Hubungan Kadar Air Bahan Terhadap Waktu Pengeringan Hubungan Kadar Air Bahan Terhadap Suhu Bahan

36 Rata-rata kisaran suhu bahan lebih rendah jika dibandingkan dengan suhu udara masuk maupun suhu ruang pengering. Hal ini diduga disebabkan adanya kehilangan panas melalui celah-celah sebelum udara masuk ke ruang pengering, udara panas ke luar sebelum melalui bahan, dan panas yang terserap oleh besi rangka. Pada saat melewati bahan, laju udara pengeringan terhalang oleh tumpukan bahan. Keadaan ini juga dapat menyebabkan perbedaan suhu antara titik-titik pengukuran dan rendahnya suhu yang diterima oleh bahan. Kehilangan panas akibat panas keluar sebelum melalui bahan dapat dikurangi dengan melakukan proses penghentian pemutaran bahan, seperti pada Gambar 18. Pada bagian gambar yang ditunjuk bahan yang digunakan tidak berlubang, sehingga mampu mencegah terjadinya aliran udara melalui posisi ini. Gambar 18. Tumpukan biji saat tidak diputar

4. Hubungan Kadar Air Bahan Terhadap Waktu Pengeringan

Pengukuran kadar air bahan dilakukan dengan menggunakan kett moisture tester dan dikalibrasi dengan menggunakan drying oven. Hasil persamaan kalibrasinya adalah y = 1.4066 x – 6.9807 dimana x = nilai KA hasil pengukuran kett moisture tester KMS dan y = nilai KA hasil kalibrasi dengan drying oven. Hasil kalibrasi dapat dilihat pada Lampiran 5. Titik-titik pengukuran dapat dilihat pada 37 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 30 60 90 120 150 menit b k 1 2 3 4 5 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 30 60 90 120 150 menit b k 1 2 3 4 5 a Percobaan 1 b Percobaan 2 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 menit b k 1 2 3 4 5 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 30 60 90 120 150 180 menit b k 1 2 3 4 5 c Percobaan 3 d Percobaan 4 Gambar 19. Grafik hubungan kadar air bahan terhadap waktu pengeringan 38 Gambar 5. dan hasil pengukurannya pada Lampiran 6-9 Pengukuran dilakukan pada arah radial dan arah memanjang sebanyak lima titik pengukuran. Pada percobaan I, pengeringan berlangsung dari kadar air 19.39 bk sampai 13.57 bk, percobaan II berlangsung dari kadar air 19.72 bk sampai 14.22 bk, percobaan III berlangsung dari kadar air 38.14 bk sampai 19.39 bk, dan percobaan IV berlangsung dari kadar air 22.53 bk sampai 13.89 bk. Berdasarkan Gambar 19. terlihat bahwa kadar air bahan hasil pengukuran pada tiap percobaan hampir memiliki nilai yang sama. Hal ini ditunjukkan dari nilai garis-garis dalam grafik yang kecenderungan selalu berdempetan. Berdasarkan hasil pengukuran dan visualisasi dalam grafik dapat disimpulkan bahwa kadar air hasil pengeringan merata untuk seluruh bahan yang dikeringkan. Jika dilihat dari Gambar 19., laju pengeringan yang terjadi adalah laju pengeringan menurun dimana laju pengeringan konstan tidak dapat diamati.

5. Hubungan Kadar Air Bahan Terhadap Suhu Bahan

Grafik kadar air terhadap waktu mempunyai pola menurun Gambar 20.. Keadaan ini disebabkan karena adanya proses pindah panas dan pindah massa selama pengeringan berlangsung. Udara panas digunakan untuk menaikkan suhu bahan, karena adanya perbedaan suhu antara ruang pengering dan bahan akan menyebabkan perbedaan tekanan pada bahan dan ruang pengering. Perbedaan tekanan inilah yang menyebabkan terjadinya proses pindah massa air atau penguapan air bahan dari dalam bahan ke luar. Hubungan antara kadar air bahan dengan suhu bahan dapat dilihat pada Gambar 20. Suhu bahan terlihat naik sedangkan kadar air mempunyai pola menurun. Kenaikan suhu bahan tertinggi yang bisa dicapai adalah sama atau mendekati dengan suhu ruang. Laju penurunan kadar air bahan masing-masing adalah 2.33 bkjam, 2.20 bkjam, 3.41 bkjam, dan 2.88 bkjam, sedangkan laju kenaikan suhu bahan masing-masing adalah 3.83 o Cjam, 4.39 o Cjam, 1.81 o Cjam, dan 3.13 o Cjam. 39 25.00 27.00 29.00 31.00 33.00 35.00 37.00 39.00 41.00 30 60 90 120 150 m enit o C 13.00 18.00 23.00 28.00 33.00 38.00 b k T bahan KA bahan 25.00 27.00 29.00 31.00 33.00 35.00 37.00 39.00 41.00 30 60 90 120 150 menit o C 13.00 18.00 23.00 28.00 33.00 38.00 b k T bahan KA bahan a Percobaan I b Percobaan II 25.00 27.00 29.00 31.00 33.00 35.00 37.00 39.00 41.00 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 m enit o C 13.00 18.00 23.00 28.00 33.00 38.00 b k T bahan KA bahan 25.00 27.00 29.00 31.00 33.00 35.00 37.00 39.00 41.00 30 60 90 120 150 180 menit o C 13.00 18.00 23.00 28.00 33.00 38.00 b k T bahan KA bahan c Percobaan III d Percobaan IV Gambar 20. Grafik hubungan kadar air bahan dengan suhu bahan 40 Berdasarkan nilai rata-rata laju penurunan KA dengan laju kenaikan suhu bisa disimpulkan bahwa kenaikan suhu yang tinggi tidak menyebabkan terjadinya penurunan kadar air yang tinggi pula. Penyebab yang memungkinkan terjadinya hal ini adalah kandungan air dalam bahan. Kadar air yang tinggi menyebabkan jumlah air yang harus diuapkan menjadi semakin banyak. Suhu bahan yang terukur menjadi rendah disebabkan suhu bahan yang tersebut bercampur dengan uap air hasil penguapan air bahan.

6. Lama Pengeringan