31
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat,
menggunakan metode eksperimen seluas 3 hektar, dan metode survei kepada petani akar wangi di Kecamatan Samarang. Kabupaten Garut dipilih karena
mempunyai areal usahatani akar wangi terluas 90 di Indonesia. Lokasi penelitian umumnya berbukit dan berlereng yang mempunyai ketinggian tempat +
1000 – 1200 m dari permukaan laut. Tanaman akar wangi merupakan komoditi utama yang banyak diusahakan di Kecamatan Samarang dengan proporsi luas
tanaman 70 dari total areal usahatani akar wangi di Kabupaten Garut seluas 2400 hektar. Sedangkan untuk Kecamatan Leles dan Bayangbong hanyalah
sekitar 30 sehingga lokasi penelitian dikonsentrasikan di Kecamatan Samarang. Penelitian berlangsung selama 14 bulan di mulai pada bulan Juni 2003
sampai dengan Agustus 2004.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah : a.Bibit akar wangi varietas lokal dan komposit, b.Pupuk organik dan anorganik, c.Bibit tanaman pisang,
serai wangi dan gliricidia dan d.Bahan pembantu lapangan. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengambil contoh tanah dan
tanaman antara lain adalah kantong plastik, sekop, gunting, pisau, alat pengukurmistar, bak penampung tanah, timbangan, alat penangkap hama, lampu
petromak dan peralatan lain. Analisis laboratorium kandungan unsur mikro dan makro dari tanah maupun tanaman dilakukan di laboratorium Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat Balittro Bogor dan laboratorium tanah IPB.
3.3. Jenis dan Sumber data
Data aspek ekologis yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil pengamatan pertumbuhan akar wangi: tinggi tanaman,
jumlah anakan, diameter batang, panjang akar, berat akar, kadar minyak, erosi dan
32 identifikasi hama. Keseluruhan data tersebut adalah untuk aspek ekologis.
Selanjutnya data sosial ekonomi dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan petani contoh dan penyuling contoh berdasarkan kuesioner yang telah
disiapkan. Data sekunder seperti curah hujan, hari hujan diperoleh dari Stasiun Klimatologi P.T Pertamina, Kamojang. Data dari Instansi terkait seperti Dinas
Perkebunan Kabupaten Garut dan Sub Balai Rehabilitasi lahan dan Konservasi Tanah Cimanuk. Pengukuran tingkat erosi juga dilakukan selama 6 bulan pada
areal percobaan yang ditampung pada bak penampungan tanah setiap ada hujan dan pengambilan sampel tanah dilakukan sebelum penelitian dan sesudah tanaman
berproduksi.
3.4. Metode Penelitian dan Pengambilan Sampel