Lama Pengeringan Kefektifan Pemutaran dalam Pencampuran Bahan

40 Berdasarkan nilai rata-rata laju penurunan KA dengan laju kenaikan suhu bisa disimpulkan bahwa kenaikan suhu yang tinggi tidak menyebabkan terjadinya penurunan kadar air yang tinggi pula. Penyebab yang memungkinkan terjadinya hal ini adalah kandungan air dalam bahan. Kadar air yang tinggi menyebabkan jumlah air yang harus diuapkan menjadi semakin banyak. Suhu bahan yang terukur menjadi rendah disebabkan suhu bahan yang tersebut bercampur dengan uap air hasil penguapan air bahan.

6. Lama Pengeringan

Lama pengeringan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan bahan dari kadar air awal sampai kadar air akhir bahan yang diinginkan. Lama pengeringan ini diukur dalam satuan waktu per massa jagung yang dikeringkan. Pada percobaan I, pengeringan berlangsung selama 2.5 jam dengan bahan yang dikeringkan berjumlah 95 kg dan kadar air akhir rata-rata sebesar 13.57 bk. Lama pengeringan jagung pada percobaan II sama dengan percobaan I yaitu 2.5 jam dan berat bahan yang dikeringkan sebesar 95 kg dengan kadar akhir bahan yang dikeringkan sebesar 14.22 bk. Percobaan III memerlukan waktu untuk pengeringan sebesar 5.5 jam dengan berat bahan yang dikeringkan sebesar 90 kg dan kadar air akhir bahan yang dikeringkan sebesar 19.39 bk. Percobaan IV memerlukan waktu selama 3 jam untuk mengeringkan bahan seberat 77 kg dan kadar air akhir bahan sebesar 13.89 bk.

7. Kefektifan Pemutaran dalam Pencampuran Bahan

Pemutaran dilakukan untuk membalik dan mencampur bahan agar pengeringan merata pada semua bahan yang dikeringkan. Pemutaran silinder dilakukan menggunakan motor listrik 1.2 HP dengan kecepatan putaran sebesar 4 RPM. Pola pemutaran ini tidak dilakukan secara terus-menerus tetapi hanya dilakukan sebanyak 20 kali putaran tiap 15 menit atau diputar selama 5 menit tiap 15 menit sekali. Terlepas dari tujuan utama yaitu untuk membalik dan mencampur bahan, proses ini juga mampu membersihkan bahan. Pada saat diputar bahan akan membalik, sehingga kotoran-kotaran yang bercampur dengan bahan akan ikut terbalik dan keluar. Kotoran- kotoran tersebut akan keluar melalui selimut silinder. Selimut silinder yang mempunyai konstruksi berlubang-lubang berfungsi sebagai pengeluaran udara mempunyai keuntungan 41 lain yaitu sebagai tempat keluarnya kotoran. Berdasarkan hasil percobaan, jumlah kotoran yang keluar masing-masing sebanyak 0.5 kg, 0.6 kg, 0.5 kg, dan 0.5 kg. Percobaan pencampuran bahan dilakukan dengan cara mewarnai bahan. Bahan yang digunakan ada dua warna yaitu warna dasar jagung kuning dan warna merah. Penempatan bahan dalam ruang pengering sebelum dilakukan pemutaran dapat dilihat seperti pada Gambar 21. Persentase perbandingan warna merah dan warna kuning awal sebesar 35.71 dan 64.29. Persentase ini digunakan sebagai target yang harus dicapai yaitu pada berapa kali putaran nilai persentase pencampuran bahan mendekati atau sama dengan persentase target tersebut. Keadaan bahan setelah dilakukuan proses pemutaran dapat dilihat pada Gambar 22. Secara visual dapat dilihat bahwa setelah proses pemutaran berlangsung kedua bahan yang mempunyai warna berbeda sudah bercampur. Perbedaan antara keadaan bahan sebelum diputar dan setelah diputar dapat dilihat pada Gambar 21. dan Gambar 22. Warna merah yang dikelilingi warna kuning dapat bercampur dengan warna kuning akibat proses pemutaran. Dengan demikian, asumsi bahwa setelah proses pemutaran maka bahan akan berpindah dapat diterima. Gambar 21. Penempatan bahan untuk pengujian pencampuran 42 Gambar 22. Keadaan bahan setelah proses pengadukan Hasil perhitungan persentase pencampuran bahan dapat dilihat pada Gambar 23, 24, dan 25 dan Lampiran 10.. Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa saat awal pemutaran 5 putaran persentase bahan masih jauh dari target, namun pada pemutaran- pemutaran selanjutnya persentase mulai mendekati nilai target yang diinginkan. Tingginya nilai persentase warna kuning pada 5 putaran karena diduga pada awal pemutaran bahan masih belum tercampur pada arah tangensial. Pada putaran ke 20 di bagian dalam, tengah maupun luar persentase pencampuran warna merah dan kuning sudah dapat mencapai target yang diinginkan. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 kuning merah p e rs e n tase Target 5 Putaran 10 Putaran 15 Putaran 20 Putaran 25 Putaran Gambar 23. Persentase jagung kuning dan merah pada bagian dalam 43 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 kuning merah pe rs e n ta s e Target 5 Putaran 10 Putaran 15 Putaran 20 Putaran 25 Putaran Gambar 24. Persentase jagung kuning dan merah pada bagian tengah 10 20 30 40 50 60 70 80 90 kuning merah P e rsen tase Target 5 Putaran 10 Putaran 15 Putaran 20 Putaran 25 Putaran Gambar 25. Persentase jagung kuning dan merah pada bagian luar

8. Konsumsi Energi Selama Proses Pengeringan