Memilih Model Pembelajaran Model Pembelajaran

pembelajaran di antaranya sebagai berikut Karli dan Yuliartiningsih 2002, dikutip Ngalimun,2012 :30 : a. Model pembelajaran konstektual CTL b. Model pembelajaran berdasarkan masalah c. Model pembelajaran konstruktivisme d. Model dengan pendekatan lingkungan e. Model pengajaran langsung f. Model pembelajaran terpadu g. Model pembelajaran interaktif Diah Widyatun 2012: 3 mengatakan ada empat puluh satu macam- macam model pembelajaran diantaranya sebagai berikut: 1 Example Non Example, 2 Picture Non Picture, 3 Numbered Heads Together, 4 Cooperative Script,5 Kepala Bernomor Struktur, 6 STAD, 7 Jigsaw, 8 PBI Problem Based Introduction, 9 Artikulasi, 10 Mind Mapping, 11 Make- A Match, 12 Think Pir and Share, 13 Debat, 14 Role Playing, 15 Group Investigation, 16 Talking Stick, 17 Bertukar Pasangan, 18 Snowball Throwing, 19 Student Facilitator and Explaining, 20 Course Review Horay, 21 Demonstration dan Eksperimen, 22 Explisit Instruction, 23 CIRC, 24 Inside- Outside-Circle, 25 Cooperative Learning, 26 Word Square, 27 Scramble, 28 Take and Give, 29 Consept Sentences, 30 Complete Sentence, 31 Time Token Arend 1998, 32 Pair Cecks Spencer Kagen 1993, 33 Round Club, 34 Tari Bambu, 35 Two Stray Two Stray, 36 Struktural Analitik Sintetik, 37 Outentic Learning, 38 Numbered Head Together, 39 Model Pembelajaran Terpadu, 40 Berbasis Proyek dan Tugas, 41 Service Learning. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis proyek, yang diterapkan pada mata pelajaran menggambar busana.

2.2.3 Memilih Model Pembelajaran

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing- masing. Tidak ada suatu model pembelajaran yang dianggap sesuai untuk semua situasi. Setiap model pembelajaran dapat sesuai untuk suatu situasi, namun belum tentu sesuai untuk situasi yang lain. Ketepatan penggunaan model pembelajaran bergantung pada kesesuaian model pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Model pembelajaran menekankan proses belajar siswa secara aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar. Guru memikirkan cara model yang membuat siswa dapat belajar secara optimal. Proses pembelajaran menuntut guru dalam merancang berbagai model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Rancangan ini merupakan acuan dan panduan, baik bagi guru maupun bagi siswa. Keaktifan dalam pembelajaran tercermin dari kegiatan, baik yang dilakukan guru maupun siswa dengan ciri-ciri sebagai berikut Hamdani, 2011: 81 : a. Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun atau membuat perencanaan, proses pembelajaran, dan evaluasi. b. Adanya keterlibatan intelektual emosiaonal siswa, baik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap. c. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses pembelajaran. d. Guru bertindak sebagai fasilitator pemberi kemudahan dan koordinator kegiatan belajar siswa, bukan sebagai pengajar instruktur, yang mendominasi kegiatan kelas. e. Menggunakan model pembelajaran, media dan alat secara bervariasi. Model pembelajaran yang dipilih oleh peneliti adalah model pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan pada mata pelajaran dasar menggambar busana, alasan pemilihan model ini adalah dapat meningkatkan partisipasi siswa, terutama pada kelompok kecil, karena siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah, siswa dapat mengembangkan kreativitas, keaktifan didalam kelas, berpikir kritis dan membantu siswa untuk memecahkan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar. Pembelajaran ini juga dapat menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa, dan dengan model pembelajaran berbasis proyek dapat membuat suasana kelas menjadi lebih dinamis dan kreatif. Model pembelajaran berbasis proyek sesuai dengan mata pelajaran menggambar busana,