Kinerja Industri TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

keuntungan dan tingkat konsentrasi merupakan halangan masuk yang besar bagi perusahaan baru. Karena dengan keuntungan yang mereka dapatkan, perusahaan- perusahaan yang ada pada industri itu berusaha untuk meningkatkan lagi konsentrasinya.

2.4. Kinerja Industri

Kinerja pasar atau industri adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri Hasibuan, 1993. Kinerja dalam kaitannya dengan ekonomi memiliki banyak aspek, namun dipusatkan pada tiga aspek pokok yaitu efisiensi, kemajuan teknologi, dan keseimbangan dalam distribusi Jaya, 2001. Kinerja pasar dapat diartikan sebagai sebuah usaha yang disesuaikan dengan struktur dan perilaku pasar untuk tujuan akhir memperoleh keuntungan. Selain itu tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam hal kinerja adalah efisiensi, inovasi atau kualitas produk yang lebih baik karena perkembangan teknologi, serta distribusi yang merata. Dalam hubungan dengan ekonomi organisasi industri istilah efisiensi berhubungan dengan cara yang paling efektif untuk memanfaatkan sumberdaya yang langkah. Efisiensi secara sederhana adalah nilai maksimum output yang dihasilkan dari input yang minimal. Efisiensi biasanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu efisiensi teknologi teknik dan efisiensi ekonomi alokatif. Sebuah perusahaan mungkin secara teknologi lebih efisien dari yang lain kalau perusahaan itu memproduksi tingkat output yang sama dengan satu atau lebih sedikit input fisik. Adanya proses produksi yang berbeda menyebabkan tingkat semua perusahaan dapat efisien secara teknologi. Efisiensi ekonomi timbul apabila input dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga suatu tingkat output diproduksi dengan biaya serendah mungkin. Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya produksi, dapat menciptakan kontribusi terhadap nilai tambah yang diperoleh. Peningkatan dalam efisiensi terjadi bila output yang ada atau tingkat suatu output dihasilkan dengan biaya yang lebih rendah. Elemen-elemen yang terdapat di dalam kinerja pasar adalah sebagai berikut Legowo, 1996 : 1. Efisiensi dalam produksi, artinya kemampuan berproduksi secara efisien dengan menggunakan sejumlah input tertentu untuk menghasilkan nilai output yang maksimum. 2. Efisiensi dalam penyaluran, artinya kemampuan mendistribusikan hasil produksi dengan biaya rendah. 3. Efisiensi dalam mengalokasikan sumberdaya sehingga harga yang dikenakan kepada pembeli bisa rendah sesuai dengan rendahnya biaya produksi termasuk keuntungan yang normal bagi produsen. 4. Kemampuan dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, sehingga dapat diperoleh biaya produksi yang rendah dan teknik distribusi yang lebih tepat. 5. Kinerja berupa mutu, harga dan jumlah variasi produk yang sesuai dan bisa memuaskan konsumen. Konsumen atau masyarakat mengharapkan adanya kinerja yang bisa memberikan kesejahteraan kepada mereka antara lain dapat memperoleh harga yang murah, bermutu tinggi, jumlah yang cukup kesediaannya, serta mudah dan cepat diperoleh. Hal tersebut bisa diperoleh jika alokasi sumberdaya produksi bahan input, distribusi hasil produksi, dan kemampuan kemajuan teknologi semuanya dilakukan secara efisien. Semua ini dapat diperoleh jika struktur dan perilaku pasar mendukung kinerja untuk memberikan kontribusi yang baik demi kesejahteraan masyarakat Legowo, 1996. Pendekatan operasional yang sering dilakukan untuk menilai kinerja suatu industri adalah menggunakan tingkat keuntungan. Pada dasarnya tidak memungkinkan untuk mengukur besarnya pendapatan atau keuntungan perusahaan secara akurat. Banyak kendala yang dihadapi untuk mendapatkan ketepatan dalam pengukuran, karena data perusahaan tidak semuanya diduplikasikan, sehingga digunakanlah Price Cost Marginal PCM sebagai proksi dari tingkat keuntungan, maka tingkat PCM yang tinggi hanya akan tercipta apabila terdapat kekuatan monopoli atau rasio konsentrasi perusahaan yang tinggi. PCM didefinisikan sebagai suatu indikator kinerja yang merupakan perkiraan kasar dari keuntungan perusahaan. PCM dapat diperoleh dengan membagi selisih antara nilai tambah dikurangi upah yang harus dibayarkan terhadap nilai pengiriman Jaya, 2001. Nilai tambah adalah nilai total output dikurangi dengan nilai total input. Upah yang dibayarkan merupakan total pengeluaran perusahaan untuk membayar tenaga kerja. Sedangkan nilai barang yang dihasilkan adalah bagian dari nilai output perusahaan yang menunjukkan jumlah total dari hasil produksi. Pertumbuhan nilai produksi atau GROWTH diduga dapat mempengaruhi kinerja industri variabel ini dapat mempengaruhi kinerja industri karena variabel ini dapat menunjukkan permintaan pasar market demand. Jika permintaan pasar terhadap suatu barang meningkat, maka perusahaan maka akan meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintaan yang ada. Adanya peningkatan dalam jumlah produksi akan berdampak terhadap meningkatnya keuntungan yang dialami perusahaan. 100 1 t tahun dihasilkan Barang Nilai 1 t tahun dihasilkan Barang Nilai t tahun dihasilkan Barang Nilai Growth x − − − =

2.5. Dummy