Georgrafi dan Iklim Kota Tegal Tata Kelola Kepemerintahan Kota Tegal

memberikan layanan kepada masyarakat. Reorientasi pengelolaan daerah dilakukan dengan menjadi pemerintah yang selalu peduli terhadap kebutuhan masyarakatnya dan jeli memanfaatkan peluang yang ada untuk kemakmuran dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Selain itu pemerintah kota Tegal mendorong kompetisi dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh masyarkat. Suatu pemerintah yang akuntabel merupakan faktor utama yang serius untuk menempatkan akuntabilitas public pada posisi terdepan dalam praktek kepemimpinan, sebagai manifestasi pertanggungjawaban professional pemerintah kota Tegal terhadap masyarakat.

4.1.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal

Sejak krisis ekonomi Tahun 1998, perekonomian kota Tegal meningkat secara positif hingga tahun 2012, karena pertumbuhan pendapatan perkapita penduduk terus meningkat dari tahun 2009 - 2012 yaitu : 1. Tahun 2009 : 5,02 2. Tahun 2010 : 4,01 3. Tahun 2011 : 4,58 4. Tahun 2012 : 5,07 Ada 3 tiga sektor yang berpotensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah PAD, yaitu : 1. Perdagangan, hotel dan retail : 24,32 2. Industri pengolahan : 21,33 3. Angkutan dan komunikasi : 14,58 Sedangkan sektor perikanan pertumbuhan ekonominya berada di atas 5. Sektor perikanan menjadi tidak dominan bergabung dengan sektor pertanian, padahal untuk angka pertanian pertumbuhan ekonomi di kota Tegal masih kecil karena di sektor ini masih ada pertanahan, perkebunan, kehutanan yang pertumbuhannya juga masih kecil karena Tegal merupakan kawasan perkotaan.

4.1.5 Pertumbuhan Investasi Kota Tegal

Dalam 3 tiga tahun terakhir, nilai investasi terus mengalami peningkatan. Tabel 4.1 Pertumbuhan Investasi Tahun Realisasi Investasi Nilai Penyerapan Tenaga Kerja Pertumbuhan Ekonomi 2005 28 Proyek Rp. 173,7 milyar 603 orang 4,87 persen 2006 514 Proyek Rp. 253,1 milyar 2.049 orang 5,25 persen Data Juni 2007 167 Proyek Rp. 134 milyar 893 orang 5-6 persen Sumber : Business Destination in Java North Coast Tegal Kota tegal tengah menggodok realisasi beberapa investasi prospektif dengan nilai mencapai Rp. 823,5 milyar, dengan penyerapan tenaga kerja hingga ribuan lebih.