Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Analisa Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, non eksperimental, menggunakan desain cross sectional. Studi cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat point time approach tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Dengan demikian metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan korelasi atau Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun penelitian ini dilaksanakan di Ruang IGD RS Permata Bunda Medan dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014. 36 Universitas Sumatera Utara 3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bulan Maret 2014 di IGD Rumah Sakit Permata Bunda Medan didapatkan data jumlah perawat sebanyak 20 orang, Penanggung jawab ada 5 orang dan pelaksana ada 9 orang dengan klasifikasi pendidikan yang berbeda-beda, dengan masa kerja lebih yang berbeda-beda. Dengan demikian jumlah Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 34 orang. Populasi untuk variabel Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat adalah semua perawat, Penanggung jawab dan pelaksana yang betugas di IGD Rumah Sakit Permata Bunda Medan, sedangkan populasi untuk variabel waktu tanggap perawat gawat darurat berdasarkan observasi adalah semua pasien yang masuk ke IGD Rumah Sakit Permata Bunda Medan.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti Arikunto, 2006. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat, Penanggung jawab dan pelaksana serta pasien IGD di Instalasi Gawat Rumah Sakit Permata Bunda Medan pada bulan September 2014. Dalam hal ini Pasien IGD digolongkan atas tindakan medis yaitu : 1. Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawatdaruratantrauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada Universitas Sumatera Utara 2. Tindakan primary survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian dilanjutkan dengan secondary survey menggunakan tahapan ABCD yaitu: A : Airway management; B : Breathing management; C : Circulation management; D: Drug Defibrilator Disability Penentuan besaran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus rule of thumb yaitu 5 –10 kali jumlah variabel bebas yang diteliti Dahlan, 2010. Oleh karena jumlah indikator dari kedua variabel adalah 10, maka penulis menetapkan besar sampel pada penelitian ini yaitu 10 x 10 = 100 sampel. Adapun komposisi sampel dalam penelitian ini adalah : Tabel 3.1. Komposisi Sampel No. Sampel Jumlah orang 1. Perawat 20 2. Penanggung jawab 5 3. Pelaksana 9 4. Pasien IGD 100 Sumber : data diolah 2014 3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Uji Validitas Menurut kamus bahasa Indonesia validitas diartikan sebagai sifat benar, menurut bukti yang ada, logika berfikir atau kekuatan hukum. Menurut Diknas bahwa validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasarannya. Menurut Nursalam 2003 validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Universitas Sumatera Utara Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah suatu ukur yang menunjukkan tingkat ketepatan dan kesahihan suatu instrumen. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, jadi validitas menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Istilah validitas sering disebut juga kesahian yang mengandung pengertian sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dipakai untuk melakukan pengukuran. Item Instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung r tabel maka valid Sudaryanto, 2003.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang di ukur tidak berubah Harrison, dalam Zulganef, 2006. Menurut Sugiyono 2005 pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat konsitensi suatu tes yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara Menurut Sukadji 2000 reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang di ukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam 2003 Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi di ukur atau diamati berkali - kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama - sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Sudaryanto 2003 mengemukakan suatu pengukuran disebut reliabel, bila memberikan nilai yang sama atau hampir sama pada pemeriksaaan berulang-ulang. Reliabilitas atau istilah lainnya yaitu reproduksibilitas, keterandalan, keandalan, presisi, atau ketepatan pengukuran adalah mencakup tingkat kepercayaan data yang diperoleh dari responden karena hal ini dipengaruhi oleh sikap, motivasi dan persepsi responden dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu konsistensi suatu tes untuk mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur Kriteria :0,8 – 1,0 = Sangat tinggi ; 0,6 – 0,8 = Tinggi ; 0,4 – 0,6 = Cukup 0,2 – 0,4 = Rendah ; 0,00 – 0,2 = Sangat Rendah Arikunto, 2005. Universitas Sumatera Utara 3.5. Definisi Operasional 3.5.1. Waktu Tanggap Waktu tanggap adalah Kecepatan dan ketepatan pelayanan di suatu rumah sakit yang dapat memberikan keyakinan kepada pelanggan agar selalu menggunakan jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.

3.5.2. Kecepatan Pelayanan

Kecepatan pelayanan adalah selisih antara waktu pasien masuk ke pintu Instalasi Gawat Darurat IGD dengan waktu tanggap dari petugas instalasi gawat darurat dimana selisih waktu ini cepat ≤ 5 menit dan lambat jika 5 menit.

3.5.3. Ketepatan Pelayanan

Ketepatan pelayanan adalah total waktu yang digunakan untuk melakukan tindakan survei primer dan survei sekunder yang di ukur dari waktu pasien masuk ke pintu Instalasi Gawat Darurat IGD dengan waktu tanggap dari petugas instalasi gawat darurat dimana total waktu ini tepat ≤ 5 menit dan tidak tepat jika 5 menit

3.5.4. Pelaksanaan Pelayanan Gawat Darurat

Pelaksanaan pelayanan gawat darurat adalah penyelenggarakan pelayanan gawat darurat, menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan rawat inap intensif serta menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat. Universitas Sumatera Utara

3.5.5. Aspek Kuantitatif Standar Pekerjaan

Aspek kuantitatif standar pekerjaan meliputi : a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan. b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan. c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan. d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.

3.5.6. Aspek Kualitatif Standar Pekerjaan

Aspek Kualitatif standar pekerjaan meliputi : a. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan. b. Tingkat kemampuan dalam bekerja. c. Kemampuan menganalisis datainformasi, kemampuankegagalan menggunakan mesinperalatan. d. Kemampuan mengevaluasi keluhankeberatan konsumenmasyarakat. Universitas Sumatera Utara 3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Metode Pengukuran Variabel Independen X Pengukuran Variabel Independen disajikan dalam tabel 3.1. Tabel 3.2. Pengukuran Variabel Independen X Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat X A. Aspek kuantitat if Pelayana n 1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan a. Adanya kebijakan peraturan prosedur tertulis tentang pasien yang tidak tergolong akut gawat b. Adanya kebijakan dan prosedur pelaksanaan tertulis di unit yang selalu ditinjau dan disempurnakan bila perlu dan mudah di lihat oleh seluruh petugas c. Adanya petunjuk tertulis SOP untuk menangani kasus yang akan ditangani IGD d. Adanya ketentuan tertulis tentang manajemen informasi medis prosedur rekam medik e. Ada prosedur tetap mengenai penggunaan obat dan alat untuk life saving sesuai dengan standar 1. SS Sangat Setuju, diberi nilai 4 2. S Setuju diberi nilai 3 3. KS Kurang Setuju diberi nilai 2 4. TS Tidak setuju diberi nilai 1 Kuisioner Rasio Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur 2. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan, a. Rumah Sakit perlu menyelenggaraka n pelayanan gawat darurat secara terus menerus selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu. b. Jam buka pelayanan gawat darurat standar 24 jam c. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat, standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang. 1. SS Sangat Setuju, diberi nilai 4 2. S Setuju diberi nilai 3 3. KS Kurang Setuju diberi nilai 2 4. TS Tidak setuju diberi nilai 1 3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, a. Kesalahan tentang adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka standar 100. b. Kesalahan prosedur mengenai penggunaan obat dan alat untuk life saving sesuai dengan standar c. Kesalahan Prosedur media tertulis berisi tanggung jawab dokter 1. SS Sangat Setuju, diberi nilai 4 2. S Setuju diberi nilai 3 3. KS Kurang Setuju diberi nilai 2 4. TS Tidak setuju diberi nilai 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur d. Kesalahan prosedur media tertulis berisi batasan tindakan medis e. Kesalahan prosedur media tertulis berisi protokol medis untuk kasus- kasus tertentu yang mengancam jiwa 4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja a. Ada Dokter terlatih sebagai kepala Instalasi Gawat Darurat yang bertanggung jawab atas pelayanan di Instalasi Gawat Darurat. b. Ada Perawat sebagai penanggung jawab pelayanan keperawatan gawat darurat c. Semua tenaga dokter dan keperawatan mampu melakukan teknik pertolongan hidup dasar Basic Life Support. 1. SS Sangat Setuju, diberi nilai 4 2. S Setuju diberi nilai 3 3. KS Kurang Setuju diberi nilai 2 4. TS Tidak setuju diberi nilai 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur d. Ada jadwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan perawat serta petugas non medis yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat IGD. e. Pelayanan radiologi, hematologi, kimia, mikrobiologi dan patologi harus di organisir diatur sesuai kemampuan pelayanan rumah sakit f. Ada pelayanan transfusi darah selama 2 jam g. Ada ketentuan tentang pengadaan peralatan obat- obatan life saving, cairan infus sesuai dengan stándar dalam Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat Depkes yang berlaku h. Ada Rekam Medik yang disediakan untuk setiap kunjungan i. Tenaga cadangan untuk unit diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur j. Ada jadwal jaga harian bagi konsulen, dokter dan perawat serta petugas non medis yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat IGD. k. Pelayanan radiologi, hematologi, kimia, mikrobiologi dan patologi tidak perlu di organisir diatur sesuai kemampuan pelayanan rumah sakit. l. Ada pelayanan transfusi darah selama 2 jam m. Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat, standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien dating B. Aspek kualitatif Pelayana n 1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan, a. Unit mempunyai bagan organisasi yang dapat menunjukkan hubungan antara staf medis, keperawatan, dan penunjang medis serta garis otoritas, dan tanggung jawab. 1. SS Sangat Setuju, diberi nilai 4 2. S Setuju diberi nilai 3 3. KS Kurang Setuju diberi nilai 2 4. TS Tidak setuju diberi nilai 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur b. Instalasi Gawat Darurat tidak perlu ada bukti tertulis tentang pertemuan staf yang dilakukan secara tetap dan teratur membahas masalah pelayanan gawat dan langkah pemecahannya c. Rincian tugas tertulis sejak penugasan harus selalu ada bagi tiap petugas d. Pada saat mulai diterima sebagai tenaga kerja harus selalu ada untuk melaksanakan masin-masing tugasnya e. Ada program penilaian untuk kerja sebagai umpan balik untuk seluruh staf f. Ada daftar petugas, alamat dan nomor telephone g. Ada program orientasi pelatihan bagi petugas baru yang bekerja di instalasi gawat darurat. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur h. Ada program tertulis tiap tahun tentang peningkatan keterampilan bagi tenaga di Instalasi Gawat Darurat. i. Ada latihan secara teratur bagi petugas Instalasi Gawat Darurat dalam keadaan menghadapi berbagai bencana disaster 2. Tingkat kemampuan dalam bekerja a. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa, standar 100; b. Pemberi pelayanan ke gawat daruratan yang bersertifikat “yang masih berlaku”, standar 100. c. Ketersediaan tim penanggulangan bencana, standar 1 tim. d. Kepuasan pelanggan, standar ≥ 70. e. Kematian pasien ≤ 24 jam, standar ≤ 2 per 1000 pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam 1. SS Sangat Setuju, diberi nilai 5 2. S Setuju diberi nilai 4 3. KS Kurang Setuju diberi nilai 3 4. TS Tidak setuju diberi nilai 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur 3. Kemampuan menganalisis datainformasi, kemampuankegagal an menggunakan mesinperalatan, a. Semua pasien yang masuk melalui Triase. Bila perlu triase dilakukan sebelum indentifikasi. b. Triase sebaiknya dilakukan hanya oleh dokter yang berijazah berpengalaman. c. Triase sangat penting untuk penilaian ke gawat daruratan pasien dan pemberian pertolongan terapi sesuai dengan derajat ke gawat daruratan yang dihadapi d. Petugas triase juga bertanggung jawab dalam organisasi dan pengawasan penerimaan pasien dan daerah ruang tunggu. 1. SS Sangat Setuju, diberi nilai 4 2. S Setuju diberi nilai 3 3. KS Kurang Setuju diberi nilai 2 4. TS Tidak setuju diberi nilai 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur e. Rumah Sakit yang hanya dapat memberi pelayanan terbatas pada pasien gawat darurat dapat mengatur untuk rujukan ke rumah sakit lainnya f. Pasien dengan ke gawatan yang mengancam nyawa harus selalu di observasi dan dipantau oleh tenaga terampil dan mampu g. Tersedia alat untuk membaca foto untuk akomodasi staf radiologi h. Tersedia alat dan obat untuk Life Saving sesuai dengan standar pada Buku Pedoman Pelayanan Gawat Darurat yang berlaku. 4. Kemampuan mengevaluasi keluhankeberatan konsumenmasyarak at a. Dokter menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan disetujui oleh pasienkeluarga informed consent. 1. SS Sangat Setuju, diberi nilai 5 2. S Setuju diberi nilai 4 3. KS Kurang Setuju diberi nilai 3 4. TS Tidak setuju diberi nilai 2 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2. Lanjutan Variabel X Aspek Indikator Parameter Alat Ukur Alat Ukur Skala Ukur b. Bila pasien menolak pemeriksaan dan atau tindakan medik, penunjang, ranap, pasienkeluarga menandatangani surat penolakan c. Pasien tanpa pengantar dan dalam kondisi tidak sadar, dokter atau paramedis berhak melakukan tindakan penyelamatan bila terdapat kondisi yang mengancam jiwa pasien. d. Pemeriksaan penunjang, dokter membuat pengantar ke unit terkait dan mengonfirmasi lewat telpon, pengambilan sampel laboratorium dilakukan di ruang gawat darurat, untuk pemeriksaan rontgen, paramedik mengantarkan pasien ke unit radiologi e. Ada program tertulis setiap tahun bagi peningkatan ketrampilan dalam bidang gawat darurat untuk pegawai rumah sakit dan masyarakat Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Metode Pengukuran Variabel Dependen Y

Pengukuran Variabel Dependen Y disajikan dalam tabel 3.2 Tabel 3.3. Pengukuran Variabel Dependen Y Variabel Y Aspek Indikator Parameter Hasil Ukur Skala Ukur Waktu Tanggap Kecepatan pelayanan Kecepatan pelayanan adalah selisih antara waktu pasien masuk ke pintu Instalasi Gawat Darurat IGD dengan waktu respon dari petugas instalasi gawat darurat yang di ukur dalam menit Menit Rasio Ketepatan pelayanan Ketepatan pelayanan adalah total waktu yang digunakan untuk melakukan tindakan Survei primer dan survei sekunder yang diukur dari waktu pasien masuk ke pintu Instalasi Gawat Darurat IGD dengan waktu respon dari petugas instalasi gawat darurat yang di ukur dalam menit. Menit

3.7. Metode Analisa Data

Analisa data adalah dalam rangka melakukan uji hipotesis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Teknik Analisis Deskripsi Teknik Analisis Deskripsi yaitu pemaparan data-data penelitian meliputi karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin juga data mengenai jenis penyakit pasien. Universitas Sumatera Utara 2. Teknik Analisis Bivariat Teknik Analisis Bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y. Untuk melakukan analisis korelasi digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu : r = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = } }{ { 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n r xy Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y åX = jumlah total skor X åY = jumlah total skor Y N= jumlah subyek Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus di atas akan menghasilkan koefisien korelasi r xy . Menurut Sugiyono 2002 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r No. Interval Koefisien Tingkat Hubungan 1. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 2. 0,60 – 0,799 Kuat 3. 0,40 – 0.599 Cukup Kuat 4. 0,20 – 0,399 Rendah 5. 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Kemudian koefisien tersebut di interpretasikan dan di konsultasikan dengan tabel korelasi product moment pada taraf siginikasi 5 . Universitas Sumatera Utara a. Jika perolehan nilai p hitung 0.05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan. b. Jika nilai r korelasi berkisar antara -1 sd +1. Semakin mendekati 1 maka korelasi semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negatif dan positif mengindikasikan arah hubungan. Arah hubungan yang positif menandakan bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B A dan B ditempatkan sebagai variabel. 3. Teknik Analisis Multivariat korelasi Adapun Teknik Analisa Korelasional Multivariat ialah teknik analisa korelasi yang mendasarkan diri pada lebih dari dua variabel. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen X 1 , X 2 ,…X n terhadap variabel dependen Y secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen X 1 , X 2 ,……X n secara serentak terhadap variabel dependen Y. nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Menurut Sugiyono 2007 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: a. 0,00 - 0,199 = sangat rendah b. 0,20 - 0,399 = rendah c. 0,40 - 0,599 = cukup kuat d. 0,60 - 0,799 = kuat e. 0,80 - 1,000 = sangat kuat Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Permata Bunda Medan

4.1.1. Kedudukan dan Tugas Pokok

a. Rumah Sakit Permata Bunda Medan adalah rumah sakit swasta kelas B. Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. b. Rumah Sakit Permata Bunda dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur Utama Berdasarkan SK.Menkes No. 712MENKESSKVI2010 tentang Izin organisasi Rumah Sakit Permata Bunda Medan mempunyai tugas mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan masyarakat secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta tidak memandang suku, agama dan kedudukan.

4.1.2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya, Rumah Sakit Permata Bunda Medan mempunyai fungsi : a. PembinaanPromotif b. PencegahanPreventif c. PengobatanKuratif dan 56 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI

0 3 6

HUBUNGAN RESPONSE TIME PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DENGAN TINGKAT KEPUASAN Hubungan Response Time Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Islam Surakarta.

2 7 18

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI.

0 0 17

PENDAHULUAN HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN WAKTU TANGGAP PERAWAT GAWAT DARURAT MENURUT PERSEPSI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU PANDAN ARANG BOYOLALI.

0 0 9

Hubungan Berpikir Kritis Dan Waktu Tanggap Perawat Dengan Kualitas Asuhan Keperawatan Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Islam Surabaya.

0 0 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMANYA WAKTU TANGGAP DALAM PELAYANAN GAWAT DARURAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr SOEDIRMAN KEBUMEN

2 10 8

A. Identitas responden - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penatalaksanaan Pelayanan Gawat Darurat 2.1.1. Pengertian - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 2 9

GAMBARAN PROSES KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN DAN RUMAH SAKIT UMUM PERMATA MEDIKA KEBUMEN - Elib Repository

0 0 40