan nilai beli sebesar Rp 8900 sehingga rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar adalah Rp 8800. Nilai pilihan hutan mangrove Resort Bedul berdasarkan
kurs rupiah terhadap dolar adalah sebesar Rp 132.000.000tahun.
4. Manfaat Keberadaan
Nilai keberadaan ekosistem hutan mangrove hutan mangrove Resort Bedul dihitung dengan menggunakan contingent valuation method CVM, pendekatan
CVM sering digunakan untuk mengukur nilai pasif nilai non-pemanfataan sumberdaya alam Fauzi 2004. Metode kontingen adalah metode valuasi melalui
survei langsung mengenai penilaian respon secara individual dengan cara menanyakan kesediaan untuk membayar willingness to pay terhadap suatu
komoditi lingkungan Kusumastanto 2000. Berdasarkan data yang diperoleh dari 41 responden yang bersedia untuk membayar hanya 26 orang hal ini disebabkan
masih rendahnya pengetahuan hutan mangrove bagi kehidupan manusia. Dari data yang diperoleh semakin tinggi tingkat pendidikan cenderung akan memberikan
nilai keberadaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berpendidikan lebih rendah. Rincian hasil rekapitulasi nilai keberadaan
berdasarkan tingkat pendidikan dapat terlihat dalam Tabel 13. Tabel 13. Rekapitulasi nilai keberadaan berdasarkan tingkat pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Nilai Valuasi Rp Responden
Nilai Rp.
1. Tidak Sekolah
0-5.000 5
10.000-20.000 1 10.000
Rata-rata 1.667 2. SD
0-5.000 10
15.000 10.000-20.000 11
110.000 25.000-50.000 3
130.000 55.000-100.000 1
100.000 Rata-rata 14.200
3. SLTP 0-5.000
2 10.000-20.000 4
50.000 25.000-50.000 1
50.000 55.000-100.000 1
100.000 150.000-300.000 -
Rata-rata 25.000 4. SLTA
0-5.000 -
10.000-20.000 1 20.000
25.000-50.000 2 100.000
55.000-100.000 - 150.000-500.000 -
Rata-rata 40.000
Berdasarkan data yang diperoleh dapat dilihat dalam Lampiran 3, dapat disimpulkan nilai keberadaan hutan mangrove Resort Bedul yang diberikan oleh
masyarakat adalah sebesar Rp 28.716.279,48tahun.
5. Nilai Total Hutan Mangrove