berpengaruh pula pada temperatur yang tidak menentu sehingga memungkinkan hewan ternak kambing akan mudah terserang
penyakit. Selain itu, pemberian pakan yang basah karena hujan juga akan menimbulkan peluang terserang penyakit cacing pada kambing.
Lahan berukuran 40 m
2
yang digunakan sebagai kandang pada usaha ternak milik kelompok Harapan Mekar saat ini terletak
menyendiri dengan jarak yang cukup dengan rumah penduduk sehingga tidak mengganggu lingkungan masyarakat sekitar. Di
sekitar kandang tersebut juga masih terdapat lahan kosong kurang lebih 15 m
2
, yang dapat dijadikan tempat untuk perluasan kandang bila beberapa tahun ke depan jumlah hewan ternak sudah tidak
seimbang dengan ukuran kandang yang ada. Selain lahan yang tersedia untuk perluasan di sekitar tempat
usaha ternak ini ketika usaha ini berkembang, tenaga kerja yang memiliki kemauan untuk bergabung dalam pengelolaan usaha ternak
pun banyak terdapat di desa Situ Gede ini. Jadi dengan berkembangnya usaha ini sehingga meningkat pula kebutuhan akan
tenaga kerja maka akan mudah dalam memperoleh tenaga kerja.
b. Analisis Lingkungan Industri
1. Masuknya Pendatang Baru
Usaha ternak kambing merupakan salah satu usaha dalam sektor pertanian khususnya subsektor peternakan yang mempunyai
potensi berkembang yang cukup menjanjikan dari pasar dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini didukung dengan usaha ternak kambing
merupakan ternak yang mempunyai banyak manfaat dan memiliki potensi ekonomi yang baik. Potensi ekonomi kambing memang
sangat cocok sebagai peternakan rakyat karena modal yang dibutuhkan kecil dibandingkan beternak sapi, cara memelihara
mudah, tidak memerlukan tempat yang luas, dan kambing berkembang biak lebih cepat dibandingkan ternak besar lain.
Sehingga dapat dilihat bahwa hambatan untuk masuk ke dalam usaha ini tidak terlalu besar.
2. Persaingan Antar Perusahaan
Usaha ternak kambing milik kelompok Harapan Mekar memfokuskan usahanya pada penggemukkan ternak kambing.
Banyak perusahaan besar yang bergerak dalam bidang usaha peternakan kambing baik dalam unit usaha pembibitan,
penggemukkan, maupun pengusahaan kambing perah. Tabel 3 menunjukkan beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang
peternakan kambing di wilayah Bogor. Berdasarkan data tersebut, maka dapat dilihat bahwa
dominasi peternak besar dalam menguasai pangsa pasar di Bogor akan sulit digoyahkan dan persaingan pada usaha ternak kambing
sangat ketat. Hal ini akan menjadi suatu ancaman yang harus dihadapi kelompok Harapan Mekar dalam menjalankan usahanya
dan kegiatan pemasaran hewan ternak ke pasar di wilayah Bogor. Tabel 3. Usaha Peternakan Kambing dan Domba di Wilayah Bogor.
No .
Nama dan Jenis Peternakan
Lokasi Populasi Ternak ekor
1 Peternakan Domba
Garut Sehat
Cinagara 600 2 Peternakan
Barokah Cimande
1.200 3 Peternakan
MT Farm
Ciampea 750
4 Pembibitan Domba
Garut “Lesang”
Pagelaran 300 5 Pengusahaan
Kambing Perah
Cibuntu 200 6 Penggemukkan
Domba Leuwiliang 200
7 Pembibitan Domba lokal
Desa Benteng 150
8 Penggemukkan Domba Cimanggu
150 9 Pengusahaan
Kambing Perah
Darul Fallah, Ciampea
100 Sumber: Sasongko, 2006.
3. Ancaman Produk Substitusi
Apabila dilihat dari jenis produk dari usaha ternak kambing yang berupa daging kambing, maka banyak tersedia produk
substitusi dari daging kambing tersebut, seperti daging ayam ataupun daging sapi. Namun, jika dilihat dari segi fungsional sebagai hewan
yang berguna dalam acara ritual keagamaan seperti Idul Adha dan
Aqiqah, kambing walaupun memiliki produk substitusi, yaitu sapi, memiliki keunggulan dari segi harga yang lebih terjangkau
dibandingkan produk substitusinya itu. Sehingga akan sulit jika sapi dijadikan produk substitusi untuk bersaing dengan ternak kambing.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pihak Pembeli
Berdasarkan hasil FGD bersama kelompok Harapan Mekar, ketika hari raya Idul Adha baik pembeli maupun penjual tidak
memiliki kekuatan yang besar dalam menentukan harga kambing, karena faktor yang dominan dalam menentukan harga adalah
kekuatan pasar ketika Idul Adha itu sendiri. Harga kambing di saat hari raya dapat meningkat sampai 50 dibandingkan ketika hari
biasa. Jadi harga kambing lebih dipengaruhi oleh situasi lingkungan atau event tertentu, sedangkan kekuatan tawar menawar dari pembeli
tidak terlalu besar.
5. Kekuatan Tawar Menawar Pihak Pemasok
Hasil dari teknik bagan arus produksi dan pemasaran, kelompok Harapan Mekar memperoleh bibit kambing dari pemasok
satu kali setiap tahunnya dari daerah Ciampea, karena selama ini kelompok tersebut masih menjalankan bisnis mereka untuk
menyediakan kambing pada hari raya Idul Adha. Apabila usaha ini mulai bergerak ke usaha yang tidak hanya mengandalkan event hari
raya tersebut, maka diperlukan hubungan yang lebih intensif dengan pemasok agar pasokan bibit kambing dapat berjalan dengan lancar.
Penetapan harga awal bibit kambing ditetapkan oleh pemasok berdasarkan ukuran dan umur. Diperlukan kemampuan yang baik
dalam mengenali kriteria bibit kambing yang sesuai dengan harga yang ditawarkan. Penetapan harga akhir dari bibit kambing tersebut
kemudian didapat dari kesepakatan baik pemasok maupun pembeli.
4.3.3. Identifikasi Faktor-Faktor yang Menjadi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Usaha Ternak Kambing.
Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal oleh kelompok Harapan Mekar, maka akan didapatkan faktor-faktor
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh usaha tersebut. Berikut ini akan diidentifikasikan mengenai
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman usaha penggemukkan kambing ini.
a. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal Usaha