memecahkan material ke dalam bagian –bagian sehingga dapat dipahami struktur
organisasinya. Hasil belajar ini mencerminkan tingkat intelektual lebih tinggi daripada pemahaman dan penerapan karena memerlukan pemahaman isi dan
bentuk struktural materi pembelajaran yang telah dipelajari. 5 Sintesis synthesis, mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian
–bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru. Hasil belajar bidang ini menekankan
perilaku kreatif, dengan penekanan dasar pada pembentukan struktur atau pola –
pola baru. 6 Penilaian evaluation, mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai
–nilai materi pembelajaran untuk tujuan tertentu. Hasil belajar bidang ini adalah paling tinggi dalam hirarki kognitif. Anni dkk, 2006:7-
8
2.2 Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif umumnya didefinisikan sebagai metode instruksional yang mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif
adalah pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik daripada berpusat pada guru. Untuk mengaktifkan peserta didik, kata kunci yang dipegang guru
adalah adanya kegiatan yang dirancang untuk dilakukan siswa baik kegiatan berfikir dan berbuat. Fungsi dan peran guru lebih banyak sebagai fasilitator.
9
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Pembelajaran Berpusat Pada Guru dan Siswa Pembelajaran yang berpusat pada guru
Pembelajaran yang berpusat pada siswa
Guru sebagai pengajar
Penyampaian materi pembelajaran dominan melalui ceramah
Guru menentukan apa yang mau
diajarkan dan bagaimana siswa mendapatkan informasi yang mereka
pelajari
Guru sebagai fasilitator dan bukan penceramah
Fokus
pembelajaran pada siswa bukan guru
Siswa aktif belajar
Siswa mengontrol proses belajar dan
menghasilkan karya sendiri tidak mengutip dari guru
Pembelajaran bersifat interaktif
Perbedaan kegiatan siswa dan guru pada strategi mengajar berpusat pada siswa:
Tabel 2.2 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Strategi Mengajar yang Berpusat pada Siswa
Kegiatan guru pada strategi mengajar yang berpusat pada siswa
Kegiatan siswa pada strategi mengajar yang berpusat pada siswa
Membacakan
Menjelaskan
Memberikan instruksi
Memberikan informasi
Berceramah
Pengarahan tugas–tugas
Membimbing dalam tanya–jawab
Bermain peran
Menulis dengan kata–kata sendiri
Belajar kelompok
Memecahkan masalah
Diskusiberdebat
Mempraktikkan keterampilan
Melakukan kegiatan penyelidikan
Indrawati, 2009 Pembelajaran aktif menginginkan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran yang berarti dan berfikir tentang apa yang mereka lakukan. Strategi pembelajaran aktif dapat dilakukan dimanapun dari 5 menit sampai beberapa jam.
Dapat disesuaikan untuk banyaknya waktu, ukuran kelompok, umur siswa, lingkungan atau topik. Ketika menerapkan strategi pembelajaran aktif, terdapat
beberapa faktor untuk pertimbangan. Pertama, aktivitas membutuhkan tempat, guru harus selalu berpindah mengelilingi ruang kelas, berhenti pada kelompok
– kelompok yang telah dibuat. Jika guru ingin siswa mengetahui materi pelajaran,
10
guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar materi pelajaran tersebut atau mengajak siswa belajar tanpa guru. Kedua, siswa harus selalu
dikembalikan pada kelompok besar setelah aktivitas. Adanya kegunaan mengembalikan siswa pada kelompok besar setelah pembelajaran aktif
dimaksudkan agar konsep –konsep yang tidak benar, yang masih belum dapat
dipahami dapat diberikan penjelasan lebih baik oleh guru sehingga siswa mengetahui konsep
–konsep pelajaran yang salah dan yang benar. Pembelajaran aktif membuat siswa menjadi pelaku utama pembelajaran yang dapat
mengeksplorasi semua kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki. Berk 2003 dalam Yerigan 2008 menyatakan bahwa pembelajaran aktif
mengajak siswa –siswa melakukan sesuatu disamping mendengarkan guru dan
mencatat untuk membantu mereka belajar dan mengaplikasikan materi pelajaran. Meyer Jones 1993 dalam Yerigan 2008, mengemukakan bahwa
pembelajaran aktif terjadi aktivitas berbicara dan mendengar, menulis, membaca, dan refleksi yang menggiring ke arah pemaknaan mengenai isi pelajaran, ide
–ide, dan berbagai hal yang berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari.
Menurut Silberman, ketika belajar adalah aktif, siswa melakukan banyak aktivitas, dan otak siswa belajar berfikir, menyelesaikan masalah, dan menerapkan apa yang
mereka pelajari. Prince 2004 menyatakan bahwa aktivitas yang baik akan membangun
pemahaman yang mendalam tentang ide –ide penting yang dipelajari dan untuk
melakukannya, aktivitas dirancang sesuai dengan hasil pembelajaran dan mempromosikan keikutsertaan berfikir siswa. Penelitian Zwiers 2007
11
menghasilkan kesimpulan dari refleksi dan diskusi yang dilakukan, yaitu seseorang belajar lebih efektif ketika mereka secara aktif menggunakan dan
mendiskusikan topik melalui kegiatan praktis dan realistis, serta siswa dan guru dapat memahami topik dengan baik.
Penerapan strategi –strategi pembelajaran aktif dapat mengkondisikan
aktivitas belajar siswa yang berciri: a mandiri dan mengarahkan –diri, b
partisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, c bersikap kritis dan kreatif, d melakukan kolaborasi, e beraktifitas dan mengalami Action Learning, dan f
melakukan evaluasi –diri atau refleksi. Pembelajaran aktif ternyata banyak
melibatkan siswa untuk belajar bersama teman sebaya, berinteraksi dan berkomunikasi, kerjasama dan sharing. Suatu kekuatan kelompok diciptakan
untuk berbagai tujuan, seperti bersama –sama mencurahkan gagasan untuk
memecahkan satu masalah, saling memberikan tanggapan, kritik atau feedback, mengatur dan mengendalikan diri dalam mekanisme diskusi, serta saling
membangkitkan semangat dan motivasi belajar. Belajar dengan sesama teman akan menimbulkan suasana yang sejajar, menyenangkan dan tidak membosankan.
Abidin, 2005 Pembelajaran aktif dirancang untuk membuat siswa melakukan semua
kegiatan yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yaitu penguasaan dan pemahaman konsep pelajaran. Pentingnya pembelajaran yang tidak hanya
menekankan siswa untuk mendengarkan, dapat diliihat pada diagram 2.1 yang dikemukakan oleh Dale 1969 dalam Wagiran 2005. Dari diagram konis terlihat
bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran melalui pendengaran saja 12
ceramah hanya sebesar 20, sedangkan bila siswa didorong untuk berbicara dan melakukan maka penguasaan materi dapat mencapai 90.
Gambar 2.1 Diagram Konis Pembelajaran Edgar Dale Panca indera yang dimiliki siswa digunakan untuk membantu siswa
berpartisipasi aktif selama pembelajaran. Pada penelitian ini, siswa menggunakan indera penglihatannya untuk memperhatikan demonstrasi yang diharapkan
merangsang otak siswa mulai berfikir tentang demonstrasi yang dilakukan. Siswa menggunakan indera pendengaran untuk memperhatikan diskusi dan debat yang
diterapkan dalam pembelajaran aktif. Siswa menggunakan indera perabanya untuk menulis semua informasi yang diperoleh dari hasil diskusi selama pembelajaran.
Siswa dapat mengeksplorasi kemampuannya dalam berbicara di depan orang lain dalam jumlah banyak dan melatih cara berbicara ketika menyampaikan suatu
pendapat, pertanyaan maupun sanggahan. 13
Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Berdasarkan penelitian Yerigan 2008 ditemukan bahwa
selama pembelajaran dimana strategi pembelajaran aktif diterapkan, kualitas siswa meningkat rata
–rata 12. Lebih dari 75 dari seluruh siswa meningkat keberhasilannya minimal pada satu jenis mata pelajaran. Dilaporkan bahwa
partisipasi siswa meningkat rata –rata 75. Siswa yang sebelumnya menikmati
berinteraksi dengan teman sebaya secara dramatis meningkatkan interaksi mereka dan siswa yang sebelumnya memiliki partisipasi yang baik tetap menjaga derajat
partisipasi yang tinggi. Meskipun beberapa siswa 5 mengalami kesulitan membiasakan diri dari pembelajaran tradisional ceramah ke kelas yang lebih
interaktif dan mengalami penurunan interaksi. Pada penelitian tersebut, dipaparkan bahwa pembelajaran aktif
membutuhkan struktur aktivitas untuk menjauhkan perilaku yang mengganggu berteriak, berlarian, meninggalkan kelas dan tidak mengerjakan tugas. Secara
keseluruhan, 90 guru yang berpartisipasi melaporkan bahwa pelaksanaan pembelajaran aktif bermanfaat dan 65 guru melaporkan bahwa berkaitan dengan
mensukseskan siswa, mereka akan melaksanakan strategi pembelajaran aktif berkelanjutan.
Menurut Liam Kane 2004 pembelajaran aktif dideskripsikan sebagai sebuah teori, yang didalamnya tersusun prinsip
–prinsip umum tentang sifat dasar pengajaran dan pembelajaran, tetapi juga terhubung dengan pelaksanaan
metodologi pembelajaran praktis yang menyediakan banyak contoh jenis –jenis
14
aktivitas dan teknik yang berkaitan dengan pendidikan. Pendidik dapat memanfaatkan sewajarnya dengan situasi pembelajaran yang berbeda.
Liam Kane juga menegaskan bahwa dalam berbagai situasi yang diciptakan, keberhasilan metodologi pembelajaran aktif tidak hanya bergantung
pada metodologi yang digunakan saja, tetapi juga akhirnya pada rancangan yang dibuat. Berdasarkan penelitian Liam Kane, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
dari suatu pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai hal. Metode yang digunakan akan berhasil jika didukung dengan rencana pembelajaran yang dirancang baik
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dipakai, serta peran guru yang harus menjadi fasilitator yang baik sehingga kemampuan belajar siswa melalui metode
yang diterapkan dapat muncul dan berkembang. Dalam penelitiannya, D’Silva 2010 menyimpulkan bahwa pembelajaran
aktif adalah model pembelajaran yang terpusat pada tanggungjawab belajar siswa dengan mengijinkan siswa untuk ikut serta dalam pembelajaran yang
mengaktualisasikan pemikiran tingkat tinggi. Pembelajaran aktif dapat terjadi di dalam kelas dengan baik seperti ketika terjadi di luar kelas yang dapat terjadi
secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembelajaran aktif menekankan pembelajaran yang mendalam, pembelajaran yang mengalami, pembelajaran
seumur hidup dan membangun pembelajaran secara menyeluruh. Melalui pembelajaran aktif, siswa menjadi pembelajar yang mendalam, dan tingkat
pembelajaran yang mendalam dapat dievaluasi melalui berbagai macam tes. Pembelajaran aktif menekankan pembangunan secara keseluruhan dengan
mempengaruhi aspek akademik, aspek fisik dan aspek kognitif siswa. Cherney 15
2008 menyimpulkan bahwa bahan pembelajaran aktif diingat lebih baik melalui pelajaran tingkat pengantar dan tingkat lebih tinggi yang diajarkan oleh guru yang
sama. Demonstrasi dapat meningkatkan memori isi pelajaran. Menghubungkan materi pelajaran dengan diri siswa dan kehidupan nyata dapat mempertinggi
pemahaman siswa. Pada penelitian Murdoch dan Paul W. Guy 2010 disimpulkan bahwa
teknik pembelajaran aktif dengan berkelompok lebih efektif digunakan pada kelas kecil dibandingkan kelas besar. Nilai siswa kelas kecil secara signifikan
lebih tinggi dibanding kelas besar. Meskipun disebutkan pula bahwa pada penelitian sebelum mereka menyatakan bahwa tidak ada perbedaan penerapan
pembelajaran aktif antara kelas kecil ataupun kelas besar. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan pembelajaran aktif dengan
strategi Three-stage Fishbowl Decision yang dibantu dengan demonstrasi dan lembar diskusi untuk dapat membantu belajar siswa dan strategi tersebut dapat
diterapkan dalam kelas besar dengan lebih mudah. Dengan adanya demonstrasi, diharapkan dapat menarik minat dan perhatian siswa untuk memulai pembelajaran
sehingga siswa memberikan perhatian penuh selama pembelajaran. Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan harapan pembelajaran aktif
dapat efektif meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam kelas besar.
2.3 Three-Stage Fishbowl Decision