95
5.2.4. Koefisien Teknis Usahatani Akar Wangi
Atas dasar acuan budidaya akar wangi dapat diturunkan koefisien teknis usaha tani akar wangi seperti ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 29. Koefisien Teknis Usaha tani Akar Wangi Menurut Pola Tanam
No. Komponen Budidaya
Status Teknologi Pola Petani
Pola Introduksi Pola
Konservasi
1. Bahan tanaman
Stek batang Stek batang
Stek batang 2. Varietas
bibit Lokal
Komposit Lokal
3. Jarak tanam
50 cm x 50 cm 50 cm x 70 cm
50 cm x 50 cm 4. Jumlah
bibit stekha
38000-40000 27000-30000 38000-40000 5. Ukuran lubang
tanaman teratur teratur teratur
6. Musim tanam
Okt - Nov Okt - Nov
Okt - Nov 7.
Umur produksi 12 bulan –
14 bulan 12 bulan –
14 bulan 12 bulan –
14 bulan 8. Curahan
tenaga kerja ha
557 HOK 604 HOK
839 HOK 9.
Produktivitasha 14,7 ton akar
segar 12,9 ton akar
segar 18,4 ton akar
segar 10.
Pupuk organik -
- 12 tonhathn
11. Pupuk buatananorganik
Urea 100 Kg
100 Kg SP36
100 Kg 100 Kg
KCl 200 Kg
200 Kg 12. Harga
akar wangi keringkg
Rp. 1450 Rp. 1450
Rp. 1450 13. Harga
minyak akar wangi kg
Rp. 375.000- Rp 400.000
Rp. 375.000- Rp 400.000
Rp. 375.000- Rp 400.000
Seperti ditunjukkan Tabel 29, bahwa tanaman akar wangi sebagai tanaman tahunan mempunyai umur produktif 12 bulan – 14 bulan. Sebagai tanaman
komersil membutuhkan input faktor yang cukup memadai. Status koefisien teknis cukup signifikan terhadap penggunaan input faktor dan curahan tenaga kerja.
Dalam analisis finansial komponen utamanya adalah besaran biaya masukan input dan besaran nilai keluaran output. Besaran nilai masukan dan keluaran
tersebut dihitung atas dasar asumsi. Asumsi-asumsi tersebut dibuat harus cukup realistis, sehingga betul-betul mendekati kenyataan Kemala, 1998.
96
5.2.5. Penggunaan Input Faktor
Tenaga kerja dari masing-masing pola usahatani akar wangi baik pola petani, introduksi dan konservasi curahan tenaga kerja terkonsentrasi pada
pengolahan tanah, penyiangan tanaman dan panen. Curahan tenaga kerja dari ketiga pola usahatani akar wangi dpat dilihat pada tabel 30. tenaga kerja
diusahatani jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tenaga kerja di pabrik penyulingan akar wangi oleh karena diproses pengolahan yang dibutuhkan adalah
tenaga kerja terampil khusus yang mengerti cara pengolahan di pabrik.
Tabel 30. Curahan Tenaga Kerja pada Pola Usahatani Akar Wangi Monokultur
pada Areal Penelitian HOK Tahun.
Pola usahatani
Pengolahan tanah
Tanam Pemupuk an
Penyiang an
Panen Angku tan
Total
Pola petani Pola introduksi
Pola konservasi
140 180
225 125
120 184
12 30
65 160
150 210
90 95
110 30
29 45
557 604
839
Dari Tabel 30 terlihat bahwa curahan tenaga kerja untuk kegiatan pengolahan tanah dan penyiangan yang paling besar. Khusus pola konservasi
banyak juga teralokasi curahan tenaga kerja pada kegiatan pengolahan tanah 225 HOK. Proses pengangkutan hasil panen dari areal usahatani ke pabrik
penyulingan membutuhkan curahan tenaga kerja setiap pola usahatani sebesar 29- 45 HOK. Pada umumnya curahan tenaga kerja angkutan pada pengusahaan
tanaman akar wangi adalah tenaga kerja luar keluarga.
5.2.6 Analisis usahatani