kejenuhan yang terdapat pada cincin C-heterosiklik, flavonoid dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yang dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Struktur kimia golongan flavonoids Sumber: Grotewold, 2006.
Auxin berperan dalam berbagai respon fisiologi dan perkembangan, meliputi regulasi laju pemanjangan organ, fototropisme dan
grafitopisme. Hormon ini juga membantu respon stres tanaman melalui keterlibatannya dalam pembukaan stomata dan realokasi
sumber daya pada kondisi pertumbuhan yang buruk. Auxin bergerak dari sel ke sel secara polar menunjukkan suatu polaritas basipetal pada
batang dan polaritas yang lebih kompleks pada akar. Transport polar 19
flavan flavanone
flavone
flavonol dihydroflavonol
flavan-3-ol
flavan-4-ol flavan-3,4-diol
streocenters
auxin dikontrol oleh beberapa jenis protein, diantaranya carrier auxin influx and efflux, yang memompa auxin ke dalam dan ke luar
tumbuhan. Pada tahun 1960 diketahui bahwa cincin B-monohidroksi flavonoid terlibat dalam degradasi asam indol asetat IAA, sedangkan
cincin B-dihidroksi flavonoid menghambat aktivitas degradasi IAA. Sekarang diketahui bahwa peran flavonoid adalah sebagai regulator
endogen transport auxin Andersen dan Markham, 2006.
4. Zat Pengatur Tumbuh
Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi. Pada saat konsentrasi yang rendah ZPT dapat mendorong, menghambat
atau secara kualitatif merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman Davies, 1995
.
Selain ZPT sintetsis, ada pula ZPT alami yang dapat diperoleh dari berbagai jenis tanaman. Darmawan dan
Justika 2010 menyatakan bahwa ZPT utama yang terdapat secara alami pada tanaman adalah auksin, giberilin, sitokinin, asam absisat
dan etilen.
P
enggunaan ZPT alami lebih menguntungkan dibandingkan ZPT sintesis, karena harganya lebih murah, mudah diperoleh, dan
pelaksaannya lebih sederhana namun pengaruhnya tidak jauh berbeda dengan ZPT sintesis Istyantini, 1996. Salah satu tumbuhan yang
dianggap dapat digunakan sebagai zat pengatur tumbuh alami adalah bawang merah Allium cepa L.. karena bawang merah memiliki
kandungan hormon pertumbuhan berupa hormon auksin dan 20
gibberellin, sehingga dapat memacu pertumbuhan benih Marfirani, 2014
Auksin adalah jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai
penyebab perpanjangan sel Alrasyid dan Widiarti, 1990. Widyastuti dan Tjokrokusumo 2007 juga menyatakan bahwa fungsi utama
auksin adalah mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi, percabangan akar dan yang paling
karakteristrik adalah meningkatkan pembesaran sel. Marfirani 2014 menyatakan bahwa fungsi hormon giberelin adalah untuk
menstimulasi pertumbuhan pada daun maupun pada batang. 21
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lampung pada bulan November 2016
.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi beberapa jenis alat. Alat-alat gelas yang digunakan yaitu beaker glass, tabung reaksi
dan raknya, corong, Erlenmeyer, gelas ukur, cawan Petri dan pipet volume. Alat analisis yang digunakan yaitu spektrofotometer UV dan
timbangan digital. Alat penggerus yang digunakan yaitu mortar dan alu. Alat lainnya yang digunakan adalah oven, blender, pisau, gunting,
sentrifuge, penggaris, kantung plastik, nampan plastik dan kamera.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah umbi bawang merah yang diperoleh dari Pasar Natar Lampung Selatan , bibit padi sawah
varietas Inpari 30 diperoleh dari BPSBTPH Provinsi Lampung , etanol 95, kapas, kertas saring Whatman no. 1, kain kassa dan aquadest.