9 pengeringan. Semakin besar volume udara yang mengalir maka akan semakin
besar kemampuannya dalam membawa dan menampung air dari permukaan bahan. 4. Kadar air bahan
Keragaman kadar air awal bahan paling sering dijumpai pada proses pengeringan dan seringkali hal ini menjadi suatu masalah. Beberapa hal yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah mengurangi ketebalan tumpukan bahan yang akan dikeringkan, mempercepat aliran udara pengering, menurunkan
suhu udara pengering dan dilakukan pengadukan bahan. Kadar air akhir bahan merupakan tujuan akhir dari proses pengeringan. Kadar air akhir ini akan
menentukan lamanya proses pengeringan berlangsung.
C. METODE PENGERINGAN
Metode pengeringan adalah cara yang digunakan untuk melakukan proses pengeringan. Metode pengeringan secara umum terdiri dari dua yaitu pengeringan
secara manual dan pengeringan secara mekanis. Pengeringan secara manual biasa disebut dengan pengeringan alami natural drying dan pengeringan secara
mekanis disebut dengan pengeringan buatan artificial drying. Pada pengeringan alami natural drying panas pengeringan diperoleh dari
udara sekitar atau matahari. Pengeringan alami ini biasa dilakukan dengan cara penjemuran. Cara pengeringan ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain
adalah 1 Tergantung dengan cuaca, 2 Sukar dikontrol, 3 Memerlukan tempat penjemuran yang luas, 4 Mudah terkontaminasi, dan 5 memerlukan waktu yang
lama Widodo dan Hendriadi, 2004. Pengeringan mekanis pengeringan buatan dilakukan dengan
menggunakan panas tambahan. Keuntungannya antara lain yaitu: 1 Tidak tergantung cuaca, 2 Kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai dengan yang
diperlukan, 3 Tidak memerlukan tempat yang luas, dan 4 Kondisi pengeringan dapat dikontrol Widodo dan Hendriadi, 2004.
Pada pengeringan buatan udara yang mengitari produk dibuat dengan menggunakan kipas atau blower. Panas diperlukan untuk menaikkan suhu dalam
udara pengering. Penambahan panas dalam udara pengering bertujuan untuk 1. Menaikkan kapasitas udara yang membawa uap kira-kira menaikkan 2 kali lipat
10 untuk setiap peningkatan suhu 4
o
C dan 2. Suhu untuk memanaskan produk menjadi lebih tinggi Hall, 1963 dalam Sari, 2005.
Panas yang digunakan pada proses pengeringan buatan berasal dari berbagai sumber energi panas yang ada, tergantung dari ketersediaan sumber
energi yang ada di sekitar proses pengeringan berlangsung. Kebanyakan sumber energi yang digunakan adalah biomassa, bahan bakar minyak, dan listrik.
Konversi biomassa menjadi panas biasanya menggunakan tungku atau boiler melalui proses pembakaran. Biasanya uap panas hasil pembakaran tidak secara
langsung bersentuhan dengan bahan namun melalui alat penukar panas heat exchanger terlebih dahulu supaya bahan tidak terkontaminasi oleh bau uap
biomassa dan jelaga yang ditimbulkan. Panas yang dihasilkan dari pembakaran biomassa berbeda-beda tergantung dari nilai kalor dari biomassa tersebut. Alat
konversi yang sering digunakan untuk bahan bakar minyak sebagai penyedia panas adalah burner atau boiler. Panas yang dihasilkan dari BBM tergantung nilai
kalornya. Sedangkan laju pemakaian BBM tergantung dari tekanan yang diberikan kepada burner. Penyedia panas yang lain adalah listrik. Keunggulannya
adalah listrik mampu menghasilkan energi yang besar, bisa diatur sesuai dengan keinginan pengguna, dan bersih. Namun kelemahannya yaitu penggunaan listrik
cenderung mahal karena daya yang digunakan besar untuk pemakaian yang kontinyu.
Bahan yang akan dikeringkan menentukan jenis mesin pengering yang akan digunakan. Pemilihan mesin pengering yang sesuai akan meningkatkan
efisiensi pengeringan. Untuk menentukan dan memilih mesin pengering yang akan digunakan seseorang sebaiknya mempertimbangkan beberapa hal yang
meliputi tahap pra-pengeringan misalnya pelepasan air secara mekanis, evaporasi, pengkondisian awal bahan umpan dengan pencampuran padatan, pengenceran
atau pembuatan pelet, dan pengumpanan serta tahap pasca-panen seperti pembersihan gas buang, pengumpulan hasil, pendaurulangan sebagian hasil luaran,
pendinginan hasil, pelapisan hasil, aglomerasi, dan lain-lain Devahastin, 2001.
D. HASIL-HASIL PENELITIAN TENTANG PENGERINGAN