hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, pengelolaan kekayaan daerah serta lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah. Jadi sumber-sumber pendapatan asli daerah merupakan tulang
punggung pembiayaan daerah, oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi di ukir dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh pendapatan
asli daerah terhadap total APBD, semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap APBD berarti semakin
kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat sehingga otonomi daerah dapat terwujud.
2.1.5 Pengertian Pemerintah Daerah
Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 2, yang dimaksud dengan pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip negara kesatuan republik Indonesia sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945. Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 2005
tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Pasal 1 menyebutkan dalam menjalankan roda kegiatan pemerintah daerah
dipimpin oleh Gubernur, Bupati, Walikota, dan Perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara pemerintah daerah.
Dari pengertian diatas secara umum pemerintahan daerah dapat diartikan sebagai perangkat daerah yang ditujukan untuk dapat
menjalankan, mengatur dan menyelenggarakan jalannya pemerintah daerah.
Fungsi pemerintah daerah menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 adalah :
a. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. b.
Mejalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. c.
Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah.
Dimana hubungan tersebut meliputi wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan.
Kedudukan yang setara bermakna bahwa diantara lembaga pemerintahan daerah itu memiliki kedudukan yang sejajar, artinya tidak saling
membawahi. Hal ini tercermin dalam membuat kebijakan daerah berupa peraturan daerah Perda. Hubungan kemitraan bermakna bahwa
pemerintah daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai
dengan fungsi masing-masing sehingga antar kedua lembaga itu membangun hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan
merupakan lawan ataupun persaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing.
Dalam penyelenggaraan pemerintah daerah, kepala daerah dibantu oleh perangkat daerah terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan
kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam lembaga sekretariat, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga dinas daerah.
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas pendapatan
daerah mempunyai
tugas pokok
menyelenggarakan kewenangan pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi di bidang pendapatan daerah, termasuk dinas daerah yang dipimpin oleh kepala dinas yang bertanggung jawab langsung kepada
kepala daerah melalui sekretaris daerah.
2.1.6 Pengertian Keuangan Daerah