BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, non eksperimental, menggunakan desain cross sectional. Studi cross sectional adalah
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat point time approach tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan. Dengan demikian metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk menggambarkan korelasi atau Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Permata Bunda 2014.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun penelitian ini dilaksanakan di Ruang IGD RS Permata Bunda Medan dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014.
36
Universitas Sumatera Utara
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan bulan Maret 2014 di IGD Rumah Sakit Permata Bunda Medan didapatkan data jumlah perawat sebanyak 20
orang, Penanggung jawab ada 5 orang dan pelaksana ada 9 orang dengan klasifikasi pendidikan yang berbeda-beda, dengan masa kerja lebih yang berbeda-beda. Dengan
demikian jumlah Populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 34 orang. Populasi untuk variabel Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat adalah
semua perawat, Penanggung jawab dan pelaksana yang betugas di IGD Rumah Sakit Permata Bunda Medan, sedangkan populasi untuk variabel waktu tanggap perawat
gawat darurat berdasarkan observasi adalah semua pasien yang masuk ke IGD Rumah Sakit Permata Bunda Medan.
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti Arikunto,
2006. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat, Penanggung jawab dan pelaksana serta pasien IGD di Instalasi Gawat Rumah Sakit Permata Bunda Medan pada bulan
September 2014. Dalam hal ini Pasien IGD digolongkan atas tindakan medis yaitu : 1.
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawatdaruratantrauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas
penanganan dan sumber daya yang ada
Universitas Sumatera Utara
2. Tindakan primary survey, tanpa dukungan alat bantu diagnostik kemudian
dilanjutkan dengan secondary survey menggunakan tahapan ABCD yaitu: A : Airway management; B : Breathing management; C : Circulation management;
D: Drug Defibrilator Disability Penentuan besaran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus rule of
thumb yaitu 5 –10 kali jumlah variabel bebas yang diteliti Dahlan, 2010. Oleh karena jumlah indikator dari kedua variabel adalah 10, maka penulis menetapkan
besar sampel pada penelitian ini yaitu 10 x 10 = 100 sampel. Adapun komposisi sampel dalam penelitian ini adalah :
Tabel 3.1. Komposisi Sampel No.
Sampel Jumlah orang
1. Perawat
20 2.
Penanggung jawab 5
3. Pelaksana
9 4.
Pasien IGD 100
Sumber : data diolah 2014
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Uji Validitas
Menurut kamus bahasa Indonesia validitas diartikan sebagai sifat benar, menurut bukti yang ada, logika berfikir atau kekuatan hukum. Menurut Diknas bahwa
validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk mengukur sasarannya. Menurut Nursalam 2003 validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Universitas Sumatera Utara
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah suatu ukur yang menunjukkan tingkat ketepatan dan kesahihan suatu instrumen.
Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, jadi validitas menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
Istilah validitas sering disebut juga kesahian yang mengandung pengertian sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dipakai untuk melakukan
pengukuran. Item Instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 atau bisa juga dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r
hitung
r
tabel
maka valid Sudaryanto, 2003.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakuan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya
di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang di ukur tidak berubah Harrison, dalam Zulganef, 2006.
Menurut Sugiyono 2005 pengertian Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran
yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reabilitas tes adalah tingkat konsitensi suatu tes yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk
menghasilkan skor yang konsisten, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sukadji 2000 reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang di ukur. Reliabilitas dinyatakan dalam
bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. Menurut Nursalam 2003 Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran
atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi di ukur atau diamati berkali - kali dalam waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama -
sama memegang peranan penting dalam waktu yang bersamaan. Sudaryanto 2003 mengemukakan suatu pengukuran disebut reliabel, bila
memberikan nilai yang sama atau hampir sama pada pemeriksaaan berulang-ulang. Reliabilitas atau istilah lainnya yaitu reproduksibilitas, keterandalan, keandalan,
presisi, atau ketepatan pengukuran adalah mencakup tingkat kepercayaan data yang diperoleh dari responden karena hal ini dipengaruhi oleh sikap, motivasi dan persepsi
responden dalam memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian reliabilitas di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa reliabilitas adalah suatu konsistensi suatu tes untuk
mengukur atau mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur Kriteria :0,8 – 1,0 = Sangat tinggi ; 0,6 – 0,8 = Tinggi ; 0,4 – 0,6 = Cukup
0,2 – 0,4 = Rendah ; 0,00 – 0,2 = Sangat Rendah Arikunto, 2005.
Universitas Sumatera Utara
3.5. Definisi Operasional 3.5.1. Waktu Tanggap
Waktu tanggap adalah Kecepatan dan ketepatan pelayanan di suatu rumah sakit yang dapat memberikan keyakinan kepada pelanggan agar selalu menggunakan jasa
pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut.
3.5.2. Kecepatan Pelayanan
Kecepatan pelayanan adalah selisih antara waktu pasien masuk ke pintu Instalasi Gawat Darurat IGD dengan waktu tanggap dari petugas instalasi gawat
darurat dimana selisih waktu ini cepat ≤ 5 menit dan lambat jika 5 menit.
3.5.3. Ketepatan Pelayanan
Ketepatan pelayanan adalah total waktu yang digunakan untuk melakukan tindakan survei primer dan survei sekunder yang di ukur dari waktu pasien masuk ke
pintu Instalasi Gawat Darurat IGD dengan waktu tanggap dari petugas instalasi gawat darurat dimana total waktu ini tepat
≤ 5 menit dan tidak tepat jika 5 menit
3.5.4. Pelaksanaan Pelayanan Gawat Darurat
Pelaksanaan pelayanan gawat darurat adalah penyelenggarakan pelayanan gawat darurat, menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang
membutuhkan pelayanan rawat inap intensif serta menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat.
Universitas Sumatera Utara
3.5.5. Aspek Kuantitatif Standar Pekerjaan
Aspek kuantitatif standar pekerjaan meliputi : a.
Proses kerja dan kondisi pekerjaan. b.
Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan. c.
Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan. d.
Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja.
3.5.6. Aspek Kualitatif Standar Pekerjaan
Aspek Kualitatif standar pekerjaan meliputi : a.
Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan. b.
Tingkat kemampuan dalam bekerja. c.
Kemampuan menganalisis datainformasi, kemampuankegagalan menggunakan mesinperalatan.
d. Kemampuan mengevaluasi keluhankeberatan konsumenmasyarakat.
Universitas Sumatera Utara
3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Metode Pengukuran Variabel Independen X
Pengukuran Variabel Independen disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.2. Pengukuran Variabel Independen X
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
Penatalaksanaan Penanganan
Gawat Darurat X
A. Aspek
kuantitat if
Pelayana n
1. Proses kerja dan
kondisi pekerjaan a.
Adanya kebijakan peraturan
prosedur tertulis tentang pasien
yang tidak tergolong akut
gawat
b. Adanya kebijakan
dan prosedur pelaksanaan
tertulis di unit yang selalu ditinjau dan
disempurnakan bila perlu dan
mudah di lihat oleh seluruh petugas
c. Adanya petunjuk
tertulis SOP untuk menangani
kasus yang akan ditangani IGD
d. Adanya ketentuan
tertulis tentang manajemen
informasi medis prosedur rekam
medik
e. Ada prosedur tetap
mengenai penggunaan obat
dan alat untuk life saving sesuai
dengan standar
1. SS Sangat
Setuju, diberi nilai 4
2. S Setuju
diberi nilai 3 3.
KS Kurang Setuju diberi
nilai 2 4.
TS Tidak setuju diberi
nilai 1
Kuisioner Rasio
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
2. Waktu yang
dipergunakan atau lamanya
melaksanakan pekerjaan,
a.
Rumah Sakit perlu
menyelenggaraka n pelayanan
gawat darurat secara terus
menerus selama 24 jam, 7 hari
dalam seminggu.
b. Jam buka
pelayanan gawat darurat standar
24 jam
c. Waktu tanggap
pelayanan dokter di gawat darurat,
standar ≤ 5 menit
terlayani setelah pasien datang.
1. SS Sangat
Setuju, diberi nilai 4
2. S Setuju
diberi nilai 3 3.
KS Kurang Setuju diberi
nilai 2 4.
TS Tidak setuju diberi
nilai 1
3. Jumlah kesalahan
dalam melaksanakan pekerjaan,
a. Kesalahan
tentang adanya pasien yang
diharuskan membayar uang
muka standar 100.
b. Kesalahan
prosedur mengenai
penggunaan obat dan alat untuk
life saving sesuai dengan standar
c. Kesalahan
Prosedur media tertulis berisi
tanggung jawab dokter
1. SS Sangat
Setuju, diberi nilai 4
2. S Setuju
diberi nilai 3 3.
KS Kurang Setuju diberi
nilai 2 4.
TS Tidak setuju diberi
nilai 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
d. Kesalahan
prosedur media tertulis berisi
batasan tindakan medis
e. Kesalahan
prosedur media tertulis berisi
protokol medis untuk kasus-
kasus tertentu yang
mengancam jiwa
4. Jumlah dan jenis
pemberian pelayanan dalam
bekerja a.
Ada Dokter terlatih sebagai
kepala Instalasi Gawat Darurat
yang bertanggung
jawab atas pelayanan di
Instalasi Gawat Darurat.
b. Ada Perawat
sebagai penanggung
jawab pelayanan keperawatan
gawat darurat
c. Semua tenaga
dokter dan keperawatan
mampu melakukan teknik
pertolongan hidup dasar
Basic Life Support.
1. SS Sangat
Setuju, diberi nilai 4
2. S Setuju
diberi nilai 3 3.
KS Kurang Setuju diberi
nilai 2 4.
TS Tidak setuju diberi
nilai 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
d. Ada jadwal jaga
harian bagi konsulen, dokter
dan perawat serta petugas non
medis yang bertugas di
Instalasi Gawat Darurat IGD.
e. Pelayanan
radiologi, hematologi,
kimia, mikrobiologi dan
patologi harus di organisir diatur
sesuai kemampuan
pelayanan rumah sakit
f. Ada pelayanan
transfusi darah selama 2 jam
g. Ada ketentuan
tentang pengadaan
peralatan obat- obatan life
saving, cairan infus sesuai
dengan stándar dalam Buku
Pedoman Pelayanan Gawat
Darurat Depkes yang berlaku
h. Ada Rekam
Medik yang disediakan untuk
setiap kunjungan i.
Tenaga cadangan untuk unit diatur
dan disesuaikan dengan
kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
j. Ada jadwal jaga
harian bagi konsulen, dokter
dan perawat serta petugas non medis
yang bertugas di Instalasi Gawat
Darurat IGD.
k. Pelayanan
radiologi, hematologi, kimia,
mikrobiologi dan patologi tidak
perlu di organisir diatur sesuai
kemampuan pelayanan rumah
sakit.
l. Ada pelayanan
transfusi darah selama 2 jam
m. Waktu tanggap
pelayanan dokter di gawat darurat,
standar ≤ 5 menit
terlayani setelah pasien dating
B. Aspek
kualitatif Pelayana
n 1.
Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan,
a. Unit mempunyai
bagan organisasi yang dapat
menunjukkan hubungan antara
staf medis, keperawatan, dan
penunjang medis serta garis
otoritas, dan tanggung jawab.
1. SS Sangat
Setuju, diberi nilai 4
2. S Setuju
diberi nilai 3 3.
KS Kurang Setuju diberi
nilai 2 4.
TS Tidak setuju diberi
nilai 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
b. Instalasi Gawat
Darurat tidak perlu ada bukti
tertulis tentang pertemuan staf
yang dilakukan secara tetap dan
teratur membahas masalah
pelayanan gawat dan langkah
pemecahannya
c. Rincian tugas
tertulis sejak penugasan harus
selalu ada bagi tiap petugas
d. Pada saat mulai
diterima sebagai tenaga kerja
harus selalu ada untuk
melaksanakan masin-masing
tugasnya
e. Ada program
penilaian untuk kerja sebagai
umpan balik untuk seluruh staf
f. Ada daftar
petugas, alamat dan nomor
telephone g.
Ada program orientasi
pelatihan bagi petugas baru
yang bekerja di instalasi gawat
darurat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
h. Ada program
tertulis tiap tahun tentang
peningkatan keterampilan bagi
tenaga di Instalasi Gawat Darurat.
i. Ada latihan
secara teratur bagi petugas
Instalasi Gawat Darurat dalam
keadaan menghadapi
berbagai bencana disaster
2. Tingkat kemampuan
dalam bekerja a.
Kemampuan menangani life
saving anak dan dewasa, standar
100;
b. Pemberi
pelayanan ke gawat daruratan
yang bersertifikat “yang masih
berlaku”, standar 100.
c. Ketersediaan tim
penanggulangan bencana, standar
1 tim.
d. Kepuasan
pelanggan, standar
≥ 70. e.
Kematian pasien ≤ 24 jam, standar
≤ 2 per 1000 pindah ke
pelayanan rawat inap setelah 8
jam 1.
SS Sangat Setuju, diberi
nilai 5 2.
S Setuju diberi nilai 4
3. KS Kurang
Setuju diberi nilai 3
4. TS Tidak
setuju diberi nilai 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
3. Kemampuan
menganalisis datainformasi,
kemampuankegagal an menggunakan
mesinperalatan, a.
Semua pasien yang masuk
melalui Triase. Bila perlu triase
dilakukan sebelum
indentifikasi.
b. Triase sebaiknya
dilakukan hanya oleh dokter yang
berijazah berpengalaman.
c. Triase sangat
penting untuk penilaian ke
gawat daruratan pasien dan
pemberian pertolongan
terapi sesuai dengan derajat ke
gawat daruratan yang dihadapi
d. Petugas triase
juga bertanggung jawab dalam
organisasi dan pengawasan
penerimaan pasien dan
daerah ruang tunggu.
1. SS Sangat
Setuju, diberi nilai 4
2. S Setuju
diberi nilai 3 3.
KS Kurang Setuju diberi
nilai 2 4.
TS Tidak setuju diberi
nilai 1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
e. Rumah Sakit
yang hanya dapat memberi
pelayanan terbatas pada
pasien gawat darurat dapat
mengatur untuk rujukan ke rumah
sakit lainnya
f. Pasien dengan ke
gawatan yang mengancam
nyawa harus selalu di
observasi dan dipantau oleh
tenaga terampil dan mampu
g. Tersedia alat
untuk membaca foto untuk
akomodasi staf radiologi
h. Tersedia alat dan
obat untuk Life Saving sesuai
dengan standar pada Buku
Pedoman Pelayanan Gawat
Darurat yang berlaku.
4. Kemampuan
mengevaluasi keluhankeberatan
konsumenmasyarak at
a.
Dokter menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan
dan disetujui oleh pasienkeluarga
informed consent.
1. SS Sangat
Setuju, diberi nilai 5
2. S Setuju
diberi nilai 4 3.
KS Kurang Setuju diberi
nilai 3 4.
TS Tidak setuju diberi
nilai 2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Lanjutan
Variabel X Aspek
Indikator Parameter
Alat Ukur Alat
Ukur Skala
Ukur
b. Bila pasien
menolak pemeriksaan dan
atau tindakan medik,
penunjang, ranap,
pasienkeluarga menandatangani
surat penolakan
c. Pasien tanpa
pengantar dan dalam kondisi
tidak sadar, dokter atau
paramedis berhak melakukan
tindakan penyelamatan
bila terdapat kondisi yang
mengancam jiwa pasien.
d. Pemeriksaan
penunjang, dokter membuat
pengantar ke unit terkait dan
mengonfirmasi lewat telpon,
pengambilan sampel
laboratorium dilakukan di
ruang gawat darurat, untuk
pemeriksaan rontgen,
paramedik mengantarkan
pasien ke unit radiologi
e. Ada program
tertulis setiap tahun bagi
peningkatan ketrampilan
dalam bidang gawat darurat
untuk pegawai rumah sakit dan
masyarakat
Universitas Sumatera Utara
3.6.2. Metode Pengukuran Variabel Dependen Y
Pengukuran Variabel Dependen Y disajikan dalam tabel 3.2
Tabel 3.3. Pengukuran Variabel Dependen Y
Variabel Y Aspek
Indikator Parameter
Hasil Ukur
Skala Ukur
Waktu Tanggap Kecepatan
pelayanan Kecepatan pelayanan adalah
selisih antara waktu pasien masuk ke pintu Instalasi Gawat
Darurat IGD dengan waktu respon dari petugas instalasi
gawat darurat yang di ukur dalam menit
Menit Rasio
Ketepatan pelayanan
Ketepatan pelayanan adalah total waktu yang digunakan untuk
melakukan tindakan Survei primer dan survei sekunder yang
diukur dari waktu pasien masuk ke pintu Instalasi Gawat
Darurat IGD dengan waktu respon dari petugas instalasi
gawat darurat yang di ukur dalam menit.
Menit
3.7. Metode Analisa Data
Analisa data adalah dalam rangka melakukan uji hipotesis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Teknik Analisis Deskripsi
Teknik Analisis Deskripsi yaitu pemaparan data-data penelitian meliputi karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin juga data mengenai jenis penyakit
pasien.
Universitas Sumatera Utara
2. Teknik Analisis Bivariat
Teknik Analisis Bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan variabel Y. Untuk melakukan analisis korelasi digunakan rumus korelasi Product
Moment dari Pearson yaitu : r
=
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
− =
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
xy
Keterangan : r
xy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y åX = jumlah total skor X
åY = jumlah total skor Y N= jumlah subyek
Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus di atas akan menghasilkan koefisien korelasi r
xy
. Menurut Sugiyono 2002 pedoman untuk memberikan
interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
No. Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
1. 0,80 – 1,000
Sangat Kuat 2.
0,60 – 0,799 Kuat
3. 0,40 – 0.599
Cukup Kuat 4.
0,20 – 0,399 Rendah
5. 0,00 – 0,199
Sangat Rendah Kemudian koefisien tersebut di interpretasikan dan di konsultasikan dengan
tabel korelasi product moment pada taraf siginikasi 5 .
Universitas Sumatera Utara
a. Jika perolehan nilai p
hitung
0.05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.
b. Jika nilai r korelasi berkisar antara -1 sd +1. Semakin mendekati 1 maka
korelasi semakin mendekati sempurna. Sementara nilai negatif dan positif mengindikasikan arah hubungan. Arah hubungan yang positif menandakan
bahwa pola hubungan searah atau semakin tinggi A menyebabkan kenaikan pula B A dan B ditempatkan sebagai variabel.
3. Teknik Analisis Multivariat korelasi
Adapun Teknik Analisa Korelasional Multivariat ialah teknik analisa korelasi yang mendasarkan diri pada lebih dari dua variabel. Analisis ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen X
1
, X
2
,…X
n
terhadap variabel dependen Y secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen X
1
, X
2
,……X
n
secara serentak terhadap variabel dependen Y. nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai
semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono 2007 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
a. 0,00 - 0,199 = sangat rendah
b. 0,20 - 0,399 = rendah
c. 0,40 - 0,599 = cukup kuat
d. 0,60 - 0,799 = kuat
e. 0,80 - 1,000 = sangat kuat
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Permata Bunda Medan
4.1.1. Kedudukan dan Tugas Pokok
a. Rumah Sakit Permata Bunda Medan adalah rumah sakit swasta kelas B.
Rumah sakit ini mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan sub spesialis terbatas. Rumah sakit ini juga menampung pelayanan rujukan dari
rumah sakit kabupaten.
b. Rumah Sakit Permata Bunda dipimpin oleh seorang kepala yang disebut
Direktur Utama
Berdasarkan SK.Menkes No. 712MENKESSKVI2010 tentang Izin organisasi Rumah Sakit Permata Bunda Medan mempunyai tugas mewujudkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan masyarakat secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta tidak memandang
suku, agama dan kedudukan.
4.1.2. Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya, Rumah Sakit Permata Bunda Medan mempunyai fungsi :
a. PembinaanPromotif
b. PencegahanPreventif
c. PengobatanKuratif dan
56
Universitas Sumatera Utara