PENGUJIAN KINERJA MESIN PENGERING

17 Pada bagian dalam dari mesin pengering ini Gambar 4., terdapat pintu- pintu yang bertujuan untuk mengatur aliran bahan saat diputar. Pintu-pintu tersebut akan membuka dan menutup sesuai dengan posisinya saat diputar. Proses buka-tutup pintu yang berbeda waktunya berfungsi untuk mengatur aliran bahan, sehingga bahan dapat berpindah tempat. Pintu-pintu itu juga membantu menahan jatuhan bahan pada saat diputar, sehingga pada saat bahan jatuh mesin tidak akan menerima beban yang terlalu berat karena ditahan oleh pintu tersebut.

D. PENGUJIAN KINERJA MESIN PENGERING

Parameter yang sangat berpengaruh dalam menetukan kinerja sebuah alat pengering adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran suhu Pengukuran suhu yang dilakukan pada beberapa titik-titik pengukuran Gambar 5. digunakan untuk melihat sebaran suhu. Adapun suhu yang diukur meliputi suhu lingkungan, suhu udara masuk, suhu ruang pengering, suhu bahan, dan suhu udara keluar. Suhu lingkungan, suhu udara masuk, suhu ruang pengering, dan suhu udara keluar diukur dalam keadaan bola basah dan bola kering menggunakan termokopel tipe CC dan recorder Gambar 7.. Gambar 6. Termometer digital Gambar 7. Chino recorder Suhu bahan hanya diukur dalam keadaan bola kering dengan menggunakan termometer digital Gambar 6.. Suhu bahan diukur dengan arah radial Gambar 5. dengan tujuan untuk melihat apakah udara pengeringan menyebar merata pada arah tersebut. Pengukuran suhu dilakukan tiap 30 menit 18 dengan urutan pengambilan data: suhu lingkungan, suhu udara masuk, suhu ruang pengering, suhu bahan, suhu udara keluar. 2. Pengukuran Kelembaban Relatif RH Kelembaban relatif diukur dengan menggunakan diagram psychometric psycrometric chart dengan menggunakan data suhu bola basah dan bola kering. Adapun RH yang diukur meliputi RH lingkungan, RH udara masuk, RH ruang pengering, dan RH udara keluar. Diagram psychometric yang digunakan dalam pengukuran RH dapat dilihat pada Lampiran 14. 3. Pengukuran Kadar Air Bahan Pengukuran kadar air bahan dilakukan dengan menggunakan kett moisture tester KMS Gambar 8.. Nilai kadar air hasil pengukuran dengan KMS ini kemudian dikalibrasi dengan menggunakan drying oven. Tujuan kalibrasi ini adalah untuk mendapatkan nilai kadar air yang akurat. Standar pengukuran kadar air adalah menggunakan drying oven. Terdapat lima titik pengukuran untuk mengukur nilai kadar air bahan Gambar 5.. Urutan pengambilan sampel yang akan diukur didasarkan pada titik pengukurannya. Nilai kadar air bahan ini diukur tiap selang waktu 30 menit. Gambar 8. Kett moisture tester Gambar 9. Drying oven 4. Laju Pengeringan Laju pengeringan merupakan perbandingan perubahan suhu bahan terhadap waktu pengeringan basis keringjam. Laju pengeringan ini menunjukkan kecepatan perubahan kadar air bahan selama proses pengeringan. Selisih perubahan kadar air bahan dihitung dari selisih kadar air akhir dengan 19 kadar air awal. Data yang diperlukan untuk menentukan nilai laju pengeringan adalah perubahan kadar air awal dan akhir serta lama proses pengeringan berlangsung. 5. Konsumsi Energi Konsumsi energi merupakan perhitungan jumlah penggunaan energi dalam satuan MJ. Adapun perhitungan konsumsi energi yang dihitung meliputi energi listrik, energi pemanas, energi total pengeringan, energi pengeringan bahan, energi total masuk sistem, dan konsumsi energi spesifik, konsumsi energi panas spesifik, dan konsumsi mekanik spesifik. Rumus yang digunakan dalam perhitungan konsumsi energi ini dijabarkan dalam perhitungan performansi teknik. 6. Persentase Pencampuran Bahan Persen pencampuran bahan digunakan untuk melihat seberapa efektif proses pemutaran silinder terhadap pencampuran bahan. Bahan yang digunakan dalam proses ini adalah jagung yang telah diberi warna berbeda yaitu warna merah dan warna kuning. Proses pemutaran bahan tidak dilakukan terus menerus melainkan hanya beberapa saat. Proses pemutaran ini diharapkan mampu membalik dan mencampur bahan dimana proses ini tidak bisa ditemukan pada mesin pengering tipe bak. Proses pemutaran yang tidak terus menerus ditujukan hanya mengkonsumsi energi mekanik yang kecil. Asumsi yang digunakan pada proses pemutaran silinder ini adalah bahan akan berpindah tempat dari dalam ke luar atau sebaliknya sehingga bahan akan tercampur. Titik pengambilan sampel yang akan diukur persentase pencampuran bahan dapat dilihat pada Gambar 5. Sampel yang akan diukur diambil sebanyak ± 60 gram. Proses pengukuran ini dilakukan pada putaran 5, 10, 15, 20, dan 25. Sampel yang sudah diambil kemudian dipisahkan dan dikelompokan sesuai warnanya. Hasil pengelompokan bahan masing-masing ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan digital. Persentase pencampuran bahan dihitung dengan cara membagi nilai berat bahan berwarna dengan berat total dan hasilnya dibandingkan dengan target yang harus dicapai yaitu persentase perbandingan warna merah dan kuning sebelum diputar. 20 7. Konsumsi Daya Konsumsi daya merupakan jumlah penggunaan daya yang digunakan oleh peralatan listrik. Hal-hal yang mempengaruhi konsumsi daya adalah voltase, arus, dan waktu penggunaannya. Ketiga parameter tersebut mempunyai hubungan saling berbanding lurus. Pengukuran voltase dan arus dilakukan dengan menggunakan clampmeter sedangkan pengukuran waktu didasarkan pada lamanya proses pengeringan. Cara penggunaan clampmeter yaitu dengan cara mencatok salah satu kabel ke dalam tangnya. Pengukuran konsumsi daya meliputi motor listrik, kipas sentrifugal, dan pemanas listrik. Konsumsi daya pada motor listrik dilakukan pada beberapa titik putaran serta pada kondisi keadaan silinder kosong, setengah isi, dan isi penuh. Tujuannya adalah untuk melihat sebaran daya. Keadaan isi silinder kosong, setengah isi, dan isi penuh dapat dilihat pada Gambar 10. a silinder isi penuh b silinder isi setengah penuh c silinder kosong Gambar 10. Keadaan isi silinder penuh, setengah penuh, dan kosong 21

E. PERHITUNGAN PERFORMANSI TEKNIS