4.3.1.4. Tabulasi Silang Dimensi Kualitatif Pelayanan dengan Ketepatan Waktu Tanggap
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Dimensi Kualitatif Pelayanan dengan Ketepatan Waktu Tanggap
No. Kualitatif
Pelayanan X2
Ketepatan Waktu Tanggap Y r
korelasi Kategori
P value
Uji t Keterangan
Kesimpulan t
hitung t
tabel
1. Ketepatan kerja
dan kualitas pekerjaan
0,385 Rendah
0,025 2,004
1,693 t
hitung
≥ t
tabel
Hubungan rendah dan
Signifikan
2. Tingkat
kemampuan dalam bekerja
0,466 Cukup
kuat 0,005
1,916 1,693
t
hitung
≥ t
tabel
Hubungan cukup kuat
dan Signifikan
3. Kemampuan
Menganalisis DataInformasi
0,298 Rendah
0,009 1,911
1,693 t
hitung
≥ t
tabel
Hubungan rendah dan
Signifikan
4. Kemampuan
Mengevaluasi KeluhanKeber
atan KonsumenMas
yarakat 0,565
Cukup kuat
0,001 1,899
1,693 t
hitung
≥ t
tabel
Hubungan rendah dan
Signifikan
Adapun penjelasan dari tabel di atas adalah sebagai berikut :
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tabulasi silang antara dimensi ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan dengan variabel ketepatan waktu tanggap di
peroleh nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 2,0041,693, dan nilai P value sebesar 0,025 0,05 dengan nilai r sebesar 0,385, Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa dimensi ketepatan
kerja dan kualitas pekerjaan dengan variabel ketepatan waktu tanggap memiliki kekuatan hubungan yang rendah dan signifikan.
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa hasil tabulasi silang antara dimensi tingkat kemampuan dalam bekerja dengan variabel ketepatan waktu tanggap di
Universitas Sumatera Utara
peroleh nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 1,9161,693, dan nilai P value sebesar 0,025 0,05 dengan nilai r sebesar 0,466, Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa dimensi tingkat
kemampuan dalam bekerja dengan variabel ketepatan waktu tanggap memiliki kekuatan hubungan yang cukup kuat dan signifikan.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tabulasi silang antara dimensi kemampuan menganalisis datainformasi dengan variabel ketepatan waktu tanggap di
peroleh nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 1,9111,693, dan nilai P value sebesar 0,009 0,05 dengan nilai r sebesar 0,298, Dari hasil ini dapat dijelaskan bahwa dimensi
kemampuan menganalisa datainformasi dengan variabel ketepatan waktu tanggap memiliki kekuatan hubungan yang rendah dan signifikan
. Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa hasil tabulasi silang antara dimensi
kemampuan mengevaluasi keluhankeberatan konsumenmasyarakat dengan variabel ketepatan waktu tanggap di peroleh nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 1,8991,693, dan nilai P value sebesar 0,001 0,05 dengan nilai r sebesar 0,565, Dari hasil ini
dapat dijelaskan bahwa dimensi kemampuan mengevaluasi keluhankeberatan konsumenmasyarakat dengan variabel ketepatan waktu tanggap memiliki kekuatan
hubungan yang cukup kuat dan signifikan.
4.4. Analisis Mutlivariat Korelasi Analisis Korelasi Ganda atau R
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen X
1
, X
2
,…X
n
terhadap variabel dependen Y secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel
Universitas Sumatera Utara
independen X
1
, X
2
,……X
n
secara serentak terhadap variabel dependen Y. nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi
semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah.
Menurut Sugiyono 2007 pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.8. Interpretasi Koefisien Korelasi
No Koefisien Korelasi
Interpretasi Koefisien Korelasi
1. 0,00 - 0,199
Sangat rendah 2.
0,20 - 0,399 Rendah
3. 0,40 - 0,599
Cukup Kuat 4.
0,60 - 0,799 Kuat
5. 0,80 - 1,000
Sangat Kuat Sumber :Sugiyono 2007
Hasil dari uji multivariat korelasi dengan menggunakan 2 cara yaitu untuk mendapatkan nilai koefisien korelasi Pearson Correlation dan untuk mendapatkan
nilai std.error dan nilai sig. digunakan uji regresi secara simultan kedua variabel X Dimensi Kuantitatif Pekerjaan dan Dimensi Kualitatif Pekerjaan terhadap variabel
Y waktu tanggap. Hasil analisa tersebut di rangkum pada tabel 4.8. dibawah ini.
Tabel 4.9. Identifikasi variabel dominan Hubungan Penatalaksanaan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap Keperawatan Di Ruang Instalasi Gawat
Darurat IGD Rumah Sakit Permata Bunda 2014 No.
Variabel Koefisien
Korealsi B
S.E P
1. Dimensi Kuantitatif
Pelayanan X1 0,057
0,013 0,011
0,024
2. Dimensi Kuantitatif
Pelayanan X2 0,069
0,016 0,012
0,022
3. Konstanta
1,522 0,751
0,051
Sumber : data diolah 2015
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui ada dua variabel penelitian yaitu Dimensi kuantitatif pekerjaan X1 dan Dimensi kualitatif pekerjaan X2 yang
memiliki hubungan sangat rendah namun signifikan p0,05 dengan waktu tanggap. Jika di lihat dari nilai koefisien korelasi Pearson Correlation dan tabel
Interpretasi Koefisien Korelasi, kedua variabel memiliki hubungan yang sangat rendah dengan waktu tanggap. Jika dilihat dari hubungan yang kuat dengan waktu
tanggap, maka nilai koefisien korelasi Pearson Correlation yang paling besar adalah nilai Dimensi Kualitatif Pekerjaan X2 yaitu sebesar 0,069.
Untuk mengetahui tingkat signifikansi koefisien korelasi ganda di uji secara keseluruhan. Hipotesis yang diajukann dalam pembahasan ini adalah:
a. Ho : Dimensi kualitatif pekerjaan X2, Dimensi kuantitatif pekerjaan X1 X1
tidak berhubungan secara simultan dan signifikan dengan waktu tanggap. b.
Ha : Dimensi kualitatif pekerjaan X2, Dimensi kuantitatif pekerjaan X1 X1 berhubungan secara simultan dan signifikan dengan waktu tanggap.
Berdasarkan tabel model summary diperoleh nilai probabiltas sig.F change = 0,000. Karena nilai sig.F change 0,039 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya Dimensi kualitatif pekerjaan X2, Dimensi kuantitatif pekerjaan X1 berhubungan secara simultan dan signifikan dengan waktu tanggap.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat IGD Rumah
Sakit Permata Bunda 2014 5.1.1. Hubungan Dimensi Kuantitatif Pekerjaan dengan Kecepatan Waktu
Tanggap Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014
Dari hasil tabulasi silang antara dimensi proses kerja dan kondisi pekerjaan dengan variabel kecepatan waktu tanggap memiliki hubungan yang rendah dan
Signifikan. Dimensi Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan dengan variabel kecepatan waktu tanggap memiliki kekuatan hubungan yang sangat
rendah dan Signifikan. Dimensi Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan dengan variabel kecepatan waktu tanggap memilki hubungan yang sangat rendah dan
signifikan. Dimensi Jumlah Dan Jenis Pemberian Pelayanan Dalam Bekerja dengan variabel kecepatan waktu tanggap memiliki hubungan yang sangat rendah dan
Signifikan. Penelitian menunjukkan bahwa beban yang terlalu berat berhubungan dengan
erat dengan menurunnya kepercayaan, berkurangnya motivasi kerja, dan meningkatnya kemangkiran. Beban kerja berlebihan juga menyebabkan menurunnya
mutu pengambilan keputusan, merosotnya hubungan interpersonal, dan naiknya kecelakaan B.L. Margolis dalam James L. Gibson, 1994.
76
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian di atas seiring dengan pernyataan Irwandy 2007, yang menyatakan bahwa beban kerja adalah frekuensi kegiatan rata-rata dari masing-
masing pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang
terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang perawat menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. Beban kerja berkaitan erat dengan produktifitas tenaga
kesehatan, di mana 53,2 waktu yang benar-benar produktif yang digunakan untuk pelayanan kesehatan langsung dan sisanya 39,9 digunakan untuk
kegiatan penunjang. Hasil penelitian di atas juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Prawitasari 2006 tentang hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan keselamatan pasien di Rumah Sakit Husada Jakarta, menyimpulkan perawat
pelaksana mempunyai beban kerja kategori tinggi, masih ada masalah keselamatan pasien yang buruk dan terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja perawat
pelaksana dengan keselamatan pasien. Hasil penelitian di atas juga masih relevan dengan hasil penelitian penelitian
Astuti 2009 tentang hubungan beban kerja perawat IGD dengan waktu tanggap pelayanan keperawatan gawat darurat di RSU Kabupaten Magelangmenyimpulkan
Beban kerja perawat IGD RSU Kabupaten Magelang dalam kategori berat, yaitu banyaknya jumlah pasien yang ditangani sesuai dengan konsep respons time waktu
tanggap selama 5 menit dan waktu definitive ≤ 2 jam. Waktu tanggap pelayanan
keperawatan gawat darurat dalam kategori lambat. Ada hubungan antara beban kerja
Universitas Sumatera Utara
perawat IGD RSU Kabupaten Magelang dengan waktu tanggap pelayanan keperawatan gawat darurat.
5.1.2. Hubungan Aspek Dimensi Kuantitatif Pekerjaan dengan Ketepatan Waktu Tanggap Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Permata Bunda 2014
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil tabulasi silang antara dimensi Proses kerja dan kondisi pekerjaan dengan variabel ketepatan waktu tanggap
memiliki hubungan yang cukup kuat dan Signifikan. Dimensi Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan dengan variabel ketepatan waktu
tanggap memiliki hubungan yang cukup kuat dan Signifikan. Dimensi Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan dengan variabel ketepatan waktu tanggap
memiliki hubungan yang cukup kuat dan Signifikan. Dimensi jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja dengan variabel ketepatan waktu tanggap
memiliki hubungan yang cukup kuat dan Signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian Lubis 2007, menyimpulkan
terdapat pengaruh beban kerja berdasarkan: waktu, standar kerja, standar kelonggaran dan kuantitas kegiatan pokok terhadap efektivitas pekerjaan perawat di Instalasi
Rawat Inap RSU dr. Pirngadi Medan. Mayoritas yang menjadi beban kerja perawat pada beban kerja kuantitatif adalah banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan demi
kesehatan dan keselamatan penderita sedangkan pada beban kerja kualitatif yaitu tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan asuhan keperawatan penderita di
IGD demikian juga dengan pekerjaan perawat dalam pelayanan ke gawat daruratan di asumsikan di pengaruhi oleh beban kerja.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian di atas masih relevan dengan penelitian Girsang 2005 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu tanggap petugas kesehatan
menyimpulkan bahwa: a 67,5 responden menyatakan tugasnya pada bidang ke gawat daruratan merasakan bebannya lebih berat dibandingkan petugas di ruangunit
kerja yang lain, b 80,0 responden menyatakan fasilitas dan sarana pendukung yang tersedia pada kategori sedang karena masih ada fasilitas dan peralatan yang
seharusnya jumlah dan kualitasnya belum sesuai dengan standar, c 77,5 responden menyatakan standar prosedur pelayanan pada kategori sedang karena telah
dilakukan orientasi pengenalan tugas dan lapangan bagi petugas yang baru, pertemuan reguler antara semua tenaga medik, serta disiplin terhadap waktu kerja.
Selanjutnya Jika dilihat dari nilai r korelasi dari tabel di atas, maka dapat digambarkan Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat Dengan Respon
Time Keperawatan Di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014 di peroleh Nilai korelasi adalah positif 0,449. Berdasarkan Tabel 4.11mengenai
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi nilai ini berada pada 0,40 - 0,599 yaitu kategori cukup kuat. Besaran angka korelasi menunjukkan bahwa
korelasi antara Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat Dengan Waktu Tanggap berada dalam kategori cukup kuat sementara nilai positif mengindikasikan pola
hubungan antara Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Respon adalah searah semakin tinggi Prosedur maka semakin tinggi pula waktu tanggap. Perolehan
Sig. 2-tailed 0.043 0,05 yang menandakan bahwa hubungan yang terjadi adalah signifikan.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3. Hubungan Dimensi Kualitatif Pekerjaan dengan Kecepatan Waktu Tanggap Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Permata Bunda 2014
Dari hasil tabulasi silang antara dimensi ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan dengan variabel kecepatan waktu tanggap memiliki hubungan yang rendah dan
Signifikan. Dimensi tingkat kemampuan dalam bekerja dengan variabel kecepatan waktu tanggap memiliki kekuatan hubungan yang rendah dan Signifikan. Dimensi
kemampuan menganalisis datainformasi dengan variabel kecepatan waktu tanggap memiliki hubungan yang rendah dan Signifikan. Dimensi kemampuan mengevaluasi
keluhankeberatan konsumenmasyarakat dengan variabel kecepatan waktu tanggap memiliki hubungan yang sangat rendah dan Signifikan.
Hal di atas sesuai dengan pendapat Bernardin dan Russel Keban, 2008 yang mendefinisikan kinerja pada aspek yang ditekankan adalah catatan tentang outcome
atau hasil akhir yang di peroleh setelah suatu pekerjaan atau aktivitas dijalankan selama kurun waktu tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja hanya mengacu
pada serangkaian hasil yang di peroleh seorang pegawai selama periode tertentu dan tidak termasuk karakteristik pribadai pegawai yang di nilai.
Penelitian Otani dkk tahun 2007 di Rumah Sakit Metropolitan St Louis mid- Missouridi Amerika Serikat tentang kualitas pelayanan keperawatan dengan kepuasan
pasien didapat hasil 50 pasien tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan dimana pelayanan yang diberikan perawat kadang terlambat responsiveness. Dari
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perlunya Kualitatif Pekerjaan baik itu
Universitas Sumatera Utara
kualitas pelayanan maupun sarana lainnya yang behubungan dengan kecepatan pelayanan ataupun waktu tanggap.
5.1.4. Hubungan Dimensi Kualitatif Pekerjaan dengan Ketepatan Waktu Tanggap Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Permata Bunda 2014
Dari hasil tabulasi silang antara dimensi ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan dengan variabel ketepatan waktu tanggap memiliki hubungan yang rendah dan
Signifikan. Dimensi tingkat kemampuan dalam bekerja dengan variabel ketepatan waktu tanggap memiliki hubungan yang cukup kuat dan Signifikan. Dimensi
kemampuan menganalisis datainformasi dengan variabel ketepatan waktu tanggap
memiliki hubungan yang rendah dan Signifikan. Dimensi kemampuan mengevaluasi
keluhankeberatan konsumen masyarakat dengan variabel ketepatan waktu tanggap
memiliki hubungan yang cukup kuat dan Signifikan.
Salah satu indikator keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat darurat adalah ketepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita
gawat darurat baik pada keadaan rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap sangat tergantung kepada kecepatan yang tersedia serta
kualitas pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat sejak di tempat kejadian, dalam perjalanan hingga pertolongan rumah sakit
Moewardi, 2003. Hasil penelitian di atas juga masih sejalan dengan penelitian Levina, dkk
2013 tentang Saredimensi Mutu Pelayanan Pada Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur Kabupaten Maluku Tenggara Tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden Rumah Sakit Umum Daerah Karel Sadsuitubun Langgur menyatakan cukup baik terhadap
ketepatan waktu 98.7, informasi 85.0, dan hubungan antar manusia 95.0. Berbeda halnya dengan kenyamanan 65.0, dimana sebagian besar responden
menyatakan kurang nyaman. Adapun pengertian dari hasil penelitian ini adalah bahwa pasien memerlukan ketepatan waktu dalam pemeriksaan rutin perawat.
5.1.5. Analisa Multivariat Korelasi Dimensi Kuantitatif Pekerjaan X