2.3. Participatory Action Research PAR
McKernan dalam CIFOR 2004 menyatakan bahwa penelitian aksi sebagai sebuah metode yang berkembang semenjak abad ke-19 dan kajian
yang mendalam terhadap sejumlah literatur menunjukkan dengan jelas bahwa penelitian aksi adalah sebuah turunan dari metode ilmiah yang menjadi dasar
gerakan perubahan dalam ilmu pendidikan di akhir abad ke-19. Kurt Lewin di pertengahan tahun 1940-an membangun suatu teori penelitian aksi, yang
menjelaskan penelitian aksi sebagai proses yang berlangsung secara spiral dan bertahap yang masing-masing terdiri dari perencanaan, aksi dan evaluasi hasil
dari aksi tersebut. Kontruksi teori penelitian aksi yang dibangun oleh Lewin tersebut menjadikan penelitian aksi sebuah metode penelitian yang dapat
diterima. Penelitian Aksi merupakan suatu penelitian sistematis yang
dilaksanakan bersama kolektif, saling bekerja sama kolaboratif, merupakan refleksi diri, bersifat kritis dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat
dalam penelitian tersebut McCutcheon dan Jung dalam CIFOR, 2004. Kemmis dan McTaggert, 1990 menyatakan penelitian aksi merupakan suatu
bentuk refleksi diri bersama kolektif oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu situasi sosial dengan tujuan memperbaiki rasionalitas dan rasa keadilan
dalam kehidupan sosial atau dalam pelaksanaan pendidikan mereka sendiri, sebagaimana pemahaman mereka terhadap praktek sosial itu sendiri dan
situasi dimana praktek sosial itu dilakukan. Sejalan dengan itu, Rapoport yang dikutip McKernan dalam CIFOR
2004 berpendapat bahwa penelitian aksi bertujuan membantu baik pada kepedulian orang-orang yang berada dalam situasi menghadapi permasalahan
yang mendesak, maupun pada tujuan dari ilmu sosial itu sendiri melalui kerja sama dalam sebuah kerangka kerja yang saling menguntungkan dan secara etis
dapat diterima CIFOR, 2004. Satu gambaran yang membedakan action research penelitian aksi
adalah adanya keterlibatan dari peneliti secara aktif dan secara sengaja dalam konteks penyelidikannya. Tidak seperti dalam penelitian konvensional di
mana peneliti merupakan penonton yang netral dalam konteks penelitian
Chalmers dalam Basuno dkk, 2005. Peneliti dalam penelitian aksi dipandang sebagai partisipan kunci di dalam proses penelitian, bekerja secara bersama-
sama dengan pihak yang mempunyai kepentingan atau dengan pihak yang dipengaruhi untuk menghasilkan perubahan Checkland, 1991. Kerja sama
antara peneliti dan pemilik masalah problem owner adalah sangat penting untuk kesuksesan proses penelitian aksi Basuno dkk, 2005.
Pelaksanaan penelitian aksi akan didahului dengan Participatory Rural Appraisal PRA, yaitu metode untuk mendapatkan deskripsi pedesaan atau
lokasi dengan melibatkan mesyarakat setempat secara penuh. Pada tahap awal pelaksanaan, metode PRA digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
desa mereka, untuk mengetahui masalah dan potensi yang mereka miliki, baik berupa sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya ekonomi.
Dalam Mulyana dkk 1996, Teknik-teknik PRA yang dapat digunakan dalam mendeskripsikan suatu usaha dan desa, diantaranya adalah:
1. Teknik Penelusuran Sejarah Desa, teknik yang digunakan dengan tujuan
untuk mengkaji informasi umum, asal-usul desa ataupun perkembangan masyarakat termasuk pertanian.
2. Teknik Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan, yaitu teknik
yang digunakan untuk mengkaji perubahan-perubahan keadaan di desa yang paling menonjol.
3. Tenik Penyusunan Kalender Musim, yaitu teknik yang digunakan untuk
mengkaji pola kegiatan masyarakat. 4.
Teknik Wawancara Keluarga Petani, yaitu teknik yang digunakan untuk mengkaji pendapatan, sumber daya dan hubungan sosial petani.
5. Focus Group Discussion FGD yaitu diskusi kelompok dengan topik
terfokus yang melibatkan pihak-pihak yang terkait dalam masyarakat. 6.
Teknik Perbandingan Pekerjaan yaitu suatu kajian pekerjaan yang dilakukan untuk membandingkan antara waktu yang diperlukan untuk
bekerja sebagai petani dan beternak. 7.
Teknik Bagan Arus yaitu teknik yang memperlihatkan secara rinci bagaimana arus masukan dan pemasaran dari produk kambing yang
dihasilkan.
8. Teknik penelusuran sejarah usaha, yaitu teknik yang digunakan untuk
mengungkapkan kembali sejarah usaha berdasarkan penuturan masyarakat sendiri.
Hasil identifikasi kajian PRA akan dijadikan dasar melakukan penelitian aksi dengan tujuan pemberdayaan. Dalam pelaksanaan penelitian
aksi ini satu model yang telah dikaji secara teoritis akan diterapkan. Hasil dari penelitian aksi ini ada kemungkinan memerlukan perbaikan-perbaikan dan
harus dilakukan kembali iteratif, sehingga menghasilkan model yang memuaskan. Model tersebut kemudian dapat dideseminasi kepada masyarakat
yang lebih luas untuk diaplikasikan secara meluas Basuno dkk, 2005.
2.4. Usaha Kecil dan Menengah UKM