pengalaman selama ini merawat hewan ternak. Walaupun begitu, pengelola yang berjumlah empat orang ini memiliki tanggung jawab
yang tinggi dan juga memiliki keinginan untuk maju. Hal ini dapat dilihat dari kemauan mereka untuk mulai mencoba dalam pembelian
bibit kambing dengan kriteria tertentu sehingga mereka dapat melaksanakan pemasaran di luar hari raya Idul Adha.
b. Keuangan
Berdasarkan data yang didapat dari teknik penelusuran sejarah usaha, permodalan usaha ternak kambing ini merupakan dana
bantuan dari Pemerintah Daerah pada tahun 2003. Dengan modal awal yang didapat dari penjualan 3 ekor hewan kerbau pada tahun
2005, usaha ini dapat membangun kandang dan membeli sejumlah bibit kambing. Sampai saat ini, dengan pengelolaan modal yang baik
usaha ini pun berkembang, hal ini ditunjukkan dengan penambahan jumlah kambing setiap tahunnya, yaitu dari 20 ekor kambing menjadi
27 ekor kambing, walaupun dirasakan kurang untuk dapat bersaing dengan para peternak besar lain. Kemajuan yang dicapai oleh
kelompok, tidak membuat pemerintah lebih menampakkan keberpihakannya terhadap usaha semenjak pemberian modal, mulai
dari pengawasan dana ataupun penyuluhan. Laporan keuangan diperlihatkan secara terbuka kepada
pengelola untuk dilakukan pembagian hasil setelah semua hewan ternak habis terjual. Sistem bagi hasil yang diterapkan pada usaha
milik kelompok Harapan Mekar ini adalah dari setiap keuntungan yang diperoleh dari selisih dari biaya yang dikeluarkan untuk
membeli bibit kambing dengan harga jual dari seluruh kambing tersebut, kemudian ditetapkan sebesar 50 dibagikan kepada seluruh
pengelola dan 50 sisanya untuk pengembangan usaha. Sistem pencatatan keuangan pada usaha kecil ini termasuk
lengkap dalam menampilkan data-data historis pengeluaran untuk pembelian bibit dan penjualan hewan ternak. Namun, pencatatan
mengenai biaya produksi belum dilakukan karena perhitungan yang mencakup biaya tersebut sulit untuk dihitung secara detil.
c. Pemasaran
Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap ketua kelompok dan FGD dengan anggota kelompok Harapan Mekar,
pemasaran yang dilakukan selama ini termasuk ke dalam pemasaran pasif, namun pada tahun lalu hewan ternak milik kelompok habis
terjual walaupun tanpa harus melakukan kegiatan pemasaran aktif. Dari 20 ekor yang tersedia untuk dijual, permintaan pasar terhadap
kelompok ini mencapai kurang lebih 30 ekor pada tahun pertamanya menjual kambing untuk kebutuhan hewan kurban saat Idul Adha. Hal
tersebut salah satunya dikarenakan oleh letak kandang milik kelompok Harapan Mekar sangat strategis yaitu berada di pinggir
jalan alternatif menuju kampus IPB. Kegiatan pemasaran dilakukan pada saat hari raya Idul Adha,
dimana pada saat tersebut usaha ternak kambing akan mendapatkan konsumen dan keuntungan yang lebih banyak. Sedangkan pemasaran
yang dilakukan selain pada hari raya Idul Adha belum pernah dilakukan karena usaha belum memiliki kesiapan dalam hal produksi
dan operasi yang selama ini dilakukan oleh pengelola usaha ini. Pengelola dalam FGD memutuskan untuk melaksanakan rencana
pemasaran diluar Idul Adha mulai tahun 2007 ini dengan melakukan manajemen pembelian bibit kambing setelah hewan ternak saat ini
habis terjual pada Idul Adha berikutnya.
d. Produksi dan Operasi